Sesuai yang di ucapkan adit tadi pagi, bahwa ia ada latihan basket. Jadi karena semua itu terpaksa aku harus mencari taksi agar dapat sampai rumah. Baru aku mau menuju gerbang sekolah, ada seseorang yang memanggilku yang membuatku mau tak mau menghentikan langkahku, dan melihat siapa yang memanggilku itu.
"sha lo ada liat riza gak?" tanya talita
"gak ada" tanyaku
"tapi dia sekolah kan?"
"hmm, kenapa?"
"emm gapapa sih, yaudah gue masuk dulu ya, ada kerja kelompok di kelas, duluan sha" ucapnya sambil melangkah masuk kedalam sekolah lagi. Aku hanya mengedikkan bahuku tak menghiraukan ucapan talita tadi.
Saat ini aku sedang menunggu taksi di halte dekat sekolah. Setelah menunggu lumayan lama akhirnya taksi yang kutunggu datang, aku langsung menuju apartemenku, eh apartemenku dan adit yang benar.
Aku masuk kedalam apartemen yang sepi ini, cuaca diluar sangat panas membuat aku jadi ingin menyegarkankan diri di kamar mandi. Setelah selesai mandi aku langsung menuju dapur untuk memasak. Tapi tiba-tiba nafsu makanku hilang, akhirnya aku hanya menyusun makanan yang sudah kumasak di meja makan tanpa ada niat untuk memakannya. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur saja dikamar.
Aku terbangun karena merasa sangat haus, saat aku melihat jam ternyata sudah jam 6 sore, apakah adit sudah pulang? Entahlah. Aku langsung bangun dan ingin menuju dapur, namun aku tunda dulu karena ingin buang air kecil, baru aku ingin membuka pintu kamar mandi bertepatan dengan itu pintunya juga terbuka.
"Aaaaa" teriakku, sambil menutup mataku dengan kedua tanganku.
"apaan sih lo" tanyanya datar
"pake baju lo" ucapku dengan masih menutup mataku dengan kedua tanganku.
"kenapa harus pake baju? Lo suka kan kalo cowo lagi shirtles?" tanyanya
"pake baju lo sekarang juga, bego" ucapku lagi
"lo bilang apa tadi?" tanyanya, baru aku ingin menjawab ada sebuah tangan yang memegang tanganku dan menariknya otomatis saat ini mata suciku sedang menatap adit yang baru selesai mandi dengan rambut yang sedikit basah, yang membuatnya terlihat lebih keren, mungkin.
"lo apa-apaan sih" ucapku karena adit semakin mendekat kearahku. Ia hanya diam dan terus melangkah mendekat.
Tiba-tiba tangan kanannya berpindah memegang bahu kananku, dan saat itu juga aku merasa bahwa tubuhku dihempaskan di atas kasur, dengan posisi yang sangat-sangat berbahaya. Karena posisi yang sangat dekat aku merasa jantungku berdetak lebih cepat. Tak ada yang berbicara diantara kami berdua dengan posisi yang masih sama sejak awal tadi, adit hanya diam dan terus menatapku dengan intens. Tiba-tiba adit meniup wajahku dengan keras.
"buruan keluar lo, gue mau ganti baju" ucapnya sambil bangun dari posisi yang tadi. Aku langsung berlari dari kamar dan menutup pintu dengan sangat kencang.
Aku sedang menonton tv tiba-tiba adit duduk disebelhku, yang membuatku refleks menoleh kearahnya.
"ntar temen-temen gue kesini" ucapnya
"akbar juga?" tanya ku.
"hmm" ucapnya datar sambil mengganti chanel tv.
"jangan diberantakin, kalo sampe berantakan gue botakin kalian semua" ucapku sambil berdiri untuk mengambil minuman botol dan beberapa snack untuk bertapa di dalam kamar selama teman-teman adit plus abangku berada di apartemen ini.
Adit POV
Aku merasa benar-benar gila saat ini, tisha makin hari makin cantik saja. Apalagi saat tadi kejadian dikamar itu, itu benar-benar diluar kontrolku untung saja aku langsung tersadar dan bertingkah seolah-olah bahwa tidak pernah ada kejadian apa-apa. Malam ini teman-temanku dan juga akbar abangnya tisha ingin kerja kelompok di sini. Aku juga sudah memberi tahu dia, namun saat aku melihat tingkahnya yang membawa air minum 2 botol, dan beberapa snack untuk di bawanya kekamar, itu terlihat menggemaskan, apalagi saat dia mengancamku ingin membotaki kepala kami bila apartemen ini berantakan.
Ting nong, mendengar bunyi bel aku langsung menuju pintu dan melihat siapa yang datang, ternyata yang datang adalah teman-temanku, langsung saja aku menyuruh mereka untuk masuk.
"tisha mana?" tanya akbar
"semedi dalam kamar" ucapku singkat sambil menuju dapur untuk mengambil minum dan beberapa snack
Kami memulai kerja kelompok dengan berbagi tugas agar cepat selesai, biarpun kami kerja kelompok tapi kami selalu saja bercanda yang membuat kami tertawa sangat kencang.
"dit tisha ada gak?" tanya malven
"lah napa lo nanyain bininya adit? Naksir lo" ucap raka
"kaga, yakali gue naksir tisha, ntar di gorok gue sama adit" ucap malven
"ada noh di kamar, kenapa?" tanyaku
"bisa suruh keluar gak, gue ada perlu" ucap malven dengan cengiran khasnya
"ada perlu apaan lo sama adek gue" ucap akbar
"aelah bar, gue itu mau minta kontaknya adel kali, sans aja mas" ucap malven
"wiihh ngana sudah berani minta kontak adel, mau pdkt lo?" tanya satria
"bacot banget sih mas" ucap malven dengan malas
"ntar gue panggilin" setelah menucapkan itu, aku masuk kedalam kamar namun aku tidak melihat keberadaan tisha, ternyata ia sedang berada di balkon sambil menonton drama korea.
"gue cariin lo" ucapku
"kenapa?" tanya nya tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.
"dicari malven" ucapku. Ia langsung mempause drama yang ia tonton dan mendongakkan kepala menatapku.
"ngapain?" tanyanya lagi
"ada perlu, lo tanya aja sendiri" ucapku sambil berjalan ingin keluar kamar, ia mengikutiku di belakang.
"ada apaan nyari gue" ucap tisha cuek
"aelah sha sans dikit kek" ucap satria
"langsung to the point aja, kalian ganggu gue lagi nonton tau" ucapnya lagi
"lah lu gak kangen gue dek" ucap akbar
"baru juga ketemu, gc buru ada apaan" ucapnya dengan malas
"emm gue mau minta kontak adel sha" ucap malven dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"wih udah berani lo pdkt sama dia, selama ini kemana aja" ucap tisha
Apa maksud ucapan tisha barusan, semua bingung termasuk aku, karena kami tidak ada yang mengerti dengan ucapan tisha.
"mana hp lo" ucap tisha. Malven langsung memberikan hpnya ke tisha, selang beberapa saat dia mengembalikan hp malven dan kembali masuk kamar.
"jangan berantakin apart gue, kalo berantakan gue botakin lo sati-satu, termasuk lo bang" ucapnya sambil menutup pintu kamar.
Ternyata tisha ngeri juga, dia ternyata suka dengan tempat yang bersih. Kami menyelesaikan tugas kelompok tepat jam 11 malam. Karena sudah malam akhirnya mereka sumua izin pulang, namun sebelum itu mereka membersihkan sampah yang sempat berantakan. Kayanya mereka takut akan ancaman tisha tadi. Setelah mereka sudah pulang aku langsung masuk kamar. Aku melihat tisha sudah terlelap di kasur. Aku berbaring di sampingnya sebelum tidur aku sempatkan mencium keningnya, entahlah kenapa aku jadi suka mencium keningnya, tentunya tanpa sepengetahuannya, jika ia tau mungkin ia akan ngamuk. Setelahnya aku meresa mataku mulai berat akhirnya aku tertidur juga.
1 Part dulu hehe:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Loved
Teen FictionCerita tentang dua remaja yang sama-sama memiliki sifat cuek namun perhatian. Dan harus disatukan oleh hubungan yang bernama pernikahan karena janji perjodohan antara kedua orang tua mereka. Tanpa mereka sadari mereka mulai memiliki rasa cinta dan i...