[S][I][M][P][L][E] ~ F

420 72 24
                                    

Seenggaknya kalo g mau komen yaaa tinggalin bintangnya 😊
Thanks
Happy reading

╮(╯▽╰)╭

↖(^ω^)↗

└(^o^)┘


[S][I][M][P][L][E]

Truth : state or quality of being true; conformity with reality.

[S][I][M][P][L][E]

"Hyung!!" suara itu memekakan koridor fakultas seni.

Pria muda bergigi kelinci berlari tergesa dengan raut yang luar biasa panik. Bagaimana tidak? Saat dia ingin mengunjungi sahabat sekaligus gadis yang dia anggap sebagai kakak untuk memastikan keadaannya, dia justru di suguhi pertunjukan saling adu jotos. Atau tidak? Ini karena hanya satu pihak yang dengan bar-bar memukuli lawan mainnya yang terlentang tidak berdaya di bawah kuasanya. Bisa dia lihat memar dan darah yang merembes dari sudut bibir korban yang robek.

"Berhenti! Ada apa ini?!" Jungkook –Si pemilik gigi kelinci- membentak diantara keduanya. "Hyukkie Hyung, kau tidak apa-apa?"

"Kookie, kenapa kau menolong bedebah ini?!"

"Jiminie Hyung, ada apa lagi sekarang?"

Jimin –orang yang memukuli Hyukjae- hanya menatap sengit. Tidak berniat menjawab terlebih menjelaskan. Dia sudah cukup muak dengan kelakuan tunangan kakaknya ini. Jika dia ingat saat dirinya menyusul Nara ke toilet, rasanya dia ingin memenggal kepala si pria kurus itu.

"Kenapa dia lama sekali?" Jimin akhirnya memilih meninggalkan Naomi yang tampak tidak peduli dan menikmati makan siangnya dengan khusyuk.

Dia melangkah menuju toilet terdekat. Dia tidak bodoh, dia tahu jika Nara sengaja menghindar karena dia –memang- sengaja menyebut 'Eomma' dalam obrolan mereka, hanya bermaksud membiasakan Nara, tidak bermaksud lebih apalagi menyakiti.

Kedua matanya memicing saat menatap tulisan peringatan di pintu toilet wanita. Hanya sebuah cetakan huruf kapital dengan format bold yang memenuhi kertas F4 bertuliskan 'RUSAK', sebab Jimin yakin toilet ini tidak rusak sama sekali. Atau mungkin memang baru saja dipasang? Sepertinya masalah yang menghampirinya akhir-akhir ini sedikit memengaruhi otaknya, berefek membuat sisi waspadanya lebih menyala.

"Ah, mungkin-"

"Berhenti bersikap seolah kau peduli. Kau pembohong!"

Tubuhnya terpaku. Emosinya nyaris membakar akal sehat jika dia tidak ingat jika kakaknya baru saja 'sembuh' setelah beberapa hari. Telinganya menajam, dia harus tahu apa yang mereka bicarakan. Jimin tidak bodoh sampai tidak mengenali suara kakaknya.

C A T C H YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang