[Re-Publish] Pt. 04

1.8K 194 0
                                    

Author POV

Sesampainya di rumah Sehun masuk sambil masih mengulas senyum di wajahnya. Dia kini tampak persis seperti orang tidak waras. Setiap pelayan yang lewat dia menyapanya dengan gaya yang agak nyentrik.

Tapi Sehun tak peduli dengan tatapan aneh dari orang rumahnya. Hingga dia masuk ke dalam ruang makan. Orangtuanya dan Jongin yang sedang makan malam melihat bingung ke arah Sehun yang dari tadi menatap mereka. Sambil tersenyum aneh.

"Kau kenapa?" Tanya Jongin dengan wajah bingungnya. Begitu juga dengan orangtua Sehun yang ikut kebingungan dengan tingkah anaknya itu.

"Jongin-ah... Saranghae.." Ucap Sehun sambil duduk di meja makan samping Jongin. "Yak! Otakmu terbentur apa heh!? Imo, Samchon, dia kenapa?" Jongin berdiri dan berlari kecil ke belakang orangtua Sehun.

"Sehun-ah kau sebenarnya kenapa heh? Apa kau sakit?" Baru saja Ibunya ingin berdiri dari tempat duduknya.
"Aniyo Eomma, aku baik-baik saja." Jawab Sehun dengan tatapan sok imutnya. Yang membuat Jongin merinding.

"Jadi kapan?" Sehun menatap ayahnya. "Kapan? Apanya yang kapan?" Jawab ayahnya dengan wajah yang lebih bingung.

"Kapan aku akan menikah? Tanggal berapa?" Sehun menghela nafasnya kesal. "Yak! Baru kemarin Imo dan Samchon bilang kalian punya waktu untuk pacaran dulu sekarang sudah ingin menikah!? Whoa, kalau begini aku yakin Imo dan Samchon akan mendapat cucu dengan cepat dan banyak." Jongin menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Untuk apa lama-lama menunggu? Kita berdua sudah saling mencintai jadi untuk apa pacaran dulu?" Sehun beranjak meninggalkan ruang makan. Sedangkan orantuanya dan Jongin hanya menatapnya dengan tanda tanya.
"Aku akan bicara padanya. Yak! Oh Sehun!" Jongin berlari mengekori Sehun menuju kamarnya.

Sehun POV

Aku membuka pintu kamarku dan merebahkan tubuhku di tempat tidurku dengan Jongin yang duduk di sofa kamarku.

"Kau sebenarnya kenapa heh? Tiba-tiba ingin menikah secepat ini? Kemarin bukannya kau setuju mau pacaran dulu? Ceritakan aku dengan detail." Jongin hyung menatapku dengan tatapan ingin tahunya.

"Tadi siang aku bertemu dengan Jennie. Kemarin aku memang sudah menghubunginya dan membuat janji. Lalu kami makan siang berdua di restoran..."

"Hah!? Sungguh!?" Belum selesai aku bicara Jongin hyung memotong penjelasanku.

"Yak hyung! Dengar dulu..." Kataku dengan nada agak kesal yang membuatnya terkekeh.

"Awalnya aku kira kami akan sangat canggung tapi ternyata tidak. Dia sangat riang. Lalu saat kami sedang makan, dia bertanya apa kami pernah bertemu sebelumnya. Aku terkejut mendengar pertanyaannya. Aku tidak bisa menjawabnya saat itu.."

"Jadi, kau belum menjawabnya sampai sekarang?" Jongin hyung kini duduk di tempat tidurku tepat disampinku.

"Sudah, aku mengajaknya ke Sungai Han dan menceritakan semuanya. Kau tahu, aku menjelaskan semuanya selama perjalanan ke rumahnya. Dan juga..."

"Dan juga apa?" Tanya Jongin hyung penasaran. "Aku bilang aku mencintainya. Apa kau tahu apa jawabannya hyung?"

"Maaf Sehun oppa. Aku tidak mencintaimu. Jadi lupakan semua perjodohan ini karena aku sudah punya kekasih. Begitu kan?" Tebak Jongin hyung dengan nada yang dibuat-buat.

"Hhm. Kau tidak akan percaya hyung. Dia bilang, dia juga mencintaiku. Dan dia mencium pipiku." Jongin hyung tiba-tiba tertawa. Aku yakin pasti dia tidak percaya.

"Yak! Kau beri Jennie makan apa tadi heh? Kenapa dia bisa mengatakan hal tidak masuk akal itu kepadamu?" Tawa Jongin hyung semakin keras. Aku tidak memperdulikannya. Aku meraih ponsel di saku celanaku. Aku mencari nama Jennie di kontakku dan menelponnya.

First And LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang