Gym

825 72 4
                                    

Amber sekarang berada di ruang loker anak perempuan, ruang ini dipakai sebagai tempat mengganti pakaian khusus perempuan. Sudah seminggu dilingkungan sekolah ia mendapat beberapa teman, contohnya Cheryl dan yang lainnya, ada beberapa.

Mungkin seluruh anak di sekolah ini mengenalnya karena bisa dibilang dia agak populer semenjak kedatangannya itu dan dengan adanya gosip yang mengatakan jika ia adalah model yang membuat namanya naik. Padahal itu semua tidak benar, sungguh manusia.

Ia memperhatikan anak perempuan lain yang mulai membuka bajunya menghadap kearah lain. Ia tidak tau harus melakukan apa, karena ia belum pernah mengganti pakaian bersama dalam ruangan seperti ini.
Menurut yang ia tau ini termasuk tindakan yang memalukan.

Seseorang menggengol bahunya.
"Kau tidak ganti baju?" tanya Cheryl. Cheryl anak yang baik tapi agak suka bergosip. Ia anak yang manis dengan rambut warna merah oranye alami dan bintik-bintik freckels didekat hidungnya membuat ia dianggap Amber cantik untuk seukuran manusia, namun Cheryl malah tidak senang dengan bintik-bintik itu dan malah iri dengan Amber. Aneh.

"Aku hanya agak tidak nyaman." ucap Amber jujur dan Cheryl tertawa.

"Kau ini, memang setiap jam olahraga kami akan selalu ganti baju bersama. Bagaimana jika kau menghadap loker saja jadi tidak terlalu kelihatan?" tawar Cheryl dan ia menangguk pelan. Ia berbalik menghadap loker dan perlahan membuka bajunya terlebih dahulu.

Tanpa diketahui anak perempuan lain memperhatikan Amber. Lekuk tubuhnya sangat sempurna, tidak ada lemak ataupun luka dan tanda lahir yang merusak pandangan, pasti banyak lelaki yang mau mati untuk mendapatkannya.

Ia langsung memakai kaus olahraga itu dan berbalik. Anak perempuan lain langsung beralih cepat dari Amber, tidak mau ketahuan memperhatikan.

"Ah iya, kalian tau kita sekelas dengan Peter dan Kent." ucap salah satu anak dengan girang disusul dengan anak lain.

Amber hanya bisa memperhatikan mereka agak kebingungan, karena ia tidak tau siapa mereka itu.

"Kau tidak tau Peter dan Kent ya?" tanya Cheryl sambil melipat bajunya.
Amber menggeleng pelan.

"Tentu saja, ini kan kelas olahraga pertamamu," kata Cheryl.
"Mereka itu seperti pengeran disekolah kami. Peter Graham dan Kent Marshall"

Amber hanya mengganguk dan memperhatikan Cheryl.

"Peter it–" perkataannya terputus saat anak perempuan yang girang tadi mengambil alih.

"Dia agak dingin, tapi ia sangat tipeku." kata Sarah, memuja Peter sambil memeluk baju gantinya dan membayakan sesuatu.

"Kalau Kent Marshall adalah kapten Tim Football sekolah kita, ia sangat atletis. Sifatnya ya ramah tapi dia agak genit," lanjut Sarah dan yang Amber lakukan hanya menangguk lagi.

Mereka memutuskan keluar dari ruang ganti dan menuju lapangan besar yang biasa digunakan untuk Lacrosse. Kali ini tidak menggunakan lapangan indoor karena cuaca di Grace Town cenderung mendung.
Kalau lapangan Football berbeda karena tim sekolah menggunakan lapangan kota untuk berlatih.

Anak-anak perempuan yang sudah sampai langsung duduk di bangku bench dan penonton dibelakang. Tapi Amber lebih memilih berdiri bersama Cheryl.

"Kau lihat itu?" Cheryl menunjuk ke sisi kiri lapangan dimana disana kelompok anak laki-laki.

"Itu Kent Marshall." ia mengarahkan pandangan ke laki-laki yang ditunjuk. Memang benar ia bertubuh atletis dan agak besar, rambutnya agak pirang dan ia sepertinya sedang menggoda gadis yang ada dibelakang mereka.

Amber menoleh kebelakang, anak perempuan lain memang sedang digodanya. Dasar.

"Memang suka menggoda gadis lain, tapi menurut kami kalian cocok," Amber langsung menyipitkan mata kearah Cheryl. "Kami?"

The Angels Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang