Pagi ini aku berangkat sekolah bareng sama bang akbar, ya lebih baik lah dari pada sama adit yang gagu itu. Selama di perjalanan hanya ada suara radio yang mengisi keheningan di dalam mobil. Aku dan bang akbar sama-sama diam. Kami tiba disekolah tepat saat bel akan berbunyi 5 menit lagi. Aku langsung turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih kepada abangku dan dibalas anggukan olehnya. Aku langsung menuju kelasku yang berada di lantai dua, tetapi saat aku menaiki tangga aku berpapasan dengan adit, aku hanya meliriknya sekilas dan meneruskan perjalananku menuju kelas. Aku langsung masuk kedalam kelas dan bertepatan dengan itu bel berbunyi, aku langsung menuju mejaku dan duduk dikursinya.
"napa tu muka" ucapku sambil mengeluarkan buku dari dalam tas.
"bt gue, masa iya mak gua dari semalem sampe ini pagi nonton india, kan gua jadi kaga bisa nonton tv" sahut adel
"kenapa kaga nonton tv dikamar aja? atau dikamar ade lo?"
"tv dikamar kan lagi rusak, belom diganti juga sama bapake, dan ya lo tau kan kalo ade gue gak mau ada tv di kamarnya. ah sedih gua"
"hmm"
Sesaat adel ingin bercerita lagi tetapi ternyata wali kelasku bu yuni datang masuk kelas.
"perasaan bukan jam kimia deh" ucap adel pelan
"asalamualaikum"
"Waalaikum salam" ucap kami serempak satu kelas.
"ibu kesini cuman mau ngasih kabar gembira buat kalian semua, kalian kedatangan teman baru di tahun ajaran baru ini, sini nak masuk" ucap bu yuni panjang lebar. Siswa baru tersebut masuk kedalam kelas sambil menunduk, dan langsung berdiri disebelah bu yuni, saat dia mengangkat kepalanya aku dan adel langsung tercengang karena kami berdua tidak mengira bahwa ternyata kami mengenali murid baru ini.
"heh sha sumpah gua gak salah liat kan" ucap adel lirih
"hooh, napa dia balik lagi kesini" sahutku
"silahkan perkenalkan dirimu nak" ucap bu wahyuni
"kenalin nama gue Riza Dani Irvansyah, bisa di panggil riza, gue pindahan dari Bandung, salam kenal"
"ada yang ingin ditanyakan?"
"engga bu" ucap teman-temanku serempak.
"baik riza kamu duduk disebelah haikal"
"iya bu"
Bu yuni langsung keluar kelas saat riza sudah duduk di bangku sebelah haikal. Saat riza sudah duduk di bangkunya banyak desas desus yang bilang kalo riza keren banget, cakep banget dan lain-lain yang menurut ku itu gak penting banget. Bel istirahat berbunyi dan saat itu juga aku dan adel langsung keluar kelas dan ingin menuju kantin tetapi saat kami baru sampai depan pintu ada suara yang memanggil kami berdua, saat aku dan adel noleh ternyata itu riza yang memanggil kami.
"apa" ucap adel cuek.
"gapapa, kalian mau kekantin kan ya? Gue bareng pliss" ucapnya memohon.
"hmm" sahutku.
Kami berjalan menuju kantin dengan tidak ada yang berbicara sama sekali. Saat kami sampai di kantin kami bertiga mendatangi stand bakso. Kami menatap sekeliling kantin dan mendapat bangku kosong tepat di pojok kantin. Baru aku makan beberapa suap adel langsung bertanya kepada riza yang membuat aku mendongakkan kepala.
"kenapa lo balik lagi kesini" tanya adel sarkastik
"ada yang tertinggal disini, dan gua harus ngambil itu" jawab riza dengan sendu.
"ada hubungannya sama dia?" tanyaku.
"iya" ucapnya singkat.
Aku dan adel langsung terdiam mendengar jawaban riza tadi. Aku mengalihkan pandanganku dari riza dan menatap kearah depan ternyata ada adit, abangku dan teman gang nya tatapanku dan tatapan adit saling beradu, cukup lama namun aku langsung mengalihkan pandanganku dan melanjutkan makan ku. Tetapi, baru beberapa suap aku langsung tidak nafsu lagi untuk makan.
"gua kekelas duluan, udah gak nafsu" ucapku
"gue ikut" sahut adel sambil berdiri
Aku dan adel berjalan bersisian dan melewati meja abangku dan geng nya tatapanku dan adit kembali bertemu tetapi aku langsung berlalu tanpa harus susah menyapa mereka.
***
Bel pulang berbunyi, aku dan adel masih berdiam dalam kelas karena harus menyelesaikan catatan. Kelas sudah mulai sepi hanya tersisa beberapa murid yang menyelasaikan catatannya. Saat aku dan adel telah selesai kami langsung membereskan buku kami dan ingin pulang namun ada suara yang membuat kami berhenti sejenak yang membuat kami menghentikan kegiatan kami.
"gue minta tolong sama kalian, tolong bantu gue" ucap riza memohon.
"kenapa kita harus ngebantu lo?itukan kesalahan yang lo buat" sahutku datar.
"gue mohon sama kalian tolongin gue, pliss gue pengen memperbaiki semuanya" ucapnya.
"kesalahan yang lo buat belum tentu bisa dimaafin sama dia, seharusnya lo tau kalo lo buat kesalahan lo harus bisa nyelesainnya, bukan malah pergi" sahut adel dengan emosi.
"iya gua tau gua salah tapi gua mohon sama kalian bantuin gua kali ini" ucapnya memohon.
"kita liat aja ntar" ucapku final dan langsung menarik adel meninggalkan kelas. Aku dan adel langsung menuju gerbang sekolah, aku dan adel memilih naik angkutan umum saja. Tetapi saat aku baru mau menyetop taksi ada tangan yang mencekal lengan ku.
"balik sama gua"
"adel ikut" ucapku datar
"hmm"
Aku dan adel langsung mengikuti adit dari belakang untuk menuju mobilnya. Tetapi saat aku ingin membuka pintu belakang ada suara yang mengintrupsikan ku.
"lo duduk di depan" ucapnya datar aku hanya menghembuskan nafasku lelah. Selama di perjalanan hanya keheningan yang terjadi, tidak ada yang mau membuka suara. Setelah mengantar adel pulang adit langsung mengantarku pulang. Saat aku ingin membuka pintu mobil, lagi tangan adit mencekalnya.
"siapa cowo tadi" tanyanya datar
"bukan siapa-siap" sahutku cuek
"jangan deket-deket sama cowo lain"
"kenapa lo ngelarang gue, lo bukan siapa-siapa gue"
"tapi lo calon istri gue tisha" ucapnya dengan agak nyaring.
"itu cuman perjodohan yang gak masuk akal buat gue" sahutku sambil menarik tanganku dari cekalannya dan langsung keluar dari mobil. Aku langsung berlari masuk kedalam rumah, tanpa menunggu mobilnya sudah beranjak dari depan rumah atau belum.
Hayo dia itu siapa?riza itu siapa?
Maaf deh ya kalo ada kesamaan nama, gak pengen nama-nama yang lain, biar gak ribet aja.
Jangan lupa buat coment dan vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Loved
Ficção AdolescenteCerita tentang dua remaja yang sama-sama memiliki sifat cuek namun perhatian. Dan harus disatukan oleh hubungan yang bernama pernikahan karena janji perjodohan antara kedua orang tua mereka. Tanpa mereka sadari mereka mulai memiliki rasa cinta dan i...