Finally bisa ngepost jugaaaaa....
Sebenarnya ini lagi kena sindrom males nulis tapi teringat timbunan naskah gantung semakin banyaaak!!! Hiks, dan sepertinya BIL (mungkin) baru bisa kelar di bulan puasa. Secara, ada beberapa bagian yang memerlukan penjelasan lebih panjang, tentang gimana awal mula Aras sama Widya bisa nikah, sama gimana proses mereka berbaikan. Cuma, aku agak sulit kalo mesti nulis panjang2 sekali ngepost makanya jumlah chapternya tumpeh2 :DDDDDDD menyaingin MWB.
Keep support me, Bebeb2 :)))))
____________________________________________________________
Apa? Aras ada di sini?
Siapa yang memberitahu ia tinggal di sini?
Kepala Widya masih terlalu pusing untuk diajak berpikir.
"Bude?"
Widya membalik badan menghadap ke pintu kamar yang ditutupi tirai bermotif bunga-bunga. Ternyata Bude masuk ke dalam kamar.
"Iya. Aras ada di luar. Katanya mau ketemu sama kamu."
Widya memegangi kepalanya," Jangan dibiarin masuk ke sini, Bude."
"Lho kenapa? Dia kan suami kamu?"
"Jangan, Bude. Aku kan masih marah sama dia?"
Ditambah lagi perkelahian antara Aras dan Elang kemarin. Sudah cukup ia menghadapi Aras dan persoalan di antara mereka yang belum selesai.
"Kan bisa dibicarakan baik-baik, Widya? Waktu tahu kamu lagi sakit, Aras nawarin mau anter ke rumah sakit."
Sok baik.
"Bude tolong kasih tau dia pulang aja."
"Jangan begitu, Nak. Kamu kalau ada masalah jangan malah marahan. Dibicarakan sampai tuntas. Suami isteri ada kalanya bertengkar tapi harus ada usaha supaya bisa baikan lagi."
Widya berkeras. "Aku tetap nggak mau ketemu sama dia."
Bude Ratih mengelus kepala Widya. "Ya udah. Bude keluar dulu."
***
Seperti dugaannya, Widya enggan bertemu.
Aras menarik napas panjang.
Sudah saatnya ia mengambil langkah lebih maju.
"Bude, saya mohon. Ijinin saya masuk ke kamar. Saya nggak akan bisa ngomong kalau saya pergi lagi. Mau nelepon, nomer saya udah diblokir sama Widya. Tolong, Bude. Saya mau ketemu Widya."
"Tapi Widya nggak mau ketemu kamu. Dia sudah pesan sama Bude."
"Nggak pa-pa, Bude. Dia nggak akan bisa marah karena lagi sakit. Saya cuma minta waktu dijinin ngerawat Widya."
Bude Ratih kemudian mengangguk pelan. Jika ada hal yang bisa ia lakukan, hal itu adalah tidak menghalangi ketika Aras ingin bertemu Widya.
"Ya sudah. Kamu boleh masuk ke kamar. Tapi jangan maksa kalau Widya nggak mau."
"Iya, Bude."
Aras beranjak dari kursi dan melangkah menuju pintu kamar yang tadi dimasuki Bude Ratih. Ia berjalan sepelan mungkin. Penuh kewaspadaan sekaligus was-was jika Widya bermaksud menyerang.
Tapi ia kan sedang sakit?
"Berani banget kamu,"
Dari atas tempat tidur, Widya melihat ke arahnya.
"Aku yang maksa Bude buat ijinin ketemu kamu."
"Keluar."
"Dengar dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE IN LOVE (Love #1) -Completed-
Genel Kurgu(CHAPTER2 EMESH DIPRIVATE) Highest rank #1 General Fiction May 12nd 2017, #3 General Fiction May 4th, 2017 :), #2 General Fiction May 5th, 2017 Lika-liku pernikahan seorang Widya Anandari dan Aras Yatalana. Cinta, gengsi, cemburu. Aku masih sangs...