10 • Penawar

1.4K 223 8
                                    

Sudah hampir dua minggu Lian tinggal di apartment milik Sherly dan Delia. Masih belum juga ada perkembangan mengenai apa yang terjadi pada tubuh Lian dan siapa penyebabnya meskipun Lian bersikekeuh ini ada hubungannya dengan White Noise. Lian memang salah satu orang yang paling gak disuka WN mengingat beberapa kali Lian harus turun tangan menyelesaikan masalah dari percobaan yang mereka buat sehingga, dia menjadi pahlawan kebanggaan kampus. Ditambah lagi dengan sosok rupawan dan jangan lupakan keluarga beradanya. Ayah Lian merupakan salah satu ilmuwan terkemuka di Indonesia, namanya Ramdani Permana. Ibu Lian adalah seorang desainer terkenal yang karyanya sudah mendunia, Lily Pujiati. Lian juga memiliki kakak yang merupakan anak Band sekaligus peneliti yang beda tipis dengan Lian, bernama Bayu Wahyu Nugraha yang berbeda sekitar lima tahun dengan Lian.

Banyak sekali alasan kenapa Lian menjadi salah satu cowok paling di benci para cowok di kampus. Tapi muaranya hanya satu: rasa iri. Lian bisa mendapatkan cewek manapun hanya dengan sekali berkedip.

Lian terus mondar-mandir di ruang tamu, berpikir apa yang harus dia lakukan saat ini. Sherly dan Delia tengah berada di kampus dan Lian sedang gak dalam mood baik buat mencari tahu lagi tentang obat jenis apa yang membuat tubuhnya mengecil. Lian sudah sangat suntuk berada di gudang yang telah dia jadikan tempat melakukan banyak penelitian dengan fasilitas seadanya.

Akhirnya, Lian memutuskan untuk pergi ke luar apartment—pertama kalinya seorang diri—dan mencari udara segar. Berada hampir dua minggu hanya menetap di dalam apartment—Sherly dan Delia hanya beberapa kali mengajaknya ke luar—jelas sangat membosankan dan menyebalkan. Jadi, hari ini Lian memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar apartment dan pulang sebelum sempat Sherly dan Delia kembali.

Siang ini, sinar matahari sangat terik. Sudah hampir dua minggu Lian gak terkena matahari dan ketika panasnya sinar matahari menyengat kulit putih pucatnya, dia malah tersenyum senang. Lian terus melangkah seperti anak hilang di tepi jalan. Dia tahu beberapa orang memperhatikannya dan memang pasti mengira Lian sebagai anak hilang, tapi Lian gak peduli.

Langkah kaki kecil Lian terhenti ketika kaki besar berhenti tiba-tiba di hadapannya. Lian meneguk ludah sebelum mendongak. Cowok itu membulatkan mata dan menahan napas.

"Gimana rasanya jadi anak kecil, Andreas Julian Permana?"

Lian menunduk. Sial. Kenapa Lian harus bertemu dengan salah satu anggota WN yang adalah kakak dari Marsha yang bernama Marcel Leonard itu?

Lian tiba-tiba buntu untuk berpikir. Dia gak bisa bertindak menghadapi WN dengan tubuh kecil seperti ini. Gak bisa. Tapi satu-satunya harapan supaya dia bisa kembali ke tubuh normalnya adalah WN itu sendiri.

Lian mengernyit saat tangannya di raih oleh Marcel yang memberikan sebuah plastik kecil berisikan beberapa tablet obat kepada Lian. Lian mendongak gak paham dan masih memilih bungkam ketika Marcel dengan datar berkata, "Gue gak tahu penawar itu udah sempurna atau belum. Tapi dari tikus percobaan sama kayak lo, setelah dikasih penawar itu, dia bisa kembali ke tubuh semulanya."

Marcel diam, menunggu Lian mengatakan sesuatu, tapi cowok yang sekarang bertubuh kecil itu malah tetap bungkam sambil terus menatap plastik berisikan tablet penawar tersebut.

"Gue terpaksa jadi pengkhianat WN cuma karena permintaan paksa adek gue yang gue gak paham kenapa bisa nurut sama lo. Dia kirim salam. Lagi di Singapura sekarang, pemotretan."

Gak ada satupun kata yang ke luar dari mulut Lian dan itu bikin Marcel tambah kesal.

Baiklah. Marcel memang salah satu anggota WN yang paling senior. Sama seperti anggota WN lainnya, Marcel juga membenci Lian. Tapi adiknya malah sebaliknya. Marsha jelas sangat dekat dengan Lian dan rela melakukan apapun untuk cowok itu sedangkan, Marcel sangat menyayangi Marsha dan rela melakukan apapun untuk adiknya tersebut.

Lian BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang