Cosa Nostra

190 25 8
                                    

Happy Reading

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Cosa Nostra - A

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•




"Hei, dengarkan aku! Pulang sekarang atau kau tidak akan pernah diizinkan keluar lagi oleh Presdir!"

"Kubilang tidak mau! Aku masih ingin bermain!"

"Nona, ayolah! Aku bisa dipecat kalau kau membangkang seperti ini." nyaris saja sang ajudan menangis. Sungguh, Nona-nya memang sangat ahli mendebat dan melanggar aturan. "Jam bermainmu sudah habis, Nona. Jadi, ayo pulang sebelum Presdir menyadari keterlambatan kita."

Gadis itu cemberut. "Oke. Ayo." lalu dia menatap kuda yang sudah berada pengawasan pegawai, menyempatkan diri mengelus kuda jantan itu sayang. "Aku pulang dulu. Jangan nakal, oke?"

Dua orang itu berjalan keluar dari lahan berkuda. Benar, gadis itu kelewat bosan dan memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama Hero, kuda kesayangannya yang dia dapat saat perayaan pertambahan usia tahun lalu dari tunangannya.

"Jung Hoseok~ssi, berhenti sebentar. Aku haus."

Yang dipanggil menepikan mobil. Melirik sebal pada Nona Muda kesayangan bos-nya. "Kenapa Nona selalu memanggilku begitu? Menyebalkan!"

Gadis itu terkikik geli. Dia suka sekali memanggil ajudannya seperti itu karena reaksi yang dia lihat akan tampak menggemaskan. "Aku bosan, jadi aku butuh hiburan. Dan, aku menyukai ekspresi wajahmu saat merajuk. Itu lucu, Jung Hoseok~ssi."

Pria bersurai merah itu mendengus. "Untung kau kesayangan Presdir." Hoseok berjalan keluar mobil menuju minimarket, tapi langkahnya kembali untuk menyambangi si Nona.

"Apa?" tanya gadis itu setelah membuka kaca mobil yang diketuk Hoseok.

"Bukankah Nona ingin membeli minum?"

"Ah, aku menunggu disini saja. Belikan aku susu vanilla dan roti isi. Aku sedikit lapar."

"Tapi, Nona, Presdir berpesan jika aku harus selalu berada di tempat yang sama dengan Nona."

"Ck, aku tidak akan kabur. Tenang saja. Cepatlah!"

"Tapi, Nona-"

"Semakin cepat kau dapat pesananku, maka semakin cepat kita sampai dirumah. Kau tidak mau terlambat dan mendapat amukan Presdir 'kan?"

Hoseok tampak ragu. Dia tidak pernah meninggalkan Nona-nya sedetik pun. Bahkan ketika Nona-nya ke toilet dia akan menunggu di depan pintu. Kecuali dirumah, karena di rumah semua wilayah memiliki penjaga masing-masing.

"Cepat, Oppa. Waktumu dua menit, sebelum tempat itu kembali ramai dengan antrean!"

"Baiklah. Jangan kemana-mana, jangan keluar dari mobil sebelum aku kembali, kalau perlu kunci mobilnya. Mengerti?"

"Iya. Iya. Sudah sana!"

Meski ragu, Hoseok akhirnya dengan berat hati meninggalkan Nona-nya. Mungkin ini tampak berlebihan, tapi demi gaji yang luar biasa berlimpah yang dia dapatkan tiap bulan, dirinya belum pernah dan tidak berminat melanggar perintah atasan. Menurut pengalaman, ajudan sebelumnya mati ditembak bosnya sendiri karena berani menyepelekan perintah agar tidak meninggalkan gadis kesayangannya yang berakhir gadis itu tersesat dan menghilang dua hari setelahnya dalam keadaan dehidrasi.

Hoseok menggelengkan kepala, menepis bayangan mengerikan itu. Dia memilih segera mengambil sekotak susu berukuran besar dan tiga roti isi dengan varian berbeda. Matanya tidak berhenti mencuri pandang ke luar, hanya demi memastikan bahwa gadis kesayangan bos-nya masih duduk manis dimobil sana.

C A T C H YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang