Part 1 -Unpredictable News-

68.4K 1.9K 17
                                    

"Dengan terobosan baru ini, kita akan mendapat keuntungan berlipat untuk perusahaan dengan tidak mengeluarkan banyak biaya sehingga Promosi media massa bisa kita tekan, dan juga dengan cara seperti ini kita akan lebih dekat dengan masyarakat sehingga kita bisa mengerti produk fashion seperti apa yang sangat diinginkan oleh masyarakat, terimakasih”

Tepuk tangan dari para pemegang saham menggema keseluruh ruangan setelah mendengar presentasi dari manager pemasaran baru itu. Fayla Aluna Hutama gadis berumur 24 tahun itu menerima ucapan selamat dari seluruh teman-temanya dikantor karena berhasil meyakinkan para pemegang saham dengan idenya kali ini. Fayla baru 1 tahun bergabung dengan Aldio Corp, Salah satu perusahaan Produk Fashion yang sudah terkenal di seluruh pelosok Asia, setelah keluar dari perusahaanya terdahulu dikarenakan berselisih paham dengan direktur utama perusahaan tersebut. Padahal fayla adalah sumber daya yang sangat pintar dan berbakat dalam pemasaran, maka tak heran, dia di terima di posisi manager pemasaran karena prestasi nya yang dia torehkan di perusahaan sebelumnya. Sebenarnya Fayla tidak perlu repot-repot mencari pekerjaan karena orangtuanya sendiri adalah salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Namun fayla lebih suka bekerja mandiri, baginya itu lebih memuaskan di bandingkan selalu berlindung di bawah ketiak orangtua.

“Aku pulang”.. setelah memarkir mobilnya dengan asal, Fayla langsung berlarian kerumah setelah dia membaca pesan singkat yang dikirim oleh bi sum, pembantu sekaligus pengasuhnya dari kecil..

“Maaammm… .” Fayla berlari kepelukan ibunya saat melihat Ny.Hanna sedang bersantai diruang TV..

“Papa mana ma? Papa ikut pulang kan? “

“Iya sayang, papa lagi ke kantor temannya untuk proyek terbaru dari tadi siang, kau tunggu saja” kata ibunya sambil membelai-belai rambut gadis kesayangannya itu.

“Ya ampun papa, baru saja pulang, sudah mengurusi pekerjaan saja, apa dia tidak merindukan  aku??” kataku sambil mencibir.

”Ah kamu ini,, seperti anak kecil saja, sebentar lagi papa juga pulang kok” ucap ibunya sambil mencubit pipi Fayla yang yang sedikit tembam.

“Ng,  kenapa kalian tidak memberitahukan aku dulu kalau mau pulang? Kan Fay bisa jemput ke bandara, dan lagi pula kenapa dadakan mam?apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya Fayla tanpa titik.

Mamanya hanya menjawab tersenyum penuh misteri kepada gadisnya dan mengatakan kalau papanya yang akan menjelaskan semuanya..

Pada saat makan malam. Suasana terasa hening, tidak biasanya terjadi dalam keluarga Hutama jika mereka sedang berkumpul, kakak Fayla, Aira Felicia Hutama yang pulang dari Belanda bersama  suaminya Indra juga anaknya Maura ikut hening dalam makan malam tersebut.

“Ehm.. kenapa diam? Ada apa? Kak aira juga aneh.. Apa masih jetlag? “

“oouh. C’mon, selama ini aku selalu makan sendiri, masa pas kalian pulang aku juga berasa makan malam sendiri sih? ...”

”Jadi begini Fayla’.. papa memulai pembicaraan dengan ragu-ragu..

”Kamu kan tau, papa dan mama sangat sibuk dengan bisnis kita yang ada di medan, kak Aira pun juga sudah menikah dan menetap di luar negeri, tinggal kamu seorang di rumah yang hanya ditemani bi Sum dan pak Joko,, apa kamu merasa tidak kesepian?”

”Hmm. Jadi kepulangan papa yang mendadak ini hanya untuk membahas aku betah atau  tidak tinggal sendirian di Jakarta, bukan karena kalian merindukan aku?” jawab Fayla dengan sedikit cibiran.. ”

” jangan bilang kalau kalian berusaha untuk membujuk aku untuk ikut ke Medan lagi!!....aku akan tetap jawab TIDAK., aku betah disini, aku ingin tinggal dan bekerja disini  pap, lagipula saat aku kuliah di London, kalian tidak ada yang mencemaskan aku yang hidup sendiri di negeri orang, lalu kenapa hidup sendiri di kota kelahiran dan menetap dirumah sendiri kalian jadi cemas?”. ucap Fayla berturut-turut.

”Bukan begitu sayang, tapi alangkah baiknya kamu mempunyai pasangan yang bisa menjaga dan menemani kamu, dan kebetulan papa sudah menemukan orang yang tepat”. Mendengar ucapan mama sontak membuat  Fayla menyemburkan air minum yang hampir dia telan ke depan meja makan, membuat Aira yang berada didepannya tak luput dari semburan tersebut.

 "Faylaaaa"

Fayla menatap kakaknya dengan puppyeyes, tanda permohonan maaf mereka.

”Mama tidak bercanda kan” tanya Fayla dengan wajah takut.

Ma, Fay masih 24 tahun, masih jauh dari pemikiran pernikahan..Fay masih ingin berkarir dulu”

”Kamu masih ingin berkarir atau masih belum bisa menghilangkan gilang dalam hati kamu?” ucap kak aira dengan memasang wajah mengintimidasi...

”A..aku...” sejenak Fayla terdiam dan akhirnya melanjutkan kata-katanya ”aku sudah melupakan gilang dan tidak peduli dengan dia lagi, jadi bukan itu alasannya.

”Ok, kalau kamu memang sudah sepenuhnya melupakan Gilang, berarti tidak ada salahnya kalau papa menjodohkan kamu dengan laki-laki pilihan papa, toh papa yakin kamu tidak akan menyesal. ”

Fayla diam tak menjawab, didalam hatinya dia masih bertanya-tanya apakah dia benar sudah sepenuhnya melupakan Gilang, dan apakah dia sudah siap dengan keputusan  yang dibuat oleh papanya, menjodohkan dia dengan anak relasi orangtuanya.

TBC..

Note : ini  chapter yang sempat hilang.. Oh God.. kenapa bisa siih.. :(

Arco Iris (Love Like a Rainbow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang