Cieee udah lama ga update akhirnya update juga wkwkw.
Selamat membaca ya sayangkuu <3
(comment dong jangan lupa ttg cerita ini, menurut kalian gimana, apa aja pokonya wkwkw. Vote jangan lupa!!)Bahunya terasa pegal setelah sekian lama ia pingsan dengan posisi menunduk. Pergelangan tangannya terasa sakit setelah ia sadar kalau ada tali yang menjeratnya dengan bangku. Perlahan ia menaikan kepalanya dengan mata yang mengerjap-erjap dan aduhan yang keluar dari mulutnya. Sesaat matanya sudah terbuka sepenuhnya dan fokus, bukan pandangan atas rumah atau kamarnya yang ia dapat, melainkan pandangan dinding lapuk dan perabotan rumah yang sudah rongsok dan hancur. Bangku sofa yang terbalik dengan satu kakinya yang copot dan lampu gantung yang tepat ada diatas kepalanya membuat ia penat seketika.
"dimana aku?" hanya itu kalimat yang terlintas di kepalanya sambil berusaha mengingat-ingat hal terakhir yang ia lakukan. Apa ia korban truth or dare atau karena ia mabuk dan teman-temannya di pesta Cheryl mengerjainya.
"tidak perlu takut." timbul suara dari ambang pintu yang gelap. Perlahan sosok yang bersembunyi di kegelapan itu melangkah masuk. Ian bisa mendengar langkah kakinya di lantai yang pudar ini.
"siapa kau? Kenapa aku disini, apa yang mau kau perbuat!" makin jelas pandangan Ian terhadap sosok itu, ketakutannya semakin besar. Bukan karena sosok itu buruk rupa atau semacamnya tapi sosok itu memakai jubah hitam dan tudung yang menutupi wajahnya dan berdiri satu meter dihadapan Ian.
"aku tidak tau siapa kau dan aku juga tidak mau tau, tapi tolong lepaskan aku." Ian meronta dikursinya berusaha melongarkan tali yang mengikat tangan dan kakinya.
"kau sungguh spesial," Ian langsung terhenti dan melihat kearah sosok bertudung itu. "darahmu berbeda dari yang lain, aku memikirkan bagaimana rasanya apakah manis. Ah, aku rasa semanis madu."
Sosok bertudung itu mulai berkata-kata yang aneh sambil mengitari Ian membentuk lingkaran.
"BERHENTI! SIAPA KAU! TOLONG! TOLONG AKU!" ian berteriak dengan keras.
Makin lama sosok itu makin dekat dan mendekat hingga ia berada dihadapan Ian. Ian tersengal-sengal karena teriakan keras yang bahkan tidak digubris, ia yakin ia ada di hutan karena suara burung dan pohon yanh terdengar diantara teriakannya.
"hentikan itu! Lihatlah tempat ini. Tidak akan ada yang menolongmu. Kau Kan mati ditanganku, Ian." sosok itu mencengkram rahang Ian dengan tangannya yang kurus dan seputih porselain. Mata Ian membulat dan saat ia merasakan dingin yang tidak kepalang diwajahnya. Orang itu jelas seperti mayat, tidak ada kehangatan sedikitpun didalam dirinya. Ia berdarah di dingin. "tapi kau terlalu spesial, bagaimana jika aku memberikan kau kehidupan yang baru? Kehidupan tanpa kematian, abadi."
Ia melepaskan cengkramannya secara kasar hingga meninggalkan sayatan diwajah Ian karena kukunya yang tajam.
"berteriaklah Semaumu disini, tidak akan ada yang mendengar dan menolongmu Ian."
Sosok itu segera keluar dari sana maninggalkan Ian. Sendirian.
******
"IAN! IAN! DIMANA KAU!"
Adam dan para pria melanjutkan pencarian yang lebih ke hutan. Setelah hampir lima jam mereka tidak berhenti-berhentinya mencari.
Tidak ada tanda-tanda keberadaan Ian, sedangkan sebentar lagi sang fajar akan berpulang kembali."membingungkan." ucap Sheriff Faust. "kemana kira-kira seorang anak remaja pergi hingga meninggalkan ibunya sendirian." Sheriff menggeleng pelan, melihat kedepan mereka dimana terhampar luas danau Dark Lake yang tenang namun mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels
FantasyDidalam diri manusia selalu ditempatkan Satu malaikat pelindung Tapi bagaimana jika Tuhan menempatkan malaikat yang istimewa kepada beberapa orang yang terpilih di Grace Town untuk suatu misi. Dan misi itu sudah dimulai dengan Tuhan mengirimkan s...