[S][I][M][P][L][E] ~ D

501 61 17
                                    

Away : in another place; far, at a great distance.

*backsound:
♡Let me know ~ BTS
♡Butterfly ~ BTS
♡2U ~ Jungkook's cover song

[S][I][M][P][L][E]

Suara gesekan sprei, selimut dan tubuh itu terdengar samar. Diiringi dengan denting jam dinding serta mesin pendingin ruangan. Suasana begitu tenang menyambut keterjagaan gadis itu. Matanya mengerjap pelan, memejam erat beberapa saat ketika pening melanda. Dia memijit pangkal hidungnya kemudian beralih pada kepala. Desisan itu menyusul suara getaran ponsel diatas meja. Kepalanya menoleh malas, tangannya bergerak menyambar benda persegi itu.

"Heung~" sapanya dengan suara serak khas bangun tidur. Penuh kemalasan.

"Mendengar jawaban itu membuatku yakin jika dia tidak berbohong."

"Kau menelponku hanya untuk mengkonfirmasi? Dasar kurang kerjaan." Nara membanting tubuhnya yang masih terasa lelah. Belum mau melepas kenikmatan ranjang empuk yang dinaunginya.

"Aku akan segera pulang. Besok aku akan menemuimu."

Lidahnya berdecak. Tahu jika seseorang sudah menggosipkan dirinya entah pagi tadi atau sejak semalam. "Tidak perlu. Nikmati saja liburanmu. Jika kau pulang kau hanya akan mengganggu acara kencanku dengan kekasihmu."

"Yakin? Tapi aku khawatir padamu, Eonni." suara seberang mengiba –lebih pada khawatir.

"Hari ini aku akan membuat perhitungan dengannya. Dasar Kim mulut besar!" Nara kembali mendesis setelah kalimat tersebut. "Jaga dirimu dan jangan lupa oleh-oleh untukku. Bye!"

Ponselnya dia lempar sembarangan ketika perutnya bergolak tidak enak. Kakinya melompat dan berlari ke toilet. Memuntahkan isi perutnya. Lemas dan kepalanya pening luar biasa. Bahkan tanpa sadar dia menerima uluran tisyu yang tersodor padanya.

Kepalanya mendongak ketika dia menyadari bahwa tidak hanya dia dalam toilet. Seseorang menyusup dengan seenak perutnya sendiri. Oh, aroma ini aroma yang sejak dulu tidak pernah berubah. Terlalu khas sampai dia hafal diluar kepala. Dia tentu saja tidak berada di apartemennya.

"Hari ini kau jadi tawananku. Tidak ada penolakan."

Nara mendelik, tapi sedetik kemudian dia hanya memberikan tatapan datar. Terlalu malas bertemu dengan pria ini. Dia masih ingat bagaimana seorang Lee –Bangsat- Hyukjae mengabaikannya setelah melempar bom yang memporak porandakan hati serta pikirannya. Kebohongan yang selama ini pria itu genggam dan justru bersikap seolah tidak ada apa-apa di telapak tangannya. Dia benci dibohongi. Dia merasa di permainkan oleh semua orang. Dia dibodohi.

Gadis itu tidak menjawab. Memilih membasuh wajah setelah menggelung rambutnya asal. Tanpa suara dia keluar dari toilet, total mengabaikan eksistensi tunangannya. Kakinya yang telanjang berjalan diatas lantai dingin, dengan lincah mengais barang-barangnya yang tercecer. Memakai jaket denimnya asal, berniat pergi jika saja tangan besar itu tidak menghalangi.

"Mau kemana?"

"Pulang."

"Disini saja."

"Kau yang memaksaku melakukan ini."

BUGH

"Akh!!" Hyukjae memekik pelan. Matanya memejam erat dengan mulut yang mengaduh. "Gadis tengik, apa yang kau lakukan?!"

C A T C H YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang