Tisha dan adel sedang berkumpul di rumah talita. Mereka hanya sekedar berkumpul tidak melakukan hal apa-apa, hanya ingin merefresh otak dari penatnya tugas dan jadwal belajar yang full day.
"sha gue boleh nanya gak" ucap talita.
"apa?" tanya tisha.
"jadi gini kan lo udah sekitar setahunan ini serumah sama adit, sekamar, kemana-mana berdua. Lo gak ada rasa gitu sama adit?" tanya talita hati-hati, adel hanya fokus mendengarkan takut salah berbicara dan merusak mood tisha tiba-tiba.
Huuuuh helaan nafas berat terdengar dari tisha membuat talita dan adel saling menatap satu sama lain, dan saling bicara dari tatapan mata.
"gue juga gak tau gue bingung sama perasaan gue sendiri, akhir-akhir ini gue ngerasa kalo kerja jantung gue tambah gak normal, kadang hati gue juga nyeri kalo liat adit sama kakel cewe" ucap tisha
"menurut gue ya sha, kayanya lo udah ada rasa deh sama adit. Tapi lo nyangkal perasaan lo karena lo tau adit punya pacar di malang dan lo selalu bilang gak sama temen-temen pacar adit karena lo gak mau jadi bahan bullyan mereka lagi" sahut adel panjang lebar.
"maybe, but i dont want to like him" ucap tisha sambil menunduk.
"gue tau perasaan lo, mungkin menurut lo adit gak bakalan suka sama lo, tapi lo juga sih gak pernah peka. Menurut gue adit itu udah sering banget ngasih perhatian sama lo tapi lonya cuek aja, yaudah dia jadi cuek kan, malah jadi perhatian sama pacarnya yang kita gak tau wujud dan bentuknya kaya gimana" ucap adel.
"bener tuh. Eh tapi btw emang abang lo gak tau kalo adit punya pacar?" tanya talita
"kayanya gak deh, kan gue jarang main tempat mama, gue dirumah mulu kalo gak ya jalan sama kalian atau ya kaya gini lah" ucap tisha.
***
Adit dan tisha tengah makan malam dalam keadaan hening. Tidak ada yang membuka suara diantara mereka. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"sha gue mau ngomong" ucap adit sambil menatap tisha, membuat tisha mendongakkan kepalanya menatap adit.
"minggu depan gue mau ke sydney, buat ngelanjutin kuliah disana" ucap adit membuat tisha menghentikan sendok yang ingin ia suapkan kedalam mulutnya.
"hmm" sahut tisha, tisha tidak tau harus menanggapi ucapan adit seperti apa karena ia masih bingung. Bingung karena ini terlalu tiba-tiba dan juga ia masih bingung dengan perasaannya.
"kalo lo sendirian di sini gapapa kan? Atau lo mau ikut gue kesana aja?" tanya adit.
"gak gue disini aja nanggung kalo cuman setahun lagi gue sekolah tapi malah pindah" ucap tisha, padahal dalam hatinya ia ingin berkata iya namun untuk apa ia ikut adit toh mungkin itu akan menambah sakit perasaannya karena harus melihat adit bersama pacarnya.
"tapi gue ngerasa lalai sebagai suami kalo ninggalin lo disini" ucap adit merasa bersalah.
"tu tau" ucap tisha dalam hati.
"gapapa. Gue disini aja, gue lebih nyaman disini" sahut tisha. Segera setelah mereka selesai makan malam tisha langsung menuju kamar untuk menenangkan pikirannya, sedangkan adit berada didepan tv sedang menonton entah apa yang ditontonya.
Tisha langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur dan langsung terlelap setelahnya. Tepat setelah beberapa saat tisha terlelap adit masuk kamar dan duduk di sebelah tisha sambil menatap tisha.
"gue gatau gue ngerasain apa sama lo, gue nyaman kalo sama lo. Tapi gue masih punya ratu pacar gue yang bahkan mungkin lo gak tau kalo gue punya pacar. Gue minta maaf sama lo kalo gue udah ada perasaan sama lo, tapi gue masih punya pacar" ucap adit sambil membelai pucuk kepala tisha.
"gue harap gue masih punya waktu buat memperbaiki semua ini" ucap adit lagi dan setelahnya adit mengecup puncak kepala tisha dan ikut tertidur disebelah tisha.
***
Seminggu kemudian...
Tisha sedang di bandara bersama kedua orang tua adit dan abangnya untuk mengantar adit. Mereka berbincang-bincang selagi menunggu waktu penerbangat adit yang sebentar lagi.
"Pesawat keberangkatan sydney akan segera terbang" suara pemberitahuan membuat mereka berhenti berbincang dan adit segera berdiri untuk segera masuk kedalam pesawat.
"mah, pah adit berangkat dulu ya. Doain adit semoga sukses dan lancar kuliahnya. Oya titip salam juga buat syifa" ucap adit sambil bersaliman dengan papah dan mamahnya
"bar gue berangkat" ucap adit kepada akbar sambil berpelukan ala-ala lelaki.
"sha gue berangkat jaga diri baik-baik kalo ada apa-apa telpon aja akbar gue udah nitipin lo sama dia atau gak lo bisa telpon mama sama papa gue ko" ucap adit sambil mengusap puncak kepala tisha lembut membuat tisha diam kaku karena ia mencoba menetralkan jantungnya yang berdebar sangat kencang. Bukan sampai situ saja tiba-tiba adit mengecup puncak kepala tisha lama yang semakin membuat jantung tisha berdetak tak karuan.
"jangan lupa makan, magh lo kambuh gak ada yang bisa jaga lo lagi" ucap adit akhirnya kepada tisha, namun tisha sama sekali tidak bergeming dia masih berdiam seperti patung karena terlalu terkejut dengan semua perlakuan adit yang tiba-tiba. Namun itu semua terlihat lucu di mata adit ingin sekali rasanya ia mencium pipi tisha yang merona itu namun ia harus menahan diri, karena ia berpikir bila tisha tidak memeliki rasa seperti dirinya, sehingga mungkin jika ia mencium pipinya akan memperburuk suasana diantara dirinya dan tisha.
"adit masuk dulu ya mah, pah, bar, sha, assalamualaikum" ucap adit dan setelahnya ia menjauh dari hadapan mereka semua.
"dek, sadar" ucap akbar dengan kekehan sambil menepuk bahu tisha pelan.
"ayo balik, gue antar pulang kerumah lo" ucap akbar setelah tisha sadar dari lamunannya
"hmm" sahut tisha pelan
"tisha sama abang pulang duluan ya mah, pah" ucap tisha kepada kedua orang tua adit sambil bersaliman.
Selama diperjalanan menuju rumahnya tisha hanya melamun sambil menatap keluar jendela, ia masih memikirkan perilaku adit yang sangat-sangat berbeda dengan perilaku ia selama setahun mereka bersama. Tisha baru tahu bila adit memiliki sifat romantis yang dapat memporak-porandakan hatinya.
"dek lo kenapa?" tanya akbar saat mereka berhenti di lampu merah.
"gapapa bang, udah fokus nyetir aja lo" ucap tisha tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela.
"jadi sekarang jendela lebih ganteng ya dari pada gue, perasaan lo natap luar jendela mulu" ucap akbar dengan kekehan.
"paan sih lo bang gak lucu deh" ucap tisha cuek.
"yeu, gue ini perhatian sama lo" sahut akbar
"hmm" sahut tisha
"ih ini gue seriusan deh, kalo misalnya lo ada apa-apa lo bisa cerita sama gue. Pintu rumah juga terbuka lebar buat lo. Tapi kalo lo kerumah gak ada papa sama mama sih, mereka kan lagi perjalanan bisnis" ucap akbar panjang lebar.
"iya deh bang, makasih perhatiannya abangku" ucap tisha dengan senyum terpaksa.
Tidak terasa ternyata mereka telah sampai didepan apartemen tisha. Langsung saja tisha turun dari mobil
"makasih bang tumpangan nya gue masuk duluan. Atau mau mampir dulu?" tawar tisha
"iya sama-sama, gak deh gue mampir lain kali aja. Oya kalo ada apa-apa jangan segan hubungin gue, hp gue aktif buat lo 24 jam" ucap akbar
"hmm, dahh" ucap tisha melambaikan tangan saat mobil akbar mulai menjauh dari hadapan tisha. Tisha langsung masuk bangunan apartemennya.
UNBK dan USBN selesai yeeyyy....
update satu part dulu, part selanjutnya nyusul hehe
![](https://img.wattpad.com/cover/104643222-288-k199099.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Loved
Teen FictionCerita tentang dua remaja yang sama-sama memiliki sifat cuek namun perhatian. Dan harus disatukan oleh hubungan yang bernama pernikahan karena janji perjodohan antara kedua orang tua mereka. Tanpa mereka sadari mereka mulai memiliki rasa cinta dan i...