Aku sangat rindu dengan kamar ku, setelah berbincang-bincang dengan mama di bawah tadi, aku langsung naik keatas dan masuk ke kamar dan membanting tubuhku di kasur kesayanganku. Kamar ini tetap bersih dan rapi, mungkin mama tetap membersihkan kamarku walaupun sekarang aku tidak tinggal di kamar ini dan di rumah ini. Lama kelamaan mataku semakin berat, akhirnya aku tertidur dengan masih menggunakan baju seragam. Aku terbangun karena aku mendengar suara-suara orang berbincang-bincang diluar, saat aku melihat kearah jendela ternyata hari sudah mulai gelap, jadi aku langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diriku. Aku keluar dari kamar mandi namun aku melihat pintu balkonku terbuka, padahal tadi aku tidak membukanya.
"Aaaaaa" teriakku sambil menutup mata, karena aku melihat adit yang baru masuk dari balkon. Ia langsung membekap mulutku karena teriakkan ku yang terlalu kencang. Untung aku mengenakan kimono mandi, bukan cuman handuk lilit.
"apa-apa teriak, gak bisa tenang dikit apa" ucapnya dibelakang telingaku.
Aku langsung terdiam karena merasakan napasnya yang berhembus di belakang telinga kananku. Karena gugup aku langsung menjauhkan tubuhku darinya.
"kenapa ngejauh" tanyanya
"eh...emm maksudnya" ucapku gugup.
"bukannya lo seneng dipeluk gue" tanyanya dengan senyum smirknya sambil mendekat kearah ku, refleks aku mundur baru beberapa langkah aku mundur, tangannya langsung menarik tanganku membuat mukaku menubruk dadanya yang datar.
"cepet pake baju sebelum gue khilaf" ucapnya
"tapi kayanya gue gak akan khilaf sama badan datar kaya lo" ucapnya lagi sambil menjauhkan tubuhnya dan keluar dari kamar.
Aku hanya dapat diam karena di perlakukan seperti itu, padahal dia baru saja menggodaku dan mengata-ngataiku.
"dasar mesum" teriakku saat aku tersadar dari kegugupan yang dibuat oleh adit.
Aku langsung keruang makan karena saatnya makan malam dan pasti mereka semua suduh menungguku di bawah. Aku langsung duduk disebelah adit, dan mengambil nasi serta lauk pauknya untuk ku dan untuk adit.
"kenapa tadi teriak sha?" tanya mama.
"emm, oh itu tadi ada kecoa terbang jadi refleks teriak" ucapku sambil tersenyum canggung.
"hah kecoa?perasaan tiap hari mama bersihin deh kamar kamu,biasanya juga gak ada kecoa kan?" ucap mama
"emm mungkin kecoanya kebetulan mampir kamar tisha" ucapku lagi
"ada-ada aja kamu" ucap papa
"tapi kecoanya udah gak ada lagi kan?" tanya mama lagi
"enggak kok ma, tadi dia langsung takut ngeliat muka adit" sahutku asal
"hah" ucap mama bingung
"ah gapapa kok ma"
Kami melanjutkan makan kami setelah perbincangan tidak penting tentang kecoa yang pada kenyataannya tidak ada. Karena waktu yang sudah cukup malam, adit mengajakku untuk pulang. Selama perjalanan pulang suasana sangat canggung, aku masih malu karena masalah yang tadi saat dirumah mamah. Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang terasa lebih jauh akhirnya kami sampai. Saat sudah berhasil masuk kedalam apartemen aku langsung masuk kedalam kamar untuk cuci muka dan gosok gigi, aku langsung merebahkan tubuhku dikasur aku sangat mengantuk.
***
Aku terbangun karena merasa ada sesuatu yang hangat sedang menerpa wajahku.
"astagfirullah" ucapku refleks sambil mendorong adit yang sedang meniupi wajahku.
"romantis dikit kek pagi-pagi" ucapnya sambil bangun, karena aku mendorongnya sampai terjatuh kelantai dengan bokong uang mendarat duluan.
"sorry" ucapku dengan cengiran.
"dari pada lo marah-marah mandi deh sana" sambungku.
"hmm" ucapnya datar. Emang apa ya yang temenan sama bang akbar itu bunglon semua kali, cepet banget ngerubah ekspresi.
Kami sarapan dalam keadaan hening, namun tiba-tiba adit membuka suara.
"ntar lu balik sama siapa gitu ya?" ucapnya
"kenapa?" tanyaku
"gue ada latihan basket ntar"
"hmm"
Kami sedang menuju kesekolah, namun adit menyalakan radio mobilnya kali ini, jadi ya nggak terlalu sepi kaya biasanya lah ya. Kami sampai di parkiran sekolah, aku langsung membuka pintu mobil sambil mengucapkan terima kasih. Aku langsung menuju kelasku yang berada di lantai dua dengan pemandangan yang selalu sama setiap harinya yaitu, pandangan dari cewe-cewe yang setiap pagi sudah ngerumpi di depan kelasnya masing-masing. Tanpa menghiraukan mereka semua, aku langsung menuju kelasku, tapi saat diperjalanan menuju kelasku aku melihat adel sedang berbicara dengan laki-laki yang aku tidak tau itu siapa karena dia memunggungiku. Tanpa menghiraukan dia juga aku langsung menuju kekelas. Aku baru duduk tapi ada suatu benda yang di taruh seseorang, aku langsung mendongakkan kepala ku. Aku hanya menaikkan sebelah alisku tanda bertanya apa.
"gue titip buat talita" ucapnya
"kenapa gak lo kasih sendiri?" tanyaku
"gue belum bisa ketemu dia dengan keadaan kaya gini" ucapnya
"kenapa muka lo" tanyaku karena aku melihat lebam di sudut bibir dan matanya.
"bukan apa-apa" ucapnya sambil meninggalkan meja ku, untuk menuju ke tempat duduknya.
"pagi tisha" ucap adel dengan senyum merekah bak kue kukus yang atasnya merekah itu.
"hmm" ucapku cuel, sambil menyimpan kotak yang dititipka riza tadi kedalam loker.
"wih apaan tuh, dari secret admirer ya?" tanyanya sambil menaik turunkan alis.
"dari riza buat talita" ucapku datar.
"Lo tadi pagi liat gak?" tanyanya antusias.
"liat apaan?" tanyaku lagi
"ih masa lo gak liat sih kan gue ngomong di depan tadi" ucapnya sambil pura-pura sedih.
"hmm" ucapku, dengan tidak mengalihkan pandangan dari novel yang sedang ku baca.
"sumpah beneran gue seneng banget sha, malven ngajak gue ngomong duluan, bener-bener gue seneng banget" ucapnya
"hmm"
"yah biarpun dia cuman ngomong minta ijinin agama sih, tapi setidaknya gue sudah agak selangkah lebih maju buat deket sama dia" ucapnya lagi
"iya" ucapku
"ah lo mah gue lagi seneng juga, cuman bilang hmm kalo nggak iya, seenggaknya lo bilang "ih selamat ya adel, akhirnya penantian lo gak sia-sia" gitu kek muji dikit gak dosa kali" ucapnya.
"hmm" ucapku lagi
Baru saja ia ingin menyahuti ucapanku, tiba-tiba pak zainal guru matematikaku sudah masuk kelas. Yang membuatnya langsung terdiam. DAN TIDAK JADI MELANJUTKAN BICARANYA
![](https://img.wattpad.com/cover/104643222-288-k199099.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Loved
Teen FictionCerita tentang dua remaja yang sama-sama memiliki sifat cuek namun perhatian. Dan harus disatukan oleh hubungan yang bernama pernikahan karena janji perjodohan antara kedua orang tua mereka. Tanpa mereka sadari mereka mulai memiliki rasa cinta dan i...