VOICE•1

150 32 13
                                    

HAPPY READING

•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•

PROLOG

Lee Hyukjae itu tenang. Pria itu selalu bisa mengatasi masalah tanpa emosi. Dia bukan orang miskin, juga bukan orang kaya. Dia hanya berkecukupan. Bekerja menjadi seorang fotografer freelance sudah mampu memberinya tempat tinggal nyaman dan makan sehari-hari. Ah, satu fakta lagi, dia seorang yatim piatu.

Siang itu, seperti biasa dia akan istirahat di sebuah café. Kali ini café yang menjadi pilihannya adalah café dengan nuansa vintage. Tempat duduk serba kayu, lampu kuning, dan beberapa pot bunga yang menggantung di beberapa sudut. Menenangkan. Namun, itu bertolak belakang dengan keadaan hatinya sekarang.

Benar, dia tidak berada dizona tenangnya. Dia nyaris meledak karena sepupunya -Jung Hoseok- merusak kamera penting yang terdapat mega proyek yang sudah jatuh tempo lusa nanti. Jika hanya rusak mungkin dia tidak akan segusar dan seemosi ini, tapi Hoseok juga menghilangkan kartu memori yang menyimpan semua foto-foto hasil jepretan yang akan dia cetak pagi ini.

Pagi tadi rencananya Hyukjae akan mengambil kamera yang dia titipkan pada Hoseok, tapi ternyata pria bermarga Jung itu melarikan diri dan hanya meninggalkan notes bertuliskan-

"maaf, Hyung! Aku sungguh tidak sengaja. Aku janji akan mencari memorinya sampai ketemu. Aku tahu kau menyayangiku!"

-yang membuat Hyukjae meradang saat itu juga. Setelah dari sana maka dia memilih berteduh di café untuk memesan segelas Latte dingin untuk meredam otak serta hatinya yang panas.

"Pelayan!" pria itu memanggil seorang pelayan. "Aku pesan Latte dingin satu."

Pelayan itu mencatat lalu mengangguk dan undur diri. Hyukjae menatap keluar jendela sebelum menyentuh kameranya yang sudah tidak bisa terpakai. Entah bagaimana Hoseok menggunakannya sampai kaca lensanya bisa retak dan nyaris hancur seperti ini.

"Hei!" Hyukjae menoleh kesal pada sosok dibelakangnya lalu menatap kameranya yang baru saja ketumpahan Lattee. Bukan hanya kamera rusaknya- tapi juga sebagaian baju sampai celananya pun ikut basah. "Ah, sial! Kau membuatku lengket!!"

Yang ditatap hanya membungkukkan tubuh dalam dan berulang-ulang. Rautnya cemas dan jelas takut. Pelayan yang sudah menumpahkan minuman pada Hyukjae itu segera menyambar tisu dan membersihkan beberapa bagian tubuh Hyukjae yang basah. Dia pasti akan di pecat setelah ini. Ah, pekerjaan yang begitu dia cintai dan berharga akan segera lenyap dalam hitungan menit.




tbc

•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•

Lanjut?

Yes            No

•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•

#July2018

C A T C H YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang