Part 2 - Nightmare at The Legend of Seas -

54.8K 1.6K 14
                                    

Fayla POV


Dengan berat hati aku melangkahkan kakiku masuk kedalam pesiar mewah ini The legend Of Seas . Salah satu kapal pesiar di bawah Royal Caribbean International.. Kapal pesiar yang dibuat di Chantier de L'Atlantique, St Nazaire, Prancis yang memulai pelayaran pada 16 Mei 1995. Sebuah kapal yang sangat mewah dan besar (berkapasitas 2.076 penumpang dan 720 awak kapal) dengan 11 dek.

Seperti yang papa katakan Satu minggu yang lalu, beliau telah membuat janji untuk mempertemukan kedua keluarga di dalam acara liburan bersama. Dan beliau memaksaku mengambil cuti panjang hanya untuk perjalanan ini, Ya kami akan melakukan perjalanan ke Phuket melalui Singapura.

Kedua keluarga berjanji bertemu di Singapore Cruise Center untuk melakukan cek- in terlebih dahulu, dan disaat itulah aku melihat orang yang akan dinikahkan dengan ku. Namanya Fabian Alka Tafary. Tidak ada yang berbeda dari orang ini dari kebanyakan pria lainnya. Dia tinggi, tampan, kulit putih bercahaya dan memiliki mata yang tajam ..

”Oh tidak, Fay jangan mengatakan kalau kau sedang terpesona dengan laki-laki ini..apanya yang tidak berbeda, dia jelas berbeda dengan laki-laki yang lain, dia.. mmmm.. sem..purna ” gerutu Fay dalam hati.

Aku sedang berjalan-jalan di dek 9 dek untuk bersantai, dan langkahku terhenti karena terpukau melihat kecantikan matahari saat hampir ternggelam, selama menikmati keindahan itu aku sampai tidak sadar jika ada seseorang yang sudah berdiri disampingku..

”Cantik bukan..?” kata-kata dari pria itu mengejutkan ku dari lamunan..ya dia adalah Fabian.

”Sangat” jawabku dengan canggung namun masih bisa mengendalikan ekspresi wajahku.

"Apa orangtuamu juga memaksamu mengikuti perjalanan ini?” tanya Fabian datar.

Aku mendecak mendengar pertanyaan itu..

”Yah seperti yang kau lihat, jika mereka tidak memaksaku mungkin aku sekarang sedang tenggelam dalam rutinitas pekerjaan yang tidak ada henti-hentinya”..

Sore itu kami lewatkan dengan berbincang-bincang banyak hal menyusuri dek 9 tanpa ada rasa canggung lagi. Sesekali kami tertawa terbahak-bahak melihat anak-anak yang berlarian kesana kemari karena menjahili teman yang lainnya.

”Sampai bertemu nanti malam” ucap Fabian sambil tersenyum tulus setelah mengantarku sampai di depan kamarku.  Aku menjawab dengan anggukan dan langsung berlalu masuk ke kamarku.

Malam ini kami sekeluarga akan melakukan makan malam bersama, aku merias wajahku dengan make up tipis karena aku lebih suka tampil natural, memakai gaun malam sebatas lutut berbahan sutera tanpa lengan, potongan yang elegan dan aku padu padankan dengan louboutin fifi  Aurora Boreale Evening yang membuat kakiku tampak lebih jenjang.

Fabian POV


Entah apa yang aku pikirkan hingga aku bisa berada disini.. Hah, sungguh melelahkan, tapi melihat gadis yang bertemu di pelabuhan membuat aku menjadi tidak menyesali menerima ”undangan” papi untuk berlibur bersama. Gadis itu cantik tinggi semampai dan simple, terlihat dari caranya mengikat rambut yang asal, wajahnya dibiarkan polos tanpa make-up dan memakai kacamata rayban berwarna cokelat.

Sore ini aku melihatnya berdiri terpaku di dek 9 sambil memandang matahari tenggelam, sepertinya dia sedang terpukau, karena saat aku mendekatinya dia sama sekali tidak menyadari. Oh Tuhan, wanita macam apa ini, sedang melamun saja dia terlihat can..tik..

Arco Iris (Love Like a Rainbow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang