Berlalu

51 4 7
                                    


Tapi dengan seiringnya waktu semua bisa berubahkan?. Terkadang bukan waktu lah yang merubah semuanya, tapi keinginan dalam diri seseoranglah yang ingin berubah.

***


“Apa ya.. Oh iya shaleh. Dia kan rajin kegereja hehehe” jawabku pada Savira.

“Masa elu enggak bilang dia ganteng sih?” kata Savira yang protes akan lanjutan jawabanku.

“Wah iya nih Nadia. Masa gua enggak ganteng sih. Kecewa nih gua.” kata Yusuf dengan muka yang dibuat sedih setelah mendengar jawaban dan didorong oleh kata-kata protes dari Savira.

“Lagian udah banyak yang bilang elu ganteng. Kalau nambah lagi yang ada nanti elu jadi keegeran.” kataku pada Yusuf.

“Udah, sekarang mau makan apa ini? Keburu bel nanti.” sambungku.

Dan akhirnya aku bisa jajan juga di kantin, karena selama tiga hari belakangan ini aku makan konsumsi OSIS terus.

Kami bertiga makan mie ayamnya Bu Ina. Harga pelajar, porsi banyak, bersih dan enak. Pluss pluss banget kan.

Setiap kata yang diucapkan antar teman, akan selalu diingat. Seindah atau seburuk apapun kata yang sikeluarkan akan selalu terkenang. Percayalah. Karena semua tidak akan terulang, sama sekali. Waktu tidak ada yang mengatur, walau jam yang selalu menghitungnya itu habis baterai. Tak peduli situasi apapun akan terus berjalan.

Dan bel pulang sekolah sudah berbunyi. Akhirnya bisa pulang juga, gerutuku dalam hati.

“Nad di panggil Bu Merna.”kata salah satu temanku.

“Oh iya makasih.” jawabku.

Bu Merna itu guru biologi sekaligus pembimbing Olimpiade yang akan aku ikuti. Dan buyarlah semua angan-anganku tentang tidur siang yang sudah aku rindukan.

“ada apa bu?” tanyaku pada Bu Merna ketika sudah bertemu di kantor guru.

“Olimpiade bentar lagi, jadi kamu latihan. Dan kali ini kamu engga bakalan sendirian karena Olimpiade praktek kali ini akan membedah katak setiap peserta diperkenankan untuk ditemani asisten.” jelas Bu Merna padaku.

“Asisten?” tanyaku pada bu Merna karena tidak paham.

“Iya, dan ibu sudah pilihkan asistennya.”

“Siapa bu?”

“Besok kamu bakalan ketemu dia waktu latihan. Jadi besok jangan lupa latihan Olimpiade, dan ibu udah minta izin pada Ketua OSIS untuk kamu.” jelas Bu Merna padaku.

“Iya bu. Makasih bu. Saya permisi.” jawabku mengiyahkan walau sebenernya masih enggak paham sama asisten itulah. Padahalkan kalau sendiri lebih fokus.

Via LIN*

Dimana? (tanya yusuf)

Jalan kegerbang. Tunggu..

(Jawabku)


Ya hari ini kita memang berniat untuk pulang bersama.

“Naik Nad.” kata Yusuf yang sudah berada didalam mobil.

“Suf, kata mama gua kapan elu mau kerumah gua?” tanyaku sambil masuk dan menggunakan safetybelt.

“Kapan yah, sibuk sih Guanya.” jawabnya sambil menjalankan mobil.

“Ihh gila, so sibuk.”

“Apa sekarang aja?” tanyanya.

“Hah?” jawabku yang super terkejut.

Dia BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang