01 • Anak Kecil

5.1K 305 52
                                    

"Sumpah, ya, Sher. Kalo sekali lagi lo lempar BH sama CD lo asal-asalan ke kasur gue, bakal langsung gue buang lewat jendela!"

Jam di dinding baru menunjukkan pukul 6 pagi, tapi suara merdu seorang Delia Ayu Saputri sudah bergema di dalam apartment nomor 1994 tersebut. Cewek dengan mata segaris itu baru bangun lima menit yang lalu. Jika biasanya, orang lain akan berleha-leha terlebih dahulu di kasur sambil mengumpulkan tenaga, Delia gak kayak gitu. Baru bangun, matanya sudah melotot saat mendapati BH 32B berada tepat di atas kepalanya dan CD berukuran M juga ada di atas tubuh yang untungnya tertutupi selimut.

Siapa lagi pemilik BH dan CD itu selain teman satu apartment Delia alias Sherly Amanda Wisena?

Delia masih gak habis pikir kenapa dia mengiyakan saat Sherly menawarkan diri untuk bisa satu apartment dengan Sherly sehingga biaya sewa bisa ditanggung berdua, meringankan beban masing-masing. Mungkin saat itu Delia khilaf dan lupa akan seberapa jorok dan malasnya Sherly, sahabatnya Delia sejak masih orok.

"Maaf, Del. Gue capek banget lagian. Gak sadar juga gue lempar ke kasur lo. Gue kira keranjang baju kotor."

Sherly menjawab dengan suara pelan, matanya masih terpejam dan kesadarannya belum sepenuhnya ada. Padahal cantik, tapi sikap cuek bebeknya Sherly itu parah banget. Apartment yang ditempatinya saat ini mungkin akan selalu seperti kapal pecah jika Sherly tinggal sendiri. Beruntunglah ada Delia yang memiliki sikap berlawanan dengannya. Sherly masa bodoh, Delia perfeksionis. Mereka dua sekawan yang saling melengkapi.

Delia menggeram. "Mata lo buta atau apa, sih? Ya, kali kasur gue dibilang keranjang baju kotor! Yang ada, kasur lo tuh yang mirip tempat pembuangan sampah!"

"Terserah, Del. Jangan ganggu gue. Gue masih ngantuk." Sherly menarik selimut hingga menutupi kepalanya.

Delia menarik napas dan menghelanya perlahan. Sebenarnya, dia paling senang mengganggu Sherly sehingga cewek itu teriak-teriakan gak jelas sampai Delia berhenti ganggu dia. Tapi untuk hari ini, Delia memilih membiarkan Sherly bermalas-malasan atau lebih tepatnya beristirahat mengingat kesibukannya di kampus yang membuatnya harus pulang larut malam.

Sherly adalah sekretaris BEM kampusnya dan sekarang adalah masa menjelang orientasi atau singkatnya OSPEK yang mengharuskan Sherly dan anggota BEM lainnya membuat strategi yang bisa membuat OSPEK kali ini lebih menarik dan gak terlupakan oleh para calon mahasiswa, junior mereka. Entah apa yang BEM persiapkan.

Delia melipat selimut yang dia kenakan dengan sangat rapih di ujung ranjangnya yang juga sudah rapih. Cewek berusia 21 tahun itu duduk di tepi ranjang, menghadap ranjang Sherly. Pipi tembamnya mengembung.

"Lo balik di anter siapa semalem, Sher?"

Oke, Delia emang mau biarin Sherly tidur dengan tenang untuk hari ini, tapi setelah dia menjawab semua pertanyaan yang menurut Delia sangat penting. Lebih penting daripada yang terpenting.

"Kevin."

Delia menahan napas mendengar balasan malas-malasan Sherly sebelum menghembuskannya dan berkata, "Oh."

"Jangan cembokir."

"Idih." Delia bergidik ngeri sambil bangkit berdiri dari tempatnya, meraih handuk yang ada di balik pintu, "Ngapain gue cembokir, idih."

Well, Kevin atau nama lengkapnya Kevin Anugrah Angkasa adalah nama cowok kakak tingkat mereka di kampus yang sudah lama ditaksir oleh Delia meskipun, cewek itu masih mengelak mati-matian padahal sudah terlihat jelas di mata Sherly. Cowok itu berusia 25 tahun dan belum juga lulus dengan gelar Sarjana. Salah satu anggota BEM paling abadi. Secara fisik, bisa dibilang sangat lumayan. Tinggi, putih, ganteng. Cuma sayang, terlalu playboy. Dede gemesnya ada di mana-mana.

Lian BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang