Sebuahceritadimanasepasangkekasihtidakpedulidenganpasangannyasendiri. Mengabaikan hati yang sebenarnyamulaimenyiksadiri. Akankahmerekatetapmenganggapbahwasegalanyasimpelketikamasing-masingsadar akan rasa butuhsatu sama lain terasasulituntuk di penuhi?
Akumencintaimu, kau mencintaiku.
Akumendua, kau bisamelakukannya.
Akumengabaikan, kau bahkanlebihparah.
Akuberjalan, kau mungkinberlari.
Tapi ketikaakumenunggu, akankah kau tahu dan datangpadaku??
Segala yang tampaksederhanadimata orang lain, sebenarnya –mungkinataumemang- tidaksesederhanaaku yang merasa.
Initentangaku.
Tentangmu.
Tentang kita.
[S][I][M][P][L][E]
"Ya, aku tahu. Aku akan kesana sore nanti." seorang gadis berdiri di dalam lift. Kakinya mengetuk-ngetuk lantai sekedar mengusir sepi. "Iya, cerewet! Tidak usah mengingatkan, aku bukan pelupa sepertimu. Sudah, kututup!"
Matanya bergulir malas. Adiknya hobi sekali merusak mood-nya dengan ajakan makan malam bersama. Bukan, bukan karena makan malamnya yang jadi masalah, tapi dengan siapa dia akan makan malam. Ibu tiri. Ah, malas dia kalau disuruh membahas perihal tentang pernikahan kedua ayahnya. Menjengkelkan.
Sebenarnya –dia sendiri bertanya-tanya- kenapa dia begitu membenci, oh bukan membenci, gadis ini hanya sedikit tidak suka saja. Entah apa sebabnya. Mungkin belum ikhlas menerima kehadiran sosok ibu pengganti setelah kematian ibu kandungnya tiga tahun lalu. Merasa dikhianati oleh ayah serta adiknya secepat itu. Dia bahkan masih menangis jika mengingat ibunya sampai detik ini.