Kepakan sayap Amber yang seraya mendarat membuat pusaran angin terbuat di bawahnya. Dedaunan kering yang menandakan kalau musim dingin akan segera datang berhamburan menjauh, meskipin Grace Town selama sepuluh tahun tidak benar-benar musim dingin karena tidak ada salju yang turun, hanya udara yang suhunya merendah.
Amber akhirnya memijakan kaki di tanah dengan hamparan dedaunan kering. Hutan menjadi pendaratan teraman yang ia miliki dengan keminiman terlihat oleh para mortal. Ia juga perlu mencari udara segar setelah beberapa hari berusaha menyambungkan koneksi dengan Ian cukup membuatnya sedikit pegal dibadan dan kepala. Dan covenant juga belum mengirim pesan untuknya setelah terakhir kali melalui fed ex yang benar-benar bukan tipe mereka.
"apa kau melihat Meddith?"
Amber berniat melangkah saat suara dibelakangnya membuatnya berhenti karena terkejut. Suara anak kecil. Laki-laki. Dengan mantap dan tak gentar, Amber berbalik badan. Dan benar seorang bocah laki-laki berdiri diantara batang pohon dua meter dihadapannya. Anak itu tidak terkejut sama sekali, melihat dua sayap besar di punggungnya.
"apa kau melihat meddith?" tanya anak itu sekali lagi.
Amber memiringkan kepala, "apa yang kau lakukan disini, anak kecil? Siapa namamu?"
"namaku Gray. Gray Benjamin." jawab anak kecil itu. Ada nada kesedihan di suaranya. Ia melangkah mendekat, tidak ada rasa takut sedetikpun.
Melihat Gray mendekat, Amber makin sadar kalau ada yang berbeda dari bocah berambut orange itu selain karena tidak mungkin seorang anak kecil berkeliaran sendirian di hutan. Bahkan jika anak itu tersesat, pasti ia akan mulai menangis. Dan benar, saat melihat mata anak itu dan sorot matanya. Dan lagi, Gray tidak terkejut melihatnya dengan kedua sayap besar dipunggung. Amber yakin seratus persen kalau Gray bukan manusia.
"kau vampire." ucap Amber saat Gray semeter didepannya. "apa yang kau lakukan sendirian disini Gray? Kau tidak takut diculik?"
"oleh pemburu?" Grey mendongak menatap wajahnya. "Tuan pasti akan melindungiku. Mereka pasti takut pada tuanku."
Amber menemukan nol ancaman dari vampire kecil ini. Menjadi vampire bukan selalu berarti jahat. Seseorang yang menjadi vampire hanya akan kehilangan waktu dan penuaan, dan yang paling nenyedihkan. Melihat mereka yang bukan kaumnya hilang karena dibawa waktu. Menjadi vampire hanya memebekukan waktu dan tubuh, tapi selebih apa yang tersisa dari sikap dan ingatan masih tetap ada. Dan anak kecil ini salah satunya.
"tuanmu pasti sangat keren ya." Amber melangkah seraya melipat sayapnya kembali ke punggung menjadi segaris halus cahaya yang tertutupi baju. "kau tidak terkejut melihatku. Itu keren sekali."
Gray mengangguk, "aku pernah diberi tau tentang kalian oleh temanku, meddith. Tapi ia entah kemana beberapa hari ini. Dia teman mainku satu-satunya disini dan kini aku sendirian lagi." Gray menghela napas dan bahunya lunglai. Bocah itu menunduk menatap kakinya yang ia mainkan.
Amber melangkah lebih dekat dan membungkuk menyamakan tinggi mereka. "kenapa tidak mencoba ajak tuanmu itu? Ia pasti senang kau ajak bermain."
Gray mengangkat wajahnya. Manik mata bocah itu bertemu dengan manik Amber yang penuh kelembutan. "aku tidak yakin. Ia cukup sibuk dan aku merasa ia tidak menyukaiku karena aku lemah. Ia jadi repot selalu melindungiku. Seperti waktu itu. Saat aku mencoba bermain dengan anak-anak manusia ditaman bermain dan aku hampir mengigit mereka saat salah satunya berdarah."
Amber tersenyum lembut. "aku yakin ia mau bermain denganmu suatu saat, Gray. Dan kau bisa bermain denganku, kalau kau mau. Bagaimana?"
Mata Grey berbinar. "benarkah? Kakak mau bermain denganku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels
FantasyDidalam diri manusia selalu ditempatkan Satu malaikat pelindung Tapi bagaimana jika Tuhan menempatkan malaikat yang istimewa kepada beberapa orang yang terpilih di Grace Town untuk suatu misi. Dan misi itu sudah dimulai dengan Tuhan mengirimkan s...