Part 14 -Crowded in the Morning-

37.4K 1K 9
                                    

Fayla POV

Sebuah cahaya berusaha menusuk mataku, perlahan aku membuka  mata, teriknya sinar mentari masuk kecelah-celah ruangan ini, hangat sekali... aku mencoba menggerakkan tubuhku yang seperti mati rasa, namun tak bisa, seperti ada benda besar yang menghimpit tubuhku ini..

Aku mengusap mataku berkali-kali untuk memastikan bahwa aku sedang tidak bermimpi, ternyata benda besar yang membuat aku tidak bisa bergerak adalah tubuh Fabian. Seketika nafasku tertahan, saat merasakan deruan nafas teraturnya yang menghembus leherku, yah, tidak salah lagi, setengah badan Fabian menghimpit tubuhku dan tangannya melingkar sempurna dipinggangku, Astaga berat sekali laki-laki ini..

Tapi tunggu... kenapa bisa seperti ini?? Kenapa bisa dalam posisi begini???....., apa yang terjadi semalam???

aku terus berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, namun otakku tidak mampu bekerjasama dengan baik,,, kuperiksa keadaan tubuhku..

....Oh my God!!!!,

 sejak kapan aku memakai baju tidur yang super seksi ini, dan Fabian,... dia bertelanjang dadaa,.. !!!

Aarrrgghhhttt..

pikiran-pikiran aneh merasuki otakku, aku terus berusaha keras mengingat apa yang terjadi semalam,, tidak mungkin kan kami melakukannya... kalau memang iya, kenapa aku tidak bisa mengingatnya?? Bukankah kata orang-orang  malam pertama adalah hal yang tidak akan terlupakan seumur hidup.

Haduuuhhh kenapa bisa jadi seperti ini.. Rutukku...

 Dan posisi ini, kalau memang semalam kami melakukannya, kenapa malahan dia yang tertidur diatas tubuhku, seharusnya jika disamakan dengan yang di drama-drama, akulah yang seharusnya tertidur diatas dadanya yang bidang itu... Oh tidak apa yang aku pikirkan..... Sadar Fayla, kau harus mengingat apa yang terjadi semalam....

Aku berusaha menggerakkan tubuhku untuk membuat Fabian terbangun, sebenarnya aku tidak tega, karena wajahnya benar-benar terlihat sangat damai jika sedang tertidur seperti ini, namun aku butuh penjelasan, semakin aku berfikir apa yang terjadi semakin kacau otakku dengan pikiran-pikiran aneh itu.

“Fa..bi...an...” panggilku pelan setelah gerakan-gerakan kecil tubuhku tak membuatnya bangun dan menyingkirkan tubuhnya dari tubuhku.

“fabian..” panggilku berkali-kali sampai ada respon darinya..

“ng... hei,, kau sudah bangun” gumammnya dengan suara serak khas orang bangun tidur..

“Bisakah kau beranjak dari atas tubuhku, tubuhku bisa-bisa mati rasa jika kau tidak menyingkir juga” ucapku kesal.

“hah, kau ini, bukannya mengucapkan salam saat bangun pagi atau memberikanku morning kiss, tapi malah marah-marah” ucapnya sembari beranjak dari atas tubuhku.

Aku yang merasakan tubuhku terbebas dari beban berat, menghela nafas yang panjang sebelum mengintrogasinya dengan sejuta pertanyaan yang kini bersarang di otakku.

Arco Iris (Love Like a Rainbow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang