***
Semburan hangat matahari memaksa mataku untuk terbuka. Aku mengerjap-ngerjap sambil menggeliat, mencari posisi yang nyaman. Tak kurasa hari sudah Siang. Siang ini aku tidak menemukan Fayla dalam pelukanku. Seingatku kami tertidur di sofa setelah berdansa sampai hari menjelang pagi, dan aku memeluknya.
Aku bergerak mendudukkan badanku, dan mengurut kepalaku yang sedikit pusing. Aku tidak melihat adanya aktifitas dirumah ini. Aku mencoba memanggilnya dan mencarinya keseluruh ruangan namun ia tidak ada. Tidak mungkin kan semalam aku benar-benar bermimpi. Kalau bermimpi, kenapa terasa nyata sekali, suaranya, bibirnya, tubuhnya semuanya terasa nyata.
Aku mencoba menenangkan pikiranku, aku yakin aku tidak bermimpi, aku belum gila walaupun aku sempat berpikir akan makan malam dengan bayangannya.
Tiba-tiba mataku menangkap sebuah cahaya yang dipantulkan dari gelas yang terletak di minibar dapur apartemen ini. Aku mendekati meja itu dan melihat sebuah menu sarapan yang lengkap dengan susu putih. Di samping susu itu ada secarik kertas.
”....Aku membuat sarapan ini untukmu, makanlah, karena aku melihat kau sangat lelah, kau pun selalu berkeringat tadi malam, padahal tadi malam sangat dingin sekali, wajahmu juga terlihat pucat. Aku tidak tau apa yang terjadi padamu, semoga sarapan ini bisa memulihkan kekuatanmu.
Maaf, aku harus pergi, aku akan menemui Gilang, aku tidak ingin mengecewakannya. Dia sudah sangat baik terhadapku.
Aku sangat bahagia saat aku mengetahui kau masih sangat mencintaiku, dan berusaha mencariku.. namun aku punya 1 permintaan. Aku ingin kau memecahkan masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Aku ingin kau menyelesaikannya, dan menjelaskan kepada kedua orang tua dan keluarga kita. Aku sudah berusaha untuk menjelaskan kepada mereka namun mereka belum mau percaya jika kau tak bicara.
Kau tidak perlu berpikiran macam-macam tentangku dan Gilang, , aku hanya ingin menenangkan diriku.
Selesaikan masalah ini, dan susul aku. Aku menunggumu...
-Fayla- ”
Arrrrgggttt.. sial... Kenapa dia pergi lagi.. Dia ingin menemui Gio? Jangan-jangan...
Aku segera menyambar ponselku dan menghubungi Fayla, hanya saja ponselnya tidak aktif, akhirnya aku mencoba menghubungi Raya.
”Gio hari ini berangkat ke Perancis, ada apa? Kenapa kau menanyakannya?” tanya Raya setelah aku menanyakan keberadaan Gio.
”Apa Fayla ikut bersamanya?” tanyaku tanpa menjawab pertanyaan darinya.
Raya diam saja tak menjawab pertanyaanku.
Baiklah aku sudah tau jawabannya.
”Mereka berangkat pukul berapa?” tanyaku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arco Iris (Love Like a Rainbow)
RomanceDidalam cermin itu ada sesosok gadis yang sangat cantik dan anggun, namun mata cantiknya menyiratkan kerapuhan. wajahnya sendu.. gadis itu memakai gaun pernikahan,. Pernikahan yang tidak pernah ia bayangkan. Setidaknya tidak dengan cara seperti in...