Pertandingan Lacrosse malam ini sangat meriah. Lapangan yang tadinya sepi mulai penuh dengan orang-orang usia muda sampai tua.
Meskipun Langit sudah gelap, lampu sorot yang ada disetiap sisi lapangan membuat suasana menjadi terang benderang.Amber berjalan menuju lapangan sekolah beriringan dengan Peter disebelahnya. Ia mengenakan Mantel dan syal malam ini karena udaranya terbilang dingin. Ia memasukan tangannya ke saku mantel, sangat sulit menjaga tubuh manusia yang rentan dan harus sering dirawat seperti ini tapi mau bagaimana lagi.
Saat mereka sampai, para penonton sudah duduk rapi ditempatnya, tak jarang dari membawa spanduk dukungan untuk tim Grace Town kebanggan mereka.
Peter menggiring Amber ketempat duduk yang kosong, dimana disana terdapat anak murid yang lain juga. Tak jarang mereka melayangkan pendangan kearah mereka berdua terutama para anak perempuan yang mendesis dan berbisik-bisik iri terhadap Amber.
Dari ujung bench ada Cheryl yang melambaikan tangan kearahnya, pasti dia akan mendukung Scott Winter, pacarnya.Para Pemain tim Glendale sudah memakai jersey kebangsaan mereka yang berwarna merah dengan pelindung badan dan perlengkapan lainnya, seperti tongkat Lacrosse, helm pelindung, juga sarung tangan.lengkap. Sedangkan disebrang lapangan ada tim dari Maldilton Perp yang mengenakan jersey berwarna hitam dengan logo ular cobra yang mendesis didepannya.
Coach Boby berdiri di pinggir lapangan sambil berdecak pinggang.
Gaya rambutnya masih sama sejak tadi pagi, agak acak-acakan. Matanya mengobservasi timnya yang sedang pemanasan. Setelah itu dia meniup peluitnya, dan para pemain langsung mengerumuni Coach."Sepertinya kau tertarik pada Lacrosse, ya?" Peter membuka pembicaraan.
Amber langsung menoleh kearahnya dan tersenyum. " ya, mungkin. Sejauh ini aku menyukainya."
"Aku jarang menemukan anak perempuan yang suka nonton olahraga laki-laki seperti kau. Kadang mereka cuma datang hanya untuk tebar pesona dan mengincar para pemain untuk berkencan bersama mereka," kata Peter spontan.
"Sangat menyedihkan hidup untuk hal seperti itu" jawab Amber dan kembali memperhatikan lapangan.
Saat Amber sibuk mengamati lapangan, Peter disebelahnya mengamati wajah perempuan itu yang terlihat lugu dan sangat anggun. Ia tidak mengerti apa yang membuat dirinya tertarik untuk mengenal perempuan yang ada disebelahnya ini lebih jauh. Ia seperti melupakan dirinya yang lama saat bersama Amber, dirinya yang layak disebut monster dan rakus keabadian. Perlahan senyuman terukir dibibirnya, perempuan itu satu-satunya yang bisa membuat Peter merasakan semua ini. Perasaan yang sudah lama tidak ia rasakan, perasaan dimana seperti ia sesak napas karena bahagia.
Di bangku pemain, mereka duduk bersebelahan. Zach dan Ian, mereka setim Lacrosse. Ian membetulkan jaring tongkat Lacrossenya saat Zach sedang menoleh kebelakang bench memperhatikan seseorang. Bisa dibilang berkali-kali.
Ia mengikuti arah pandangan anak itu. Sudut bibirnya terangkat sedikit memperhatikan orang yang sedang diperhatikan Zach. Memperhatikan Peter dan Amber ya?
"Cukup memperhatikannya," kata Ian membuat Zach langsung kembali menghadap lapangan dan menoleh kearahnya.
"Kau melihatnya ya?" bisik Zach. Dan Ian menyengir menampilkan barisan giginya yang putih.
"Kau suka sama anak itu? Amber Stewart." tebak Ian langsung. "Yah, sayangnya kau sudah keduluan haha" ledeknya.
Zach hanya menggeleng kecil sambil tertawa, apa benar sudah tidak ada lagi kesempatan untuknya?. Melihat Amber bersama Peter bersama membuat ia patah semangat, sedikit tapi cukup membuat dirinya menjadi kalut didalam kegelisahan. Ia terlalu lambat dalam merespon perasaannya. Ia menyukai gadis itu, tapi bahkan belum mengambil gerakan untuk mendekati Amber. Sekarang ia sudah keduluan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels
FantasyDidalam diri manusia selalu ditempatkan Satu malaikat pelindung Tapi bagaimana jika Tuhan menempatkan malaikat yang istimewa kepada beberapa orang yang terpilih di Grace Town untuk suatu misi. Dan misi itu sudah dimulai dengan Tuhan mengirimkan s...