Part 23 -The First Lies-

31.1K 932 33
                                    

Author POV

Wanita tua itu tergesa-gesa menaiki anak tangga satu persatu menuju kesalah satu ruangan yang ada di lantai dua rumah besar itu..


Ia mendorong sebuah pintu dengan tidak sabar dan menemukan seorang pria sedang menatap sebuah lukisan dengan wajah datar..

"kenapa tuan melakukan ini?" ucap wanita tua itu kepada pria yang berada di hadapannya.

"dia semakin cantik.." ucap pria itu

"tuan... !!"

"biarkan seperti ini bi.."

'Tapi tuan,,, tidak seharusnya tuan melakukan ini,, ini akan menyakiti anda dan nona Fayla..."

"tapi akan lebih menyakitkan lagi  jika aku tidak melakukan ini.."

"tu..an..., sampai kapan anda seperti ini?, aku fikir dengan membiarkannya bertemu dengan tuan, Tuan akan kembali seperti dulu..."

"cukup bi... Tidak akan ada yang berubah, semua sudah ditakdirkan, dan ini pilihanku.."

"bukankah tuan sangat merindukannya??.."

Pria itu menghela nafas berat..

"lalu, apa saat melihatnya tadi aku harus berlari dan memeluknya dan tidak melepaskannya lagi? begitukah maksud bibi? " 'aku memang ingin sekali melakukannya.." ucapnya terpotong, dia menjeda seperti menerawang...

"aku  sangat merindukannya... bahkan saat  aku terbaring koma, aku dapat merasakan kerinduan yang terbesar dalam hidupku, aku dapat merasakan kedatangan orang-orang untuk menemuiku, aku mendengar mereka berbicara kepadaku, namun seseorang yang aku harapkan untuk datang dan menemani hari-hari bisuku tidak pernah ada.. kerinduan itu semakin menjadi saat otakku sudah mampu mengendalikan tubuhku.,. ingin sekali aku berlari mencari kemanapun dia berada, tapi aku tidak dapat menemukannya.."

pria itu menengadahkan kepalanya menahan cairan yang mendesak keluar..

"tuan,, sudah hentikan., tuan sudah terlalu lama menderita, tuan sudah sepatutnya mendapat kebahagiaan.. dia sudah kembali tuan.."

"dia memang sudah kembali bi... tapi dia bukan Fayla yang kita kenal dulu lagi... kini dia telah menjadi Fayla yang dewasa, Fayla yang bertanggungjawab, Fayla yang telah bersuami ..."

"tuan.."

laki-laki itu menaikkan tangannya membentuk tanda berhenti... dengan maksud menghentikan ucapan wanita tua itu...

"im okay.."

###

-pameran lukisan-

Fayla POV

Masuk keruangan ini seperti masuk ke negeri asing.. aku sebelumnya tidak pernah tertarik dengan acara seperti ini, dan itu semua tentu membuat Luna bingung dan curiga.. yang ia tahu aku sama sekali tidak peduli dengan seni lukis, namun kini aku bersikeras untuk mengajaknya datang ke pameran ini.

Setelah berhasil meyakinkan Luna bahwa aku tertarik dengan dunia lukis, akhirnya ia mau menemaniku untuk datang kesini.. Diambang pintu pameran ini, pengunjung telah disuguhkan dengan  lukisan Bunga abstrak sang maestro yang sebelumnya aku sangat mengenal lukisan ini... ini adalah Lukisan Gilang pada saat kami masih SMA,, dia dari dulu memang jago melukis hanya saja dia menjadikan sebagai hobi, bukan Profesi seperti sekarang ini.

Arco Iris (Love Like a Rainbow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang