A&A*24

24K 779 3
                                    

Suara dorongan brangkar yang cepat memenuhi jalan menuju unit gawat darurat . Citra hanya bisa menangis melihat menantunya yang tidak sadarkan diri dengan kondisi penuh darah . Dan yang paling membuatnya sedih dan takut adalah ada darah yang mengalir dari sela-sela kaki arin . Fikiran buruk sudah memenuhi kepalanya . Ia berharap tidak akan terjadi apa-apa dengan kedua calon cucunya .

Arin dibawa masuk kedalam ruang unit gawat darurat . Ali dan citra dilarang untuk masuk dan hanya bisa menunggu di luar . Ali tampak marah dan memukul tembok dengan tangannya yang dikepal dan berteriak .

"Arrrgghhhh!!!!"

Citra mendekati ali dan memeluk dan mengusap punggung ali seraya menenangkan .

"Sabar sayang, kamu tidak boleh seperti ini" ucap citra dengan terisak .

"Arin tertabrak mobil ma, bagaimana bisa di komplek daerah kita ada lalu lalang kendaraan . Aku yakin ini pasti kesengajaan" ucap ali menggeram kesal dan mengepalkan tangannya . Ia sendiri tak bisa menahan airmatanya . Melihat sang istri berada di jalanan dengan kondisi tidak sadarkan diri dan penuh darah membuat ali berlari cepat menghampirinya, mencoba membangunkan dan segera membawanya kerumah sakit karena tidak mendapat respon apapun dari arin .

Ali mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang .

"Aku butuh bantuanmu, aku minta tolong temukan orang yang sudah menabrak istriku" ucap ali pada seseorang dan memutus telponnya sepihak .

Ali meluruh ke lantai dan menangis disana . Ia tak tahan melihat kondisi arin yang seperti itu, katakan lah ia pria cengeng tapi ia tak peduli . Yang ia fikirkan sekarang adalah bagaimana kondisi arin .

"Tenang imran, kita serahkan semua sama allah" ucap citra yang ikut meluruh ke lantai dan menarik kepala ali kedalam pelukannya .

"Ma, apa yang terjadi? Bagaimana bisa?" Ucap magenta yang baru saja datang . Ia datang  bersama dengan bila . Mendengar kabar jika eonni-nya kecelakaan magenta melesat cepat menuju rumah sakit .

"Mama juga tidak tahu, mama hanya mendengar imran berteriak dan kondisi ka arin sudah tidak sadarkan diri" ucap citra yang kembali menangis karena mengingat kejadian tadi .

Magenta hanya berdecak kesal dan berjalan mondar-mandir di depan unit gawat darurat . Bila membantu citra untuk memapah ali dan mendudukannya di kursi tunggu . Sangat terlihat jika ali merasa takut .

Tak lama pintu terbuka membuat ali, citra, bila dan magenta dengan cepat menghampiri sang dokter .

"Bagaimana kondisi istri saya dok??" Tanya ali panik sambil memegang kedua bahu sang dokter .

"Beruntung bapak cepat membawanya kerumah sakit . Pendarahannya bisa di hentikan dan bayi dalam kandungan pasien bisa diselamatkan" jelas dokter membuat ali merasa lega .

"Pasien juga hanya mengalami luka ringan dan shock . Selebihnya tidak ada yang perlu di khawatirkan" lanjut dokter membuat ali dan yang lain berucap syukur dalam hati .

"Boleh saya menemuinya dok" tanya ali tidak sabar . Ia ingin melihat kondisi arin secara langsung .

"Boleh, setelah pasien di pindahkan ke ruang rawat inap" ucap dokter membuat ali menganggukan kepalanya .

***********************
"Heii love, bangunlah. Jangan membuatku takut" ali meraih tangan arin dan mengecupnya .

"Bersabarlah ka, mungkin ini masih efek obat . Maka dari itu ka arin masih belum sadar" ucap bila menenangkan . Ali hanya diam dan memfokuskan pandangannya pada arin .

"Ssshhhh" ringisan yang keluar dari mulut arin membuat citra, bila dan magenta dengan cepat menghampiri ranjang arin . Ali sudah bangkit dari duduknya dan mengusap pipi arin berkali-kali dengan terus berusaha membuat arin tersadar . Tak lama mata arin terbuka dan ia melihat ali ada di hadapannya .

"Love, tadi .. tadi .. aku..." ucap arin ingin menjelaskan namun terpotong saat mengingat calon bayinya .

"Anak-anaku, apa mereka baik-baik saja!!" Ucap arin panik memegangi perutnya .

"Mereka baik love, sudah kamu istirahatlah dulu . Jangan terlalu banyak berbicara" ucap ali membuat arin menghembuskan nafas lega .

Ali sangat bersyukur melihat arin yang baik-baik saja . Ia tidak akan membiarkan siapapun yang telah menyakiti keluarganya akan hidup dengan tenang . Ia berjanji itu .

Ali kembali menatap arin yang kini kembali memejamkan matanya . Ia memang meminta arin untuk kembali tertidur sebelum nanti ia akan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi .

***********************
Arin keluar dengan semangat menghampiri pedagang bubur ayam itu tanpa melihat sekitarnya . Ternyata tak jauh darinya ada sebuah mobil yang sedang mengawasi setiap pergerakan arin dengan senyum miring terpancar di wajahnya .

Saat arin sampai pada pedagang bubur itu matanya terbelalak saat melihat pedangan itu menyeringai . Arin mengalihkan pandangannya ke gerobak milik pedagang itu ternyata tak ada apapun di sana . Hanya beberapa kaleng yang entah ada atau tidak isi di dalamnya dan toples-toples kecil yang tidak berisi apapun .

Arin memundurkan langkahnya namun pria dihadapannya menahan tangan arin .

"Mau kemana?? Tunggulah disini, ada kejutan untukkmu" ucap pria itu membuat arin ketakutan . Tak lama terdengar deru kendaraan yang membuat arin menoleh menatapnya .

Lagi-lagi ia membelalakan matanya saat melihat sebuah mobil berjalan cepat ke arahnya . Ia tak bisa pergi karena tangannya di tahan oleh pria penipu ini . Arin meronta dan sesekali melihat mobil yang menuju ke arahnya semakin mendekat .

"Arrrggghhhhhh!!!!!" Teriak arin yang membuat pria yang memegangi arin tertawa puas .

Mobil itu semakin mendekat dan pria di hadapan arin melepas pegangannya dan pergi menjauh . Tubuh arin terasa kaku tak bisa bergerak melihat mobil itu semakin mendekat . Airmatanya tak bisa ia tahan . Ia hanya diam ditempat dan pasrah lalu menatap siapa yang akan mencelakainya . Tega menyakitinya yang tidak mengerti apa kesalahannya .

Matanya menatap mata seorang pria yang sedang menangis terisak dengan kondisi tubuh terikat . Setelahnya tubuhnya terhempas dan ia tak sadarkan diri .

"Sangat jelas ini unsur kesengajaan . Tapi apa maksud dan tujuannya melakukan itu pada arin" ucap yudha yang memang ada di rumah sakit . Ia mendapatkan kabar dan dengan cepat ia memesan keberangkatan pertama untuk pulang ke jakarta .

"Kamu mempunyai musuh??" Tanya yudha pada arin yang membuat semua yang ada disana melototkan matanya .

"Apa maksud papa, arin bahkan belum lama tinggal di jakarta. Bagaimana mungkin ia mempunyai musuh" ucap ali tidak terima . Arin hanya diam dengan fikiran yang terus tertuju pada pria yang menangis di mobil itu .

"Ada seorang pria didalam mobil itu, dia terus menatapku dan menangis . Dan tubuhnya terikat" ucapan arin membuat semua menoleh ke arahnya .

Berbeda dengan bila, tubuhnya menegang dan tiba-tiba ia menangis .

"Rino"

***************************
Haii haii ..
Duhh bingung mau bilang apa . Hihiihi .

Pokonya mahh enjoy dehh sama ceritanya .

Kiss kiss dari gw .

Arin & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang