Author POV
Setelah menempuh perjalanan cukup lama, akhirnya adit dan tisha sampai disebuah apartemen mewah. Adit dan tisha langsung turun dari mobil langsung menuju ke unit apartemennya. Tisha jalan mengekor dibelakang adit karena ia tidak tau letak unit apartnya. Setelah adit menekan pascode, adit dan tisha masuk dan bersiap-siap untuk mandi.
"ada berapa kamar mandi?" tanya tisha
"dua" jawab adit singkat.
Tisha langsung masuk kedalam kamar untuk mengambil baju dan handuknya, kemudian keluar lagi untuk mandi DI kamar mandi luar. Adit sedikit bingung dengan tisha karena ia keluar dari kamar membawa baju serta handuk.
"lo mandi aja di dalam" ucap tisha cuek
Akhirnya mereka selesai bebersih diri, karena sangat lelah, akhirnya tisha masuk kamar dan langsung berbaring di kasur yang berada di kamar ini. Tisha tau mana mungkin ada dua kamar di dalam apart ini. Sangking lelahnya tisha langsung dapat tertidur. Saat adit baru keluar dari kamar mandi ia terkejut karena ada tisha yang sedang tertidur memunggunginya. Adit hanya cuek melihat tisha yang sudah tertidur nyenyak. Setelah selesai memakai baju, adit menyusul tidur di samping tisha, dan langsung terlelap setelahnya.
Adit merasa terganggu dengan tidurnya karena ia merasa kasurnya bergerak-gerak, saat ia terbangun ia melihat tisha yang sedang gelisah membolak-balik tubuhnya sambil memegang selimut kuat-kuat. Adit juga melihat keringat bercucuran di dahi tisha padahal ac di kamar ini nyala.
"lo kenapa?" tanya adit sambil mengguncang lengan tisha pelan.
"sakit" ucap tisha pelan
"badan lo panas, kayaknya magh lo kambuh juga deh, bentar gue cari makan" ucap adit. Walaupun ia tidak mencintai tisha namun ia tetap harus menjalankan tugasnya sebagai suami.
Adit masuk lagi kedalam kamar sambil membawa semangkuk bubur, kompresan, dan obat serta minumnya. Ia membantu tisha bangun lalu menyuapakannya pelan-pelan, tisha benar-benar lemah saat sakit, sehingga ia tidak peduli lagi dengan apa yang dilakukan adit. Setelah habis bubur satu mangkuk, tisha meminum obatnya, dan kembali dibantu adit untuk rebahan lagi. Adit kemudian mengkompres dahi tisha dengan hati-hati, adit menunggui tisha sampai jam 4 subuh, karena sangking mengantuknya adit tertidur di samping tisha dengan posisi terduduk di kursi, dan kepala yang di letakkan di sebelah tangan tisha.
"ngghh" suara tisha saat ia terbangun.
Tisha menatap jam yang berada tertempel di tembok tepat menghadapnya. Ia kaget karena sekarang pukul 10 pagi, tisha ingin segera bangun namun sesuatu menindih tangannya sehingga tisha tidak dapat menggerakkan tangannya, saat tisha melihat ketangan nya ternyata ada kepala adit yang menggunakan tangannya sebagai bantal.
Tisha kaget, sangking kagetnya ia tidak dapat mengeluarkan kata apapun. Tisha menatap wajah manis adit yang tenang saat tidur, namun tiba-tiba adit membuka mata sehingga pandangan mereka bertemu, tidak ada yang mengalihkan pandangan mereka, sampai adit bersuara.
"gue ganteng?" tanya adit pd, yang hanya tisha balas dengan pelototan mata.
"iya gue tau gue ganteng, apalagi kalo baru bangun tidur" ucap adit lagi.
"maaf ya mas, anda terlalu pd dengan tampang anda, dan ya kepalanya tolong dijauhin" ucap tisha dengan logat sopan
"eh" adit langsung menjauhkan kepalanya dari tangan tisha.
"yaudah buruan mandi, mama nyuruh kerumah" ucap adit datar.
"lah bunglon bener, tadi aja ngomongnya kaga bener, lah ini, cuek" gumam tisha namun masih dapat didengar adit, adit hanya mendiamkan dan langsung keluar dari kamar.
***
Adit dan tisha saat ini sedang berjalan menuju basemant dan langsung masuk kedalam mobil adit. Adit langsung menjalankan mobilnya dan menuju rumah mamanya.
"makasih" ucap tisha pelan.
"buat?" tanya adit bingung.
"lo mau ngerawat gue tadi malem"
"hmm, udah jadi kewajiban gue sebagai suami lo" ucap adit dengan masih memperhatikan jalanan.
"ok" ucap tisha singkat.
Selama perjalanan hanya lagu Ed Sheran- Shape Of You, yang mengalun dan menemani perjalanan adit dan tisha. Adit dan tisha sampai di rumah orang tua adit. Tisha sempat bingung karena adit membawanya kerumah orang tua adit, bukan rumah orang tuanya, tapi tisha langsung teringat bahwa mereka sudah menikah dan salahkan tisha yang lupa bertanya mereka ingin kerumah mama yang mana.
"assalamualaikum" ucap adit dan tisha bersamaan.
"waalaikum salam, anak-anak mama akhirnya dateng juga, ayo langsung aja keruang makan papa udah nunggu" ucap mama adit dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya. Adit, tisha, dan mama adit langsung keruang makan dan mendapati papa adit sedang membaca koran.
"eh adit sama tisha udah dateng, ayo langsung duduk aja" ucap papa adit tanpa mengalihkan pandangan dari korannya.
"perasaan udah siang deh, napa masih aja baca koran nih papa nya adit" ucap tisha dalam hati.
Adit dan tisha langsung duduk di kursi mereka masing-masing. Kemudian tisha mengambilakan nasi serta lauk pauk untuk adit, karena itu kewajiban, perlu ditekan kan itu kewajiban. Mama adit hanya dapat tersenyum melihat tisha yang memperlakukan adit dengan baik. Mereka makan dengan keadaan hening.
"jadi gimana tadi malam?" tanya mama adit frontal.
"apanya yang gimana mah?" tanya adit lagi
"kok tanya mama sih, kan mama nanya sama kalian berdua, yang tau jawabannya ya kalian berdua. Gimana malam tadi lancar, adit mainnya pelan gak tisha?" tanya mama adit panjang lebar.
"eh" ucap tisha kaget dengan pertanyaan mama adit.
"adit mainnya kasar ya, maafin adit ya tisha" ucap mama adit.
"kita gak ngapa-ngapain kok mah malam tadi" ucap tisha sambil tersenyum.
"loh, tisha lagi datang bulan?" tanya papa adit.
"enggak kok" ucap tisha.
Tisha POV
Astaga aku belum 17 tahun tapi udah ditanya-tanyain kaga gini, suami istri sama aja nanyanya frontal banget, salah tisha apa Ya Allah.
Tisha tidak habis pikir dengan pertanyaan kedua orang adit saat ini, ia bingun harus menjawab apa.
"adit kenapa gak olahraga malam tadi, mama kan pengen cepet-cepet dapat cucu" ucap mama adit dengan nada sedih. Aku langsung tersedak minumanku, karena aku sedang minum.
"eh minum lagi, minum lagi tisha" ucap mama adit panik. Ini mak nya oanik, lah anaknya lempeng banget sambil makan.
"adit sama tisha masih kecil ma" ucap adit
"tapi kan mama pengen punya cucu" ucap mama adit sambil memanyunkan bibirnya.
"pantes klop banget sama mama, sifatnya sama 11-12 lah sama mama" ucap tisha dalam hati
"tisha masih kelas 11 ma, adit juga bentar lagi juga bakalan repot sama ujian-ujian" ucap adit cuek.
"ok, pokoknya kalian harus giat belajar biar cepet lulus, dan kalian bisa giat buat bikinin mama cucu" ucap mama adit lagi sambil berbinar.
"hmm" sahut adit cuek
Ini gila baru satu ngadepin emak-emak kaya gini, belum lagi yang dirumah satunya, tisha tobat Ya Allah. Ntar kalo minta nya yang macem-macem kaya gini gimana. Tisha harus apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Loved
Roman pour AdolescentsCerita tentang dua remaja yang sama-sama memiliki sifat cuek namun perhatian. Dan harus disatukan oleh hubungan yang bernama pernikahan karena janji perjodohan antara kedua orang tua mereka. Tanpa mereka sadari mereka mulai memiliki rasa cinta dan i...