40 • Akhir

3.1K 282 85
                                    

Waktu berjalan cukup cepat. Bahkan, Sherly gak pernah menyangka jika besok akan menjadi salah satu hari paling bersejarah dalam hidupnya. Hari kelulusannya. Hari di mana dia lepas dari bayang-bayang kampus dan tugas menumpuk yang selalu diberi deadline yang gak masuk akal. Hari di mana dia bisa lepas dari tempat yang selalu disebutnya neraka ini. Akhirnya.

"Sherly! Woi, kita jadi belanja gak?! Gue udah ada gambaran, nih, mau make apa di acara wisuda lo!"

Suara cempreng Sera terdengar dari luar kamar. Sudah beberapa bulan belakangan, Sera ikut nimbrung tinggal di apartment Sherly dan Delia. Dia tidur bersama Delia karena dia emang tahu gak akan aman tidur bareng Sherly yang super lasak. By the way, Delia sedang pergi ke luar menemui keluarganya yang datang jauh-jauh untuk hari penting besok. Keluarga Delia yang terdiri dari: Ayah, Ibu dan kakak cowok Delia yang bernama Diki menginap di salah satu rumah sanak keluarga mereka di Cawang.

Delia meninggalkan Sherly di apartment hanya berdua dengan Sera yang sejak kemarin heboh mempersiapkan untuk acara besok. Kalau heboh mempersiapkan segala perlengkapan Sherly mah gak apa-apa. Tapi itu cewek sibuk mempersiapkan dirinya sendiri buat datang ke acara itu.

"Gue cocokan pake warna gelap atau terang? Duh, gue kan harus tetap terlihat cantik di acara lo nanti biar mereka tau lo punya kakak secantik dan sepinter gue."

Sherly gak pernah paham kenapa dia punya kakak seperti Sera yang terkadang terlihat sangat keren dan bikin bangga, tapi gak jarang juga malu-maluin.

Sera kerja di Jakarta sekarang, dengan pekerjaan yang Sherly gak mengerti, tapi sepertinya keren. Sera yang atur jam kerjanya sendiri dan dia bebas tanpa ikatan. Malah, dia lebih banyak menghabiskan waktu buat liburan daripada bekerja, mengingat dia memiliki pacar yang seorang traveller sejati.

Jika kalian pikir Marcel atau Bayu akan berakhiran dengan Sera, kalian salah. Dua cowok itu emang naksir Sera, tapi mereka harus puas menjadi sahabat dan merelakan Sera dengan cowok lain. Nama pacar Sera adalah Steven. Orang Indonesia asli, tapi muka kebaratan. Ketemu di Singapura dan nyatanya mereka udah pacaran hampir tiga tahun. Umur mereka sama-sama sudah sangat cukup untuk menikah, tapi tiap ditanya kapan nikah, mereka malah senyum-senyum gaje dan dengan santai bilang: "Nanti aja, masih seneng-seneng dulu."

Hubungan Delia dan Kevin juga berjalan sangat baik meskipun lebih sering Delia yang ngambek dan Kevin harus mati-matian membujuknya. Padahal, dulu Delia yang ngejar-ngejar Kevin biar peka, tapi sekarang Kevin yang bujuk-bujuk Delia biar gak ngambek. Delia itu kalo ngambek susah. Kayak anak kecil dan butuh penanganan khusus.

Last, jangan tanyakan bagaimana hubungan Sherly dan Lian karena Sherly sendiri juga gak tahu harus jawab apa. Pertemuan terakhir mereka adalah saat Lian berkata jika dia mencintai Sherly dan setelahnya, cowok itu menghilang bagai asap yang tertiup angin. Nomornya gak bisa lagi dihubungi. Semua akun sosial media-nya juga dan sekarang, Sherly sudah sangat menyerah tentang hubungannya dan Lian. Capek nunggu orang yang gak pasti. Capek hati, capek pikiran.

Beberapa bulan lalu, Marsha berkunjung ke apartment Sherly sehabis melakukan photoshoot di Kota Tua. Marsha datang membawakannya beberapa totebag berisikan pakaian-pakaian yang bisa dikatakan sangat girly dan bukan Sherly banget. Tapi Sherly terima, gak enak nolak. Marsha gak cerita banyak dan gak ada nama Lian yang ke luar dari mulutnya. Yang dia ceritakan justru masalah pekerjaannya di dunia modeling. Padahal, bukan itu yang Sherly inginkan untuk dengar.

"Yok, jalan!"

Sherly tersadar dari lamunannya saat tiba-tiba Sera menepuk pundaknya. Sherly mengangkat satu alis melihat Sera yang sudah sangat rapih. "Mau ke mana?"

Lian BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang