Author POV
Hari yang di tentukan tiba, semua sudah terencana dengan matang. Sehun, Jongin, dan Suho kini berada di tempat tersembunyi. Mereka mengawasi pergerakan Irene dan ayahnya yang sedang berlibur di salah satu resort mewah.
"Kau ada dimana?" Ucap Suho pada alat komunikasi yang ada di telinganya pada Seulgi.
"Aku sudah mengamankan Silvio. Sekarang aku akan menuju Irene, kalian ikutlah dengan anak buahku yang sudah kuperintahkan untuk menjemput kalian." Jawab Seulgi dari seberang sana.
---
Setelah anak buah Seulgi menjemput mereka untuk bertemu dengan Silvio. Kini giliran Seulgi yang beraksi. Ia sengaja duduk di samping Irene yang sedang menikmati pemandangan pantai bersama dengan ayahnya.
"Tuan!" Panggil salah seorang kaki tangan Tuan Bae sambil tersungkur bersimbah darah.
"Kau kenapa!?" Tanya Tuan Bae panik.
"K-kita semua diserang!" Jawab kaki tangannya sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Tuan Bae dan Irene panik, di sekitar mereka juga tidak ada anak buah yang menjaga, karena Tuan Bae memerintahkan mereka berjaga di luar.
"Berlutut! Kalian sudah di kepung!" Ucap Seulgi seraya mengarahkan dua pistol pada Tuan Bae dan Irene yang terkejut bukan main.
"Penghianat!" Pekik Irene sambil berjalan ke arah Seulgi.
Dorr!
Satu tembakan dari anak buah Seulgi yang sudah mengepung mengenai kaki Irene.
"Akkhhh! DASAR JALANG PENGHIANAT!" Teriak Irene pada Seulgi yang hanya menatapnya datar.
"Bawa mereka. Jika perlu, gunakan puluhan borgol dan rantai agar mereka tidak kabur." Ucap Seulgi tersenyum miring.
Seulgi langsung meninggalkan tempat saat Tuan Bae dan Irene sudah masuk ke dalam helikopter CIA.
---
"Terima kasih banyak, karena kalian sudah membantuku dan keluargaku." Ucap Sehun pada Seulgi dan Suho.
"Seharusnya aku yang berterima kasih dan juga meminta maaf karena menggunakan anakmu untuk misi berbahaya ini." Jawab Seulgi.
"Sekarang lebih baik kita kembali ke villa. Semua orang pasti sudah khawatir." Ucap Jongin membuat Sehun, Suho, dan Seulgi mengangguk. Mereka kemudian kembali ke villa Sehun.
---
"Silvio!" Pekik Jennie saat melihat Silvio yang tertidur di gendongan Jongin.
"Apa dia baik-baik saja? Apa anakku baik-baik saja oppa?" Tanya Jennie sambil meraih Silvio dari Jongin yang tersenyum melihatnya.
"Ayo kita masuk ke dalam." Ucap Ny. Oh membuat semua orang masuk ke dalam villa untuk berkumpul.
"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan. Sebelumnya aku juga sudah membicarakan ini dengan Suho-ssi dan Seulgi." Ucap Sehun membuka percakapan membuat semua orang menatapnya.
"Mereka ingin membawa Sean." Lanjut Sehun singkat membuat semua orang terdiam.
"Sebelumnya, maafkan aku karena ini sangat terlambat. Tapi, aku sungguh sudah berusaha untuk bertemu Sean, tapi baru sekarang aku bisa. Jadi, aku mohon izinkan aku membawanya. Aku memang ayah yang buruk, tapi aku akan tetap berusaha menjadi ayah terbaik untuknya. Aku juga sangat berterima kasih karena sudah merawatnya dengan baik." Ucap Suho sambil berlutut membuat semua orang merasa iba karena pengorbanannya
"Kami mengizinkanmu dengan senang hati membawa Sean. Tapi kau harus bertanya langsung padanya." Jawab Jennie pada Suho yang kini memasang wajah tidak yakin karena Sean bertemu dengannya baru-baru ini.
"Aku mau!" Pekik Sean sambil menuruni tangga. Membuat semua orang menatapnya kaget.
"Aku mau pergi bersama Suho appa." Lanjut Sean sambil memeluk Suho yang kini meneteskan air matanya.
"Sebenarnya aku tahu jika Sehun appa bukan ayah kandungku. Dulu, Irene eomma yang memberi tahuku sebelum dia pergi. Jadi sekarang aku ingin pergi bersama Suho appa boleh kan?" Tanya Sean menatap semua orang yang mulai menangis terharu dibuatnya.
"Aku berjanji akan menemui kalian lagi, terutama Silvio." Lanjut Sean sambil duduk di samping Jennie yang sedang memangku Silvio.
"Tentu saja boleh. Tapi janji, kau akan kembali menemui kami." Ucap Ny. Oh pada Sean yang mengangguk.
"Kapan kalian akan membawanya?" Tanya Jongin pada Suho dan Seulgi.
"Kami akan membawanya ketika kalian sudah kembali ke Seoul. Sangat tidak sopan jika kami membawanya saat kalian masih disini." Jawab Seulgi.
"Kalau begitu, Suho dan Seulgi tetaplah disini, karena kita sudah menjadi keluarga dan kita kembali minggu depan saja. Kita semua akan berlibur disini, bagaimana?" Tawar Tuan Oh membuat semua orang bergembira.
"Aku permisi dulu, aku ingin menidurkan Silvio di kamar." Ucap Jennie pamit diikuti Sehun.
---
Jennie meletakkan Silvio di atas tempat tidur dengan perlahan.
"Cepatlah tumbuh, ayah ingin bermain bersamamu, menemanimu belajar, mengantarmu sekolah, bercanda denganmu, dan mungkin sedikit bertengkar." Ucap Sehun sambil mengelus kepala Silvio.
"Yeobo, sebentar lagi Sean akan pergi dan Silvio akan sendiri. Bagaimana jika kita memberinya beberapa adik?" Tanya Sehun menggoda Jennie yang langsung mencubit perutnya.
"Kau ini, kenapa bicara seperti itu di depan putramu." Ucap Jennie membuat Sehun terkekeh.
"Setidaknya kita membuat tim basket atau tim sepak bola." Tambah Sehun membuat Jennie menatapnya tajam.
"Aigoo... Aku yakin kau pasti bisa. Itu sangat menyenangkan bukan." Ucap Sehun menggoda Jennie sambil menggandeng lengan istrinya itu.
"Ayo ikut." Ucap Sehun menarik tangan Jennie menuju balkon.
"Akhirnya, ini adalah akhir bahagia dari kisah kita. Aku sangat bahagia setelah melewati semua tikungan hidup ini. Awalnya aku ingin menyerah, tapi setelah mengingatmu, semangatku kembali. Terima kasih karena sudah menjadi bagian hidupku. Awalnya aku hanya pria biasa yang hidup dalam kekosongan, tapi kini aku adalah pria terhebat yang bisa memiliki wanita terbaik di dunia." Ucap Sehun panjang lebar membuat Jennie tersenyum.
Sehun mendekatkan wajahnya pada wajah Jennie. Saat bibir mereka hampir bersatu.
"Yak! What are you doing dude!?" Teriak Jongin dari bawah. Balkon kamar Sehun dan Jennie memang langsung menuju halaman belakang. Dan kini semua anggota keluarga ada disana sambil menatap mereka.
"Jangan mesum disitu! Kalian tak malu huh!?" Tambah Tiffany membuat wajah Sehun dan Jennie memerah.
"Aigoo... Nafsumu itu Sehun-ah! Sepertinya aku akan dapat keponakan yang banyak dari kalian." Ucap Jongin membuat semua orang tertawa.
"Ayo masuk kita lanjutkan di dalam." Bisik Sehun pada Jennie tanpa memperdulikan semua orang.
Kini mereka sudah di dalam kamar. Sehun kembali memulai aksinya, ia mendekatkan wajahnya.
"Uuweekkkk..." Silvio terbangun menangis membuat Jennie terkekeh melihat ekspresi Sehun yang frustasi.
"Anak ibu bangun?" Tanya Jennie sambil menggendong Silvio yang kembali tenang.
Jennie kemudian menghampiri Sehun yang hanya menatapnya datar.
Cup
Jennie menempelkan bibirnya pada bibir Sehun membuat pria itu mengulas senyum dan langsung memeluk Jennie dan Silvio.
"Mulai sekarang, hanya ada kebahagiaan yang akan menyelimuti kita. Aku berjanji." Ucap Sehun.
THE END
●●●●●
HOPE YOU LIKE IT
(Jujur aku gak suka part ini 😂)
WARNING TYPO!---
Btw, boleh minta komenannya gak buat cerita ini? Apa aja deh. Kritik/saran terserah kalian 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
First And Last
Fanfiction"Aku tidak bisa kembali padamu. Itu tidak akan mungkin, kaulah yang menentukan takdir kita dulu. Sekarang, pertanggung jawabkan itu, jika kau merasa sebagai laki - laki." ~ Kwon Jennie~ "Tidak bisakah kita memulainya dari awal? Aku tahu ini berat, t...