Aku berangkat bersama adit pagi ini, padahal aku sangat menolak untuk berangkat bersama karena apa,nanti fansnya adit bakal bikin fitnah yang kejam, kan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Aku dan adit turun bersamaan dari mobil, aku langsung berjalan meninggalkan adit yang masih mengambil tasnya yang berada di kursi belakang kemudi. Banyak mata yang menatapku bingung karena aku turun dari mobil adit lagi. Pliss jangan menatapku kaya gitu aku gak kuat.aku tau aku cantik, tapi gak usah kek gitu banget. Aku langsung menuju kelasku yang berada di lantai dua.
"bareng adit lagi hmm" tanya adel
"hmm" ucapku
"gue bingung deh kenapa lo bisa berangkat bareng adit, jangan-jangan diam-diam lo lagi pdkt lagi sama dia?" tanya adel penasaran
"apaan gak" ucapku
"lo gak mau cerita apa-apa gitu sama gue?" tanya adel lagi.
"ntar aja dikantin pas ada talita" sahutku cuek.
"ok, gue tagih cerita lo" ucapnya sambil menodongkan telunjuknya di hadapanku.
***
"hai lama ya, sorry tadi diceramahin dulu" ucap talita sambil duduk di hadapanku.
"gak kok" ucapku
"mana adel, mesen makan ya?" tanya talita.
"hmm" ucapku
"nih makanannya" ucap adel saat sampai dimeja.
"ih kok tau sih kalo gue mau makan bakso" ucap talita.
"apasih yang gak abang tau dari neng" ucap adel
"jiji lo del kaya gitu" ucapku. Akhirnya kami memakan makanan kami dalam keadaan hening.
"gue mau cerita sama kalian, tapi kalian gak boleh kaget" ucapku
"apaan?" tanya talita bingung.
"gue..." aku sengaja menggantungkan ucapanku.
"nikah sama adit" ucapku lagi dengan cepat.
"HAH" talita dan adel langsung kaget. Yaiyalah kaget masa iya nangis.
"serius? Sama adit temen abang lo itu?" tanya talita tak percaya.
"hmm" ucapku cuek.
"ihh kok lo gak ngundang kita sih, diacara bahagia lo, kok lo gitu sih sha, gak temen ini mah namanya, gak temen, bener-bener lu gak temen" ucap adel dramatis.
"cuman perjodohan" ucapku singkat.
"tapi tetep aja itu nikah tisha sayang, acara bahagia, lagian kapan sih lo nikah?" ucap talita
"dua hari yang lalu waktu gue ijin" ucapku lagi
"lah lo kan ijin dua hari? Ooo gue tau lo gak bisa jalan kan kemaren?" tanya adel sambil menaik turunkan alisnya.
"apa hubungannya bego?" tanya talita
"ya adalah talita, makanya lo belajar organ reproduksi" sahut adel.
"lah kuda, itu sih emang lo nya aja mesum" ucap talita
"gue gak kenapa-napa kemaren, sakit magh gue kambuh dan badan gue panas" ucapku datar, sambil menyuruput es tehku yang masih ada separuh.
"kirain adit main kasar jadi lo gak bisa jalan dan lo akhirnya gak sekolah" ucap adel sambil makan kacang bawang.
"gue gak main sama dia, gue masih gadis tenang ae" ucapku santai.
"lo sih fikirannya mesum ae del, orang mereka dijodohin, belum tentu ada rasa sayang dan cinta kan" ucap talita yang kusetujui dengan anggukan kepala.
"iya juga sih, tapi gimana adit mayankan saran gue itu mah gak pernah salah, semoga ae sih" ucapnya dengan cengiran khasnya.
"serah lu" sahutku malas. Kami segera menyelesaikan makan kami dan segera menuju kelas, kami berpisah dengan talita karena kelas talita berada dilantai bawah sedangkan kelasku dan adel berada dilantai dua.
Aku dan adel langsung masuk kelas ternyata hari ini free sampai pulangan, tau gini gak usah sekolah ae kalo cuman belajar tiga jam pelajaran doang. Karena ada sesuatu yang membuatku masih penasaran jadi aku mendatangi meja riza yang berada di belakang mejaku namun terhalat satu orang.
"lo belum pustus sama talita?"tanyaku saat aku duduk di bangku haikal, yang entah orangnya kemana.
"gue gak tau" ucap riza, tiba-tiba adel ikut nimbrung dengan menarik bangku dan duduk menghadapku dan riza.
"kan yang ngejalanin hubungan itu lo" ucapku lagi.
"menurut gue udah sih, karena gue tau talita kecewa banget sama gue waktu itu, biarpun gak ada kata putus diantara kita berdua" ucapnya dengan tidak mengalihkan matanya dari game yang ada di iphonenya.
"kalo talita nganggap kalian belum berakhir sampai sekarang gimana?" tanyaku
"gue gak tau, gue gak mau buat dia kecewa lagi, tapi gue masih sayang sama dia, gue bingung" sahutnya dengan sendu
"sebenarnya tujuan lo balik kesini itu apa sih?" tanya adel tak sabaran.
"gue pengen memperbaiki semuanya, tapi gue takut dia bakal nolak semua usaha gue" ucap riza lagi
"lo belum coba, dan lo tau pasti talita itu kaya apa, jadi pikirin baik-baik jangan sampai salah langkah" ucapku sambil berdiri meninggalkan riza yang menunduk dan adel yang bingung karena aku langsung pergi gitu aja.
Sebenarnya aku berdiri itu karena aku sudah kebelet pengen buang air kecil, jadi aku langsung berdiri dan langsung keluar kelas namun saat aku melewati koridor kelas 12 aku melihat adit sedang duduk bersebelahan dengan seorang cewe. Gak cemburu sih, tapi seharusnya dia tau diri dikit aja lah kalo dia itu udah punya istri. Tanpa menghiraukan itu semua aku langsung berjalan untuk ketoilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Loved
Novela JuvenilCerita tentang dua remaja yang sama-sama memiliki sifat cuek namun perhatian. Dan harus disatukan oleh hubungan yang bernama pernikahan karena janji perjodohan antara kedua orang tua mereka. Tanpa mereka sadari mereka mulai memiliki rasa cinta dan i...