New Chapter - Jaera

25 5 0
                                    



Nyaris di penghujung 2024. Rasanya baru kemarin dia melepas pria kesayangannya untuk pergi wajib militer, tapi ternyata waktu memang secepat itu berlalu ya?

"Kau semakin tampan." katanya sambil menonton video dari salah satu aplikasi masa kini. Tidak ada senyum, wajahnya cukup datar untuk mengatakan sebuah pujian.

Eunhyuk Super Junior mutlak menjadi pelabuhan cinta pertama dan terakhirnya, mungkin. Sebab sejauh apa pun dia melangkah pada figur-figur lain di luaran sana, tetap saja pesona pria itu terlalu mematikan untuk dirinya.

Nara tidak pernah menyangka jika cintanya akan kembali berlabuh dan semakin menggila. Dia tidak pernah berpikir jika Eunhyuk akan menjadi poros diantara banyaknya figur yang mungkin lebih memiliki kelebihan dan pesona menggiurkan.

"Mau sampai kapan kau memelototi layar ponselmu, Nona?"

Nara menoleh sekilas, pasrah ketika tunangannya mengecup kening dan mengusap lembut kepalanya sebagai sapaan. "Kau sudah pulang?"

Hyukjae tidak mengindahkan acara basa-basi gadis kesayangannya. Dia menyusul duduk di sebelah Nara sambil melonggarkan dasi yang terasa mencekik leher. Tidak, dia tidak marah atau jengkel. Dia sudah biasa dan sudah berteman dengan jiwa fangirl gadis ini.

Ponsel tidak lagi menjadi pusat perhatian, Nara lebih memilih menatap pria yang sudah resmi menjadi tunangannya itu. Hyukjae dan tampilan kacaunya adalah alasan utama. Pria itu nampak seksi dengan kemeja putih polos yang tidak lagi licin ditambah bagian lengan yang di lipat asal sesiku.

"Apa?" Hukjae bertanya santai sambil mencoba melepaskan lilitan dasi dan melepas beberapa kancing teratas, menampakkan dalaman berupa kaus senada.

"Tidak ada." Nara menjawab sekenanya. Terlampau malas menjelaskan betapa dia begitu mengagumi sosok dihadapannya.

Hyukjae mau tidak mau mengulum senyum saat menyadari jika Nara terlalu lekat saat menatap. Ah, gadisnya sedang terpesona ya?

"Aku tahu aku tampan."

Godaan itu diabaikan. Nara memilih kembali memunggungi dan meringkuk di atas sofa yang sejak tadi dia duduki, menatapi ponsel yang di penuhi dengan video fancam Eunhyuk saat comeback stage atau potongan saat konser beberapa waktu lalu.

"Kukira kau benar-benar akan melupakannya setelah terjebak dengan pria Cina dan beberapa gen baru."

"Aku juga tidak menyangka akan kembali -ah, tidak, maksudku, aku semakin tergila-gila padanya." Nara menggelengkan kepalanya miris. "Dia semakin tampan, berkarisma, dan sangat seksi."

"Kurasa dia memang benar-benar cinta pertama dan terakhirmu ya?"

"Aku merasa kalau perasaanku saat ini lebih parah dari sebelumnya." mata gadis itu menerawang. Mengingat bagaimana perasaannya yang terlalu membuncah saat menatap sosok idolanya yang bisa membuatnya kagum dan bahagia.

Tidak ada respon dari Hyukjae, hal itu membuat Nara menoleh dan mendapati pria itu sedang duduk malas dan menatapnya dengan tatapan hangat ditambah usapan lembut di kepala.

"Kenapa kau diam?"

"Kau berharap aku melakukan apa?" yang dijawab dengan kedikan bahu acuh tak acuh. "Kalau ini terjadi beberapa tahun lalu, mungkin aku akan membuatmu jengkel sampai kau menangis karena kesal. Entah aku menyita laptopmu, membuang ponselmu, atau mengabaikanmu. Saat ini tidak ada yang perlu aku khawatirkan, bahkan jika kau memintaku untuk menemanimu nonton konser aku tidak keberatan."

Nara menghela napas sebelum menimpali, "kau benar, jika ini terjadi beberapa tahun lalu aku yakin kau akan..." matanya melirik Hyujae lalu mukanya meringis ngeri, kepalanya menggeleng sedikit keras tidak mau meneruskan ucapannya.

Hyukjae hanya balas tersenyum simpul, mengusak kepala gadisnya pelan sebelum beranjak dari duduk.

"Mau kemana?"

"Mandi, badanku lengket." katanya dengan posisi menunduk menatap Nara yang masih terduduk di tempat yang sama, menatap tangan mereka yang terkait ringan.

"Kau mau makan sesuatu atau dibuatkan teh hangat?"

Kening Hyukjae mengerut halus. Nara memang sudah biasa menawarkan hal itu saat dirinya pulang terlambat, hanya saja malam ini rasanya tatapan gadis itu sedikit berbeda. Ada binar lain yang mengajak dirinya untuk lebih lama duduk sekedar mendengar celotehnya. "Ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Setelah mandi mau menemaniku mengobrol?"

"Tidak gratis mengingat ini sudah terlalu larut untuk jam mengobrol."

"Besok kau libur." tandas Nara tidak mau kalah.

"Terserah." Hyukjae mengedikkan bahu, berniat pergi tapi jemarinya semakin erat di genggam.

"Baiklah. Apa yang kau inginkan?"

Nara yang cemberut itu hiburan tersendiri untuk Hyukjae. Gemas rasanya setiap kali melihat bibir gadis itu cemberut dengan tampang jengkel tapi tidak bisa melawan.

Hyukjae merunduk, menatap lurus pada mata jernih itu. Telunjuknya mengetuk bibirnya sendiri tanpa lupa menahan senyum mengejek pada tunangannya.

"Jangan macam-macam!" bibirnya memang mengancam, tapi gestur tubuhnya justru terlalu grogi. Hei, sudah berapa tahun ini? kenapa masih gugup saja jika berada di dekat Hyukjae?

"Satu kecupan bukan hal yang sulit 'kan?" Hyukjae sangat puas menggoda Nara, gadis manisnya sama sekali tidak berubah. Masih saja grogi jika dirinya meminta untuk bertindak lebih dulu.

"Kau sengaja ya?" ada binar jengkel yang tidak bisa disembunyikan, namun di saat yang sama Nara juga memohon dalam sorot agar Hyukjae berhenti menggodanya.

Hyukjae terkikik gemas, kepalanya menggeleng pelan. "Tentu saja tidak, ini kesepakatan yang harus kau bayar, Nona. Ingat, kita sedang barter. Ayo cepat lakukan sebelum-"

Cup!

Hyukjae berhasil mendapatkannya. Sebuah kecupan singkat di bibirnya dan lihat betapa Nara begitu menggemaskan karena salah tingkah.

"Sudah!" Nara belum berani menatap Hyukjae, lebih memilih mengedarkan pandangan asal tidak pada pria menyebalkan tapi sangat dia cintai itu. "Kenapa masih disini? Cepat pergi mandi!"

"Mau menemani- tidak, oke, aku akan mandi sekarang setelah itu kita mengobrol." Hyukjae sedikit terbirit sebelum Nara kesal dan mengamuk. Gadis itu kalau sudah marah memang menggemaskan, tapi dia tidak akan rela diabaikan, lebih-lebih ditinggalkan. Bukan pergi, hanya.. Nara akan menginap di rumah Cheonsa dan Hyukjae tidak mau repot membujuk sekaligus menahan rindu. Tidak, itu merepotkan.

Sedang di tempatnya Nara menggeram kesal tapi bibirnya lambat laun tersenyum. Lee Hyukjae semakin hari semakin lucu. "Kau sangat manis."

Tentu saja pujian itu tidak akan dengan mudah Nara lontarkan di hadapan pria itu, nanti yang ada dia akan besar kepala. Biarlàh Nara menyimpan segala bentuk cintanya yang begitu besar untuk dirinya sendiri. Hyukjae cukup tahu jika dia mencintainya, bukan sangat mencintainya.






Keutt~~
20 Oktober 2024

C A T C H YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang