1. Different

6K 661 156
                                    

Apa kau masih mempercayai logikamu?

Apa kau merasa logika itu bisa saja sesuatu yang sebenarnya tidak logis?

Atau ketidaklogisan yang sebenarnya merengsek masuk dalam logika?

.

.

.


"AKU SUNGGUH TAK MELAKUKANNYA!"

Teriakan frustasi lelaki berumur 40-an di hadapannya tak membuat nyalinya bahkan menciut sedikit pun. Sebaliknya gadis itu menampakkan senyum meremehkan seakan ingin mengatakan bahwa apapun yang dilakukan oleh lelaki itu, tak akan berpengaruh apapun padanya.

Gadis tersebut beranjak berdiri dari tempatnya saat ini, berjalan memutar lalu menyentuh bahu lelaki itu.

"Anda melakukannya! Tak usah membohongi saya. Jadi, kenapa Anda melakukannya? Apa karena merasa sakit hati karena istri yang Anda cintai menduakan Anda atau karena Anda sendiri tak bisa menanggung beban ekonomi yang membelit sedangkan istri yang Anda hanya wanita yang gemar menghabiskan uang milik Anda yang tak seberapa itu? Atau... malah keduanya?"

Lelaki itu terdiam, tak membalas ucapan polisi wanita di hadapannya.

"Saya sudah menyelidiki latar belakang Anda beserta istri Anda dan saya pikir itu alasan yang cocok mengapa Anda membunuhnya sekeji itu. Karena dia berselingkuh dan terus menguras hartamu hingga bangkrut seperti ini, bukankah seperti itu, tuan?"

Lelaki itu masih terdiam mencerna ucapan gadis yang tengah menginterogasinya saat ini.

"Jika tuan terus mengelak, ini semakin memperlambat proses penyelidikan. Dan Anda tahu apa artinya itu? Anda akan semakin lama berada di sini, sedangkan Anda memiliki anak yang harus diurusi. Anda menyayangi anak Anda 'bukan? Jadi mengakulah agar semuanya berjalan lancar, kemudian bersikap baiklah agar mendapat keringanan. Saya tahu Anda melakukannya atas dasar emosi dan tak sadar, dalam hati Anda menyesal akan hal itu."

Lelaki itu menunduk.

"Ya, aku yang melakukannya."


Seseorang dibalik kaca interogasi tersenyum, "Gadis itu selalu saja berhasil membuat orang-orang mengaku."

"Dia kuliah psikologi setelah lulus menjadi polisi, wajar saja seperti itu Yoongi-ssi!"

Yoongi mengangguk menanggapi ucapan Mijoo, "Setidaknya pekerjaan kita sedikit berkurang," lelaki itu kemudian menoleh menatap Mijoo, "Kufikir kau akan berkencan dengan Hoseok hari ini?"

"Dia akan datang menjemputku! Mungkin sebentar lagi!"

Yoongi kembali mengangguk, "Semoga kalian bisa cepat menyusulku!"

Mijoo memutar bola matanya kesal dengan perkataan Yoongi, "Pamer lagi."

Drrtt ddrrrt

Mijoo menarik ponselnya lalu membaca pesan yang masuk, "Aku pergi timjang-nim!"

"Hati-hati!"

Yoongi ikut keluar dari tempat itu dan segera mendekati Yein yang kini berjalan keluar dari ruang interogasi.

"Kerja bagus!"

Gadis itu tersenyum, "Terima kasih timjang-nim!"

"Masih ada pekerjaan yang menunggu, semangat!" ujarnya menepuk bahu Yein dan segera berlalu pergi. Yein hanya menatap lelaki itu dengan perasaan gusar, ia menghela napas lalu ikut berjalan pergi.

Touch ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang