2. Touched

3.9K 573 74
                                    

Aku menemukanmu dalam ketakutanku

Tapi aku semakin takut dengan kehadiranmu

Ini dilema
.

.

.

Kenapa? Mengapa? Bagaimana bisa?

__Touch Chapter 2 "Touched"__

Matanya masih memandang lamat lelaki berparas tegas di hadapannya. Tatapan yang tajam menusuk serta wajah datar yang memikat walau sedikit menyeramkan, namun bukan karena hal itu ia tak berhenti memandanginya... tapi ia sadar bahwa ada hal yang aneh.

Kenapa?

Mengapa?

Bagaimana bisa?

Ia tak bisa melihat dosa lelaki ini. Apa yang terjadi dengannya? Apa ia telah kehilangan kekuatannya? Ataukah lelaki ini yang berbeda dari yang lain?

"Minggir!"

Yein masih tak bergeming walau lelaki itu telah bersuara, helaan napas terdengar gusar dari lelaki itu hingga lelaki itu dengan kasarnya mendorong kening Yein dengan jari telunjuk keras-keras agar Yein sadar dengan posisinya saat ini.

Yein mengerjapkan mata beberapa kali lalu berdehem sebentar, ia tampak tersenyum tanpa dosa sembari menggaruk tengkuknya, "Maafkan aku! Anak-anak tadi yang membuatku tak sengaja menabrakmu! Kau baik-baik saja?"

Gadis itu bergerak selangkah lalu menyentuh lengan lelaki itu seakan memeriksa keadaannya.

"Sepertinya kemampuanku sudah hilang!"

Yein kembali meraba lengan lelaki itu tanpa peduli tatapan tajam yang kini mengarah padanya. Ia benar-benar ingin memastikan bahwa, ia benar-benar sudah kehilangan kemampuannya itu.

"Apa yang kau lakukan nona?"

Yein terdiam, kembali mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mendongak sembari menyengir lebar, "Aku hanya memeriksa keadaanmu!"

Lelaki itu kembali menghela kasar, ia menyentak tangan Yein dan berjalan pergi dari sana meninggalkan Yein yang masih terpaku dengan keadaannya sekarang. Gadis itu mulai menatap telapak tangannya yang kosong, ia menarik napas dalam.

"Akhirnya kekuatan ini lenyap juga," Yein tersenyum lebar namun tak begitu lama kemudian, senyumnya luntur seketika, "Tunggu sebentar, kalau aku kehilangan kekuatanku... apakah aku tak bisa jadi polisi lagi?"

Lutut Yein melemas, membuatnya jatuh berlutut, "Apa yang harus kulakukan?" Yein lalu menepuk-nepuk pipinya, berharap ia hanya mabuk atau setidaknya bermimpi. Tapi semakin lama rasa sakit di pipinya semakin terasa. Tidak. Ia tidak mimpi.

Yein menghela napas berat, semakin menundukkan kepalanya, "Bagaimana bisa aku kehilangan kekuatanku saat ini?" gadis itu tiba-tiba saja terisak dengan raut wajah yang lucu dan menggemaskan. Ia benar-benar tidak terima dengan kenyataan yang terjadi padanya, entah pikirannya sudah tak waras atau sisa alkohol itu masih membuat otaknya tak bisa mencerna apapun. Yang jelas, ia kini terduduk di trotoar dengan kondisi yang sangat mengenaskan.

"Nona kau tidak apa-apa?"

Sentuhan dibahu bersamaan dengan suara itu tak membuatnya bergeming.

"Nona?"

"BAGAIMANA BISA AKU TIDAK APA-APA? AKU AKAN KEHILANGAN PEKERJAANKU! KAU TAK AKAN MENGERTI KEADAANKU. LEBIH BAIK KAU PULANG KE RUMAH DAN BERHENTI BERMAIN JUDI, AHJUSSI!" tangis Yein tiba-tiba berhenti.

Touch ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang