KISS THE RAIN

1.1K 45 8
                                    



Sore itu air langit turun membasahi tanah. Menguarkan aroma khas tanah basah yang sangat kusukai. Setiap tetesnya yang membuatku mengingatmu. Setiap tetes yang mungkin akan selalu kusukai. Setiap tetes yang kunikmati sendiri. Setiap tetes yang melambangkan cinta Tuhan pada manusia.

Sore itu, ketika aku sendiri di teras rumah yang sepi karena semua orang memilih berdiam diri di dalam rumah atau bergelung di bawah selimut yang hangat, aku.. duduk disini, dikursi besi panjang yang pernah menjadi saksi bahwa kau ada. Bahwa kau pernah menemaniku untuk menikmati dingin hujan bersama.

Sore itu, ketika aku kembali melakukan kebiasaanku untuk menengadahkan tangan, membiarkannya basah dan menggenangkan airnya di telapak tangan, aku tersenyum. Mengingatmu yang selalu mengikuti kelakuanku. Atau hanya menatapku diam-diam dari belakang. Aku.. merindukan saat itu. Dimana hanya ada hujan, kau, dan aku.

Sore itu, ketika aku menangkup mug berisi cokelat panas yang mengingatkanku padamu, aku menatap langit luas. Di awan yang putih ke abu-abuan, saat kau tersenyum di sampingku sambil menggambar sesuatu dengan jarimu di awang-awang. Aku.. mengingatmu.

Sore itu, ketika aku duduk bersandar di kursi malas sambil menikmati suara gerimis yang berubah menjadi hujan yang tidak terlalu deras, aku ingin kembali melakukannya. Bersandar di bahumu dan kau menggenggam tanganku. Diam. Sekedar menatap air yang jatuh dan suaranya yang menghantam apapun yang ada dibawahnya. Aku.. menginginkanmu.

Sore itu, ketika hujan mulai menjadi gerimis yang cantik dan tenang, aku berdiri di tepian. Menopang dagu sambil memejamkan mata. Merasakan dingin yang menyengat kulit dan hawa lembab yang menyenangkan. Dan kau.. memelukku.

Ketika akhirnya aku berbalik untuk melihat wajahmu, kau hanya tersenyum tipis. Mengusap pipiku yang merona. Kemudian senyum itu hilang, dan saat itu aku bisa merasakan ada yang tidak beres. Kau.. terluka. Ada sesuatu yang tiba-tiba membuatku nyeri, seolah aku adalah dirimu. Bahwa aku ikut merasakan kesakitan itu meski aku tidak tahu penyebabnya. Dan kau.. memelukku lagi. Membenamkan wajahmu dibahuku.

Saat akhirnya kau melepaskan pelukanmu, lalu.. aku membuka mata.. dan aku sadar jika itu hanyalah kenangan yang semu. Bahwa mungkin tidak akan pernah terjadi. Bahwa keberadaanmu hanya fiksi yang membuatku memimpikanmu. Kau.. orang asing yang kurindu.

C A T C H YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang