2 bulan kemudian.
Tisha sedang memasak sarapan didapur dan dikejutkan dengan suara serak khas orang bangun tidur.
“Masak apa?” tanya adit.
“Nasi goreng, gak sempet mau masak yang lain” sahut tisha tanpa sambil fokus mengaduk-nasi gorengnya.
“Gak sempet masak yang lain atau emang gak bisa masak yang lain” ucap adit dengan nada bercanda.
“Emang selama ini kamu makan makanan siapa? mba-mba restoran” sahut tisha dengan sedikit kesal.
“Bercanda doang elah” sahut adit sambil meninggalkan tisha untuk masuk kamar mandi.
Seperti itu kegiatan mereka setiap pagi sebelum berangkat ke kantor. Tisha memutuskan untuk memulai semuanya dari awal dengan merubah segala hal yang mereka perbuat saat dulu, sebelum mereka menyadari bahwa mereka merupakan kebiasaan yang tak bisa dilupakan.
Tisha masih tidak menyangka bahwa ia dan adit akan bersatu lagi, mengingat mereka saat masih muda dulu yang mementingkan ego dan gengsi mereka. Mereka mengaku kalah dengan perasaan mereka masing-masing dan memulai semuanya dari awal.
***
“Aku hari ini pulang telat ya” ucap adit sambil membenarkan dasinya didepan kaca.“Loh padahal aku mau minta anter belanja habis pulang kantor” sahut tisha.
“Yah gimana dong? Aku harus ketemu sama anak-anak dulu, atau kamu ikut aku deh jadi kita sekalian makan diluar, gimana?” tanya adit.
“gapapa emang?” tisha balik bertanya.
“gapapa sayang, kamu kan istri aku masa ga boleh sih” sahut adit lembut sambil berjalan mendekati tisha yang sedang berkaca di meja riasnya.
“Apaan sih” sahut tisha dengan salah tingkah karena adit menyebutnya dengan sayang.
Ia jarang mendengar adit menyebutnya dengan sayang. Tapi jika adit menyebutnya dengan sayang ia merasakan pipinya yang memanas dan salah tingkah.
“Udah siap kn? Berangkat sekarang yuk” ajak adit saat dirasa istrinya tersebut telah siap.
“Yuk” sahut tisha.
Adit dan tisha menuju kantor bersama-sama dengan tisha yang turun duluan meninggalkan adit saat berada diparkiran kantor, selalu seperti itu karna tisha yang masih merasa canggung bila harus berada berdekatan saat dikantor. Adit memaklumi hal tersebut karna sebenarnya ia juga merasakan canggung saat bersama tisha, ia benar-benar belum terbiasa.
Tisha langsung menuju meja kerjanya dan tidak berapa lama adit sudah berada dibelakangnya dan akan masuk ruangan, namun sebelum masuk ruangan adit menanyakan jadwalnya hari ini. Tisha dan adit benar-benar seperti bos dan sekertaris pada umumnya, mereka berbeda hanya saat berada diluar kantor.
“Hari ini anda akan bertemu client dari malaysia pada jam 10 dan bertemu client lagi pada jam 6 sore nanti pak” sahut tisha sambil membuka tab yang berisi jadwal bosnya.
“hanya itu?” tanya adit memastikan.
“Iya hanya itu pak” sahut tisha kemudian.
Tanpa menjawab adit langsung saja masuk kedalam ruangannya, adit masih belum banyak berubah masih saja cuek dan tidak peduli. Adit hanya berubah untuk tisha menjadi suami yang lebih baik dan selalu ada saat diluar kantor, tapi saat berada dikantor adit tetap adit seorang bos yang cuek dan tidak perduli terhadap sekitar.
Tidak ada yang tau bila adit telah menikah dan istrinya adalah sekertarisnya sendiri, hanya beberapa orang yang mengetahui hal tersebut namun adit dan tisha meminta mereka tetap merahasiakan ini. Sebenarnya menyembunyikan status mereka saat dikantor adalah permintaan tisha, ia tidak ingin menjadi perbincangan orang-orang kantor karena menikah dengan bosnya sendiri, sudah cukup saat tisha yang tiba-tiba diangkat menjadi sekertaris bos baru diperusahaan ia tidak ingin terulang hal yang sama lagi.
Pendek banget huhu:(
Semoga masih suka sama cerita ini, jangan lupa buat voment teman-teman.
Mwahhh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Loved
Teen FictionCerita tentang dua remaja yang sama-sama memiliki sifat cuek namun perhatian. Dan harus disatukan oleh hubungan yang bernama pernikahan karena janji perjodohan antara kedua orang tua mereka. Tanpa mereka sadari mereka mulai memiliki rasa cinta dan i...