07 • Gak Peka

1.4K 231 20
                                    

"Lo udah denger tentang penculikan di wilayah Bandung sama Garut? Gue denger, sebenernya mereka gak mau nyulik, tapi terpaksa buat sebuah percobaan."

Sherly mengangkat satu alis mendengar perkataan teman satu kelasnya, Mira, yang baru saja datang dan langsung bicara mengenai sesuatu yang bahkan baru Sherly dengar.

"Hah? Apa?"

Mira menatap Sherly tajam. "Lo denger siaran radio kampus semalem gak, sih? Kan si Kevin yang jadi penyiarnya."

Sherly memutar bola mata. "Lah, masa bodo. Mau si Kevin atau siapapun itu, bukan urusan gue sama sekali. By the way, lo ngomongin apa tadi? Penculikan?"

Sherly berusaha mengalihkan perbincangan dari segala sesuatu yang berbau Kevin. Entah apa yang terjadi, tapi Sherly bosan disangkutpautkan dengan Kevin. Kalau disangkutpautkan dengan sesuatu yang jelas, seperti kegiatan BEM, gak apa-apa, deh. Tapi anak kampus Sherly hobi banget ngegosip dan terus ngegosipin sesuatu gak jelas yang terjadi antara Sherly-Kevin-Delia. Entah mereka tolol atau apa, Sherly dan Delia masih berteman sampai sekarang tanpa menghiraukan apa yang mereka gosipkan.

Hari ini, hari pertama Sherly kembali mendapat kelas pagi. Delia juga mendapat kelas pagi, tapi jadwal mereka berbeda. Terpaksa, Sherly membiarkan Lian sendiri di rumah. Sherly yakin, Lian memang butuh waktu sendiri untuk melakukan kegiatan yang normal dia lakukan dan dia gak bisa ngelakuin hal itu jika Sherly dan Delia ada di apartment.

"Makanya, dengerin radio sekolah. Walaupun kadang gak jelas, tetep aja ada beberapa hal yang bermanfaat. Contohnya berita semalem yang dibawakan langsung oleh abang ganteng Kevin." Mira nyengir dan Sherly memutar bola matanya.

Sherly melipat tangan di atas meja sambil memicingkan mata penuh ancaman. "Gue nanya serius, loh, Mir."

Mira diam sejenak dan nyengir lebar, mengangkat dua jari membentuk huruf V. Mira merupakan teman kampus Sherly yang cukup dekat dengannya, mengingat jadwal kuliah mereka sering sekali sama.

"Masih diselidikin, sih. Tapi akhir-akhir ini sosmed heboh sama berita penculikan beberapa mahasiswa kampus-kampus ternama. Pasalnya mereka hilang tanpa jejak dan lo masih inget berita anak ITB yang hampir mati gak bisa napas karena jadi kelinci percobaan seniornya buat nyobain penemuan baru mereka?"

Sherly diam sejenak lalu, mengangguk. Berita itu hampir satu tahun yang lalu. Sherly gak ingat jelas, tapi dia ingat jika mendengar tentang mahasiswa yang sekarat karena jadi kelinci percobaan itu.

"Lo juga harus tau, selain mesin pengendali emosi itu, ada juga yang bilang kalo mereka berusaha untuk membuat mesin waktu. Aneh dan gak mungkin, kan?

Sherly terkekeh geli. "Siapa yang tau? Mungkin aja kalo Tuhan emang ngehendaki."

Mira diam sejenak dan mengangguk. "Iya, gue tau. Tapi kata sodara gue yang di ITB, salah satu mahasiswa terbaik di sana jadi kelinci percobaan mereka dan belum balik sampe sekarang. Gak ada kabar sama sekali. Padahal, katanya ganteng dan kasanova kampus juga."

Mata Sherly membesar. "Cogan dan berpredikat mahasiswa terbaik? Lo ngimpi? Jaman sekarang, cogan itu bego dan kebanyakan mahasiswa terbaik itu cowok culun."

Mira mengedikkan bahu. "Gak tau gue. Gak usah protes, gue juga belum sepenuhnya percaya kalo belum ada bukti. Tapi lo ngerasa takut gak, sih? Bukan cuma anak ITB, tapi anak lain yang ada di sekitar Bandung sama Garut, banyak yang hilang tanpa jejak. Polisi masih nyelidikin organisasi macam apa yang terlibat."

Sherly menggigit bagian dalam bibirnya dan menengadah menatap ke langit-langit. Mendengar cerita Mira, tiba-tiba pikiran Sherly tertuju pada Lian yang sedang berada di rumah. Lian anak ITB, mengakunya. Apakah dia yang dimaksud saudara Mira?

Lian BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang