Pt. 02

3.5K 321 23
                                    

Author POV

Tersirat senyuman di wajah Sehun sesaat setelah mematikan ponselnya. Beberapa menit yang lalu dia memberanikan diri untuk menghubungi Jennie. Ia mendapatkan nomornya dari ayahnya. Masih melekat kalimat-kalimat yang diucapkan gadisnya itu.

Sehun tak henti-hentinya tersenyum. Dia kemudian beranjak menuju lemari pakaiannya. Sehun memilih pakaian yang akan dia gunakan besok untuk menemui calon istrinya. Kwon Jennie.

Flashback On (Di telepon)

"Tidak oppa. Jangan meminta maaf, itu memang sudah seharusnya bukan? Jadi mari kita sama-sama belajar. Belajar untuk saling mengenal, memahami, dan tentunya mencintai..."

"Kalau begitu, apa besok kau ada acara? Apa kau sibuk? Bisakah aku bertemu denganmu."

"Ah, tidak oppa. Aku tidak ada acara, dan aku tidak sibuk. Tentu."

"Baiklah, aku akan menjemputmu besok pukul 11.00 siang. Kita makan siang diluar bagaimana? Apa kau tidak keberatan?"

"Baik oppa. Aku tidak keberatan. Jam 11.00 siang? Oke."

"Kalau begitu, istirahatlah kau pasti lelah. Maaf mengganggumu Jennie-ya. Selamat malam."

"Tidak masalah oppa. Kau istirahatlah juga. Selamat malam."

Flashback Off

Setelah mengobrak-abrik lemarinya. Sehun memilih T-Shirt putih, celana jeans hitam dan juga jaket kulit yang berwarna senada. Sehun menggantungnya di depan lemarinya. Dia benar-benar tak sabar menunggu hari esok.

Sehun POV

Setelah memilih pakaian yang akan kukenakan besok. Aku merebahkah tubuhku di tempat tidurku. Baru saja aku menutup kedua mataku ada suara yang memanggilku dari luar kamarku. Suara perempuan, tapi bukan ibu. Atau pelayan dirumahku. Suara itu tak asing bagiku.

"Sehun-ah... Sehun oppa." Suaranya begitu lembut. Aku kemudian beranjak menuju pintu kamarku. Saat kulihat sosok yang memanggilku aku terbelalak melihatnya. Jantungku terasa akan lepas. Dan bola mataku akan keluar dari tempatnya. Terkejut melihat perempuan yang memanggilku. Dia... Jennie!?

"Ah, Je-Jennie... k-kau kenapa bisa disini? Ah, maksudku ada ap..." Belum selesai aku bicara, Jennie mendorong tubuhku ke arah tempat tidurku. Dia perlahan naik ke atas tubuhku dengan senyum menggodanya.

Tubuhku lemas, mataku terbelalak, dan hatiku bergetar tak karuan. Jennie memajukan wajahnya dan sekarang tepat 5cm di depan wajahku. Matanya melirik ke arah bibirku. Mendekatkan bibir mungilnya, aku mulai menutup mataku. Namun saat bibir kami hampir bersentuhan...

"Sehun-ah..! Ayo bangun!" Sebuah suara berat membangunkanku.

"Aishh! Hanya mimpi." Aku menggarukkan kepalaku yang tidak gatal karena kesal. Kemudian mataku tertuju ke arah celanaku. "Aishhh!"

"Sehun-ah! Cepat! Atau aku akan mendobrak pintu kamarmu!" Suara itu. Suara itu pasti Jongin hyung. Aku kemudian beranjak menuju pintu. Tapi, saat aku baru memegang kenop pintu. Aku kembali melihat ke celanaku yang basah.

"Aku tidak mungkin memperlihatkan keadaanku seperti ini. Hyung pasti akan menertawakanku." Gumamku.

"Kya! Oh Sehun! Apa kau masih hidup!?" Teriaknya dengan nada yang agak kesal. "Ne, hyung aku sudah bangun. Pergilah, aku akan menyusul." Jawabku dengan sedikit berteriak. "Aishh, dasar!" Balasnya. Kudengar suara langkah kaki meninggalkan kamarku.

First And LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang