Tiga hari kemudian ..
"Huueekkkk"
"Hueekkkk"
"Huekkkkk"
Arin terbangun dari tidurnya karena merasakan perutnya yang bergejolak . Dengan cepat ia berlari ke kamar mandi dan langsung memuntahkan apa yang saja yang keluar dari mulutnya . Tetapi tak ada yang keluar dari mulutnya selain lendir putih .
Arin membersihkan mulutnya dengan air dan berjalan pelan kembali ke atas ranjang . Ia kembali membaringkan tubuhnya dan memijat kepalanya yang sangat terasa pusing . Arin bangkit dari tidurnya lagi dan berjalan ke arah tempat penyimpanan obat-obatan yang mencari minyak angin .
Mengoleskan minyak angin itu pada pelipis serta lehernya . Juga tak lupa diperutnya agar terasa lebih baik . Tak lama deringan ponsel arin berbunyi yang membuat arin kembali ke ranjangnya .
Mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya . Ia tersenyum melihat ada panggilan video dari ali .
"Love" ucap arin serak sambil melambaikan tanganya .
"Love, wajahmu pucat . Kamu sakit??" Ucap ali seberang sana .
"Aku tidak apa-apa . Hanya saja perutku sangat mual dan kepalaku sedikit pusing" ucap arin menenangkan ali yang sangat terlihat jika ia sedang khawatir .
"Sudah ke dokter??" Tanya ali dengan khawatir .
"Belum, baru hari ini aku mual dan pusing . Mungkin hanya masuk angin" ucap arin tapi tak bisa membuat ali tenang .
"Sebentar jangan di matikan" ali tak muncul di layar ponsel arin membuat arin mengrenyitkan keningnya . Satu menit ali tak menampakan wajahnya membuat arin merebahkan tubuhnya dan memposisikannya menjadi miring . Meletakan ponselnya di samping bantal yang ia gunakan untuk menyandarkan ponselnya . Tak lama matanya terpejam karena rasa sakit di kepalanya .
********************
Ali pov"Maaf love aku ....." ucapanku terpotong karena melihat arin memejamkan matanya . Apa ia sedang tidur? Atau pingsan? Ahh kemana mama, bukankan aku sudah meminta tolong padanya untuk melihat arin .
"Love, heii . Kamu tertidur??" Tanyaku tapi tak ada respon apapun dari arin .
"Love jangan membuatku khawatir!!" Ya ampun kemana mama . Sampai sekarang aku tak melihatnya . Apa yang harus aku lakukan sekarang .
"Sayang? Imran menelpon mama, katanya kamu sakit??" Itu suara mama . Dan benar saja tak lama wajah mama muncul di samping arin .
"Ma, coba periksa arin? Apa dia tertidur? Atau pingsan??" Kulihat mama terkejut mendengar suaraku dan matanya melihat ke layar ponsel arin .
"Imran??"
"Ma tolong cepatlah" ucapku tak sabar . Dan mama memeriksa arin . Menepuk pipi arin tapi tetap tidak membuat arin membuka matanya .
"MAGENTA!!!!! BILA!!!!" teriakan mama membuatku semakin frutasi . Pasti arin sedang tidak dalam keadaan baik baik saja .
Aku mematikan ponselku dan menelpon davan .
"Ada apa pak" tanya davan yang masuk ke dalam ruangan sementaraku ini .
"Pesankan aku tiket ke jakarta . Aku serahkan tugas disini padamu" ucapku yang membuat davan terkejut .
"Ada apa? Kenapa terlihat khawatir?" Tanya davan . Aku bangkit dari dudukku dan merapihkan pakaianku .
"Arin sakit, dan dia pingsan barusan . Aku harus melihatnya van" ucapku tergesa-gesa .
"Baiklah" davan mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang . "Sudah selesai pak, kamu bisa pulang sekarang" inilah yang aku banggakan dari davan . Selalu bergerak cepat .
"Terimakasih van . Aku sangat meminta tolong padamu" ucapku yang merasa bersalah karena harus menyelesaikan tugas disini .
"Tidak masalah"
***************************
"Pasien tidak apa-apa bu, itu hal biasa di alami oleh ibu hamil . Morning sickness, kepala pusing, dan tubuh yang lemas memang akan selalu dirasakan oleh para ibu hamil" jelas dokter dara membuat citra, magenta dan bila terkejut ."HAMIL???" Ucap ketiganya berbarengan .
"Ya, usianya masih dua minggu . Dan saya harap ibu sama mbak juga ayahnya nanti . Membantu pasien melewati masa trimester pertama yang mungkin tidak akan mudah" jelas dokter dara yang membuat citra, magenta dan bila melongo .
"Apa ini kehamilan pertamanya?" Tanya dokter dara membuat mereka tersadar .
"Ahh, iya dok" magenta menjawab lebih dulu .
"Baiklah, tolong jaga mereka dengan baik ya? Mereka masih sangat kecil" ucapan dokter dara membuat citra, magenta dan bila hanya bisa ternganga .
"MEREKA??"
"Ya, bayinya kembar bu"
Citra tak bisa membendung rasa terkejut bercampur bahagia . Citra memeluk bila dan magenta sambil menangis bahagia . Magenta dan bila hanya bisa membungkam mulutnya tak percaya tapi setelahnya mereka tersenyum senang .
************************
"Ma, aku kenapa?" Ucap arin dan menatap citra yang tak bisa menghentikan senyumnya sejak tadi ."Kamu tidak apa apa sayang. hanya saja, kamu harus menjaga dirimu lebih baik sekarang" jelas citra membuat arin mengrenyitkan keningnya .
"Aku sakit??"
"Tidak. Tapi ada yang butuh perhatian ekstra disini" citra mengusap perut rata arin membuat arin mengalihkan matanya menatap perutnya .
Apa maksud mama?? Ya ampun aku????
"Ma aku ...." citra menganggukan kepalanya dan memeluk arin dengan erat . Arin membalas pelukan citra dan terisak di pelukannya .
Tuhan begitu baik padanya sampai ia menitipkan anugrah terindahnya secepat ini di rahimnya . Ia sangat bahagia dan sangat berterimakasih pada tuhan .
Bila dan magenta saling memeluk dari samping sambil menatap kebahagian yang terpancar dari wajah kakaknya itu . Mereka turut merasakan kebahagian atas kehamilan arin dan tak kuasa menahan tangis . Dan yang paling membuat mereka bahagia, mereka akan mempunyai dua keponakan sekaligus .
********************
Hamil?
Kembar?
Ahh pengen juga punya anak kembar . Pasti lucu banget . Apalagi kalo sepasang .Bayanginya aja udah bahagia . Apalagi ngalamin ya .
Repot-repot bahagia . HihihiUdahh ahh banyak omong ya gw . Yaudah tunggu kelanjutannya .
Kiss kiss dari gw
KAMU SEDANG MEMBACA
Arin & Ali
FanfictionRasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya . permintaannya sederhanya yaitu menikah . tapi aku harus menikah dengan siapa? aku terlalu sibuk untuk membuat kantor peninggalan almarhum ay...