[Re-Publish] Pt. 07

1.5K 138 1
                                    

Sehun POV

Terhitung tinggal 4 hari lagi, aku akan menikah dengan Jennie. Mendekati hari bahagia itu aku semakin gugup. Disisi lain aku sangat bahagia. Sedari pagi aku tak henti-hentinya tersenyum sendiri membuat para karyawanku menatapku dengan aneh, bahkan Jongin hyung beberapa kali memperingatkanku untuk tidak terlalu bahagia berlebih, karena katanya aku terlihat seperti pedofil.

Tapi aku tak peduli, aku tetap saja tersenyum dan bahkan tak menghiraukan berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjaku. Apa salahnya aku senang? Sebentar lagi aku akan menikahi wanita yang aku cintai. Apa aku harus sedih? Tentu tidak bukan?

Drrttt... Drrttt...

Ponselku berbunyi, sepertinya sebuah pesan masuk. Aku meraihnya yang berada di dekat notebookku. Kuharap dari Jennie, entah kenapa hari ini aku sangat merindukannya. Padahal kami bertemu tadi malam di rumahnya.

From : 260 - 030 - XXX

Apa kabar sayang? Apa kau baik-baik saja? Sudah lama kita tak bertemu, apa kau merindukanku?

~ Irene ~

Aku hanya tertawa renyah membaca pesan tersebut. Aku memilih tidak menjawabnya. Mungkin pangirimnya salah nomor atau hanya iseng. Irene? Siapa Irene? Saat hendak meletakkan ponselku di meja, satu pesan baru masuk. Ternyata dari pengirim yang sama.

From : 260 - 030 - XXX

Sehun-ah, aku merindukanmu. Bisakah kita bertemu? Atau haruskah aku yang mencarimu? Dimana kau sekarang?

~ Irene ~

Aku mengkerutkan keningku. Dia tahu namaku? Aku penasaran dengan pengirim pesan ini. Tapi aku tetap tidak menghiraukannya. Aku meletakkan poselku dan mulai membaca tumpukan berkas di mejaku.

---

"Akhirnya..." Aku meregangkan tubuhku, karena rasa pegal yang menyelimuti tubuhku. Sekarang pukul 7 malam, saatnya aku pulang. Aku meraih jasku dari kursiku.

Drrttt... Drrttt...

Ponselku berbunyi, seseorang meneleponku. Apa pengirim misterius itu yang menelepon pikirku. Saat kulihat layar ponselku ternyata Jongin hyung.

"Halo, hyung ada ap..."
.
.

"Yak cepatlah pulang, ada masalah disini."
.
.

"Masalaah ap..."
.
.

Ttuutt...

Baru aku ingin bertanya Jongin hyung memutuskan teleponnya. Ada apa dengannya? Kenapa suaranya seperti orang gelisah? Tanpa pikir panjang lagi aku melenggang keluar ruanganku menuju tempat parkir dan melajukan mobilku pulang.

---

Sesampainya di rumah aku melihat sebuah mobil terparkir di depan gerbang rumahku. Mungkin ada tamu pikirku santai. Aku memarkirkan mobilku di depan teras, dan mendapati Jongin hyung sedang mondar-mandir gelisah.

"Hyung, kau kenapa?" Dia mengalihkan pandangan gelisahnya kepadaku.

"Yak! Ada masalah besar di dalam. Cepatlah, samchon dan imo sudah menunggumu di ruang keluarga." Baru aku akan melangkahkan kakiku masuk, Jongin hyung menahan bahuku.

"Sehun-ah, apapun yang terjadi aku sangat percaya padamu, kau tak mungkin melakukan itu. Kau sangat mencintai Jennie. Bahkan sebelum perjodohanmu ini. Aku selalu ada di belakangmu, aku akan menjagamu. Sekarang masuklah, tapi jika ini benar. Jadilah pria yang bertanggung jawab." Aku menatap Jongin hyung bingung. Aku kemudian masuk dan diikuti Jongin hyung di belakangku.

First And LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang