14. Heart

2.6K 470 156
                                    


Apa aku... sudah gila?

.

.

.


"Ini sama sekali tak masuk akal, Park Jimin!"

Jimin menghela napas, "Aku tahu ini terdengar tak masuk akal, tapi... itulah yang terjadi."

Namjoon menggeleng pelan, "Aku tidak bisa membantumu!"

"Ne? Hyung..." ucapan Jimin terhenti saat lelaki itu beranjak pergi begitu saja. Ia kehilangan satu kesempatan lagi, mengapa sangat sulit untuk menjatuhkan mereka?

Jimin menarik napasnya dalam, ia harus kembali memikirkan caranya. Cukup ia membuat kedua orang itu menyesal tanpa akhir atas apa yang mereka perbuat. Cukup itu dan ia akan hidup dengan tenang. Tapi sampai sekarang ia terus gagal mendapatkan sesuai keinginannya.

Lelaki itu beranjak dari tempat duduknya yang berada di pojok cafe, ia menatap kafe yang sedikit sepi di jam segini dan kemudian berjalan keluar dari sana. Jimin menarik napas dalam, menghirup aroma hujan yang kini perlahan menghantam bumi. Dirinya merasa sesak atas semuanya, penderitaan yang ia alami akibat kematian Hyera yang tak pernah akan terlupakan dalam benaknya.

Jimin kembali mendesah dan hendak berbalik memasuki kafe namun belum sempat itu terjadi, matanya menangkap sosok yang ia kenal. Detektif Jung dan Jeon Jungkook sedang berpelukan di tengah hujan. Dengan payung merah muda melindungi mereka.

Jimin menatapnya intens dan setelahnya ia berdesis dengan wajah yang terlihat berpikir, "Haruskah aku benar-benar menggunakan gadis itu?"


__Touch Chapter 14 "Heart"__

Pelukan yang bertahan hampir tiga menit perlahan mengendur membuat kedua pasang obsidian itu kembali dipertemukan dalam udara yang membatasi. Jungkook menarik napas dalam tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok cantik di hadapannya, "Jung Yein!"

Yein tak menjawab namun ia menunggu lanjutan perkataan lelaki itu.

"Kenapa kau tak pergi? Bukankah kau selalu memerintahku untuk pergi darimu?"

Yein menunduk mendengar pertanyaan itu, "Aku tidak tahu, aku ingin pergi tapi... hatiku merasa bimbang dan tubuhku seperti tak bisa bergerak. Ini sangat aneh."

Jungkook tersenyum mendengarnya. Senyum yang mampu melelehkan Yein hingga dalam bentuk yang beraturan. Senyum yang bahkan untuk pertama kalinya membuat gelenyar aneh itu semakin dalam. Lutut Yein melemas namun tangan Jungkook masih melingkar indah di pinggangnya.

"Kau mau kemana sebenarnya?"

"Eoh? Itu... aku mau ke kafe," ujarnya sedikit gugup.

Jungkook mengambil jarak sedikit menjauh, "Kalau begitu aku antar!"

Yein menggeleng, "T-tak usah! Aku bisa sendiri!"

Jungkook berdesis memandang Yein dengan wajah kesal yang dibuat-buat, "Aku antar, lagipula sekarang sedang hujan!" ujarnya lalu perlahan menggenggam jemari Yein, menariknya untuk jalan berdampingan dengannya. Mata Yein terpaku pada kehangatan jemari mereka yang saling bertautan, ia menyunggingkan senyum tipis dan mengikuti Jungkook dengan hati yang terus bergejolak.

Touch ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang