Jennie POV
Sedari tadi aku mencari dimana Silvio berada, tapi aku tidak menemukannya. Bahkan, aku telah menyuruh semua pelayan di rumah ini untuk mencarinya. Terakhir kali ia bermain dengan Sujin, pelayan yang baru bekerja empat bulan dirumah ini. Aku semakin khawatir karena hal itu. Aku sudah menelepon Sehun dan ia akan segera pulang.
"Yeobo, apa Silvio sudah ketemu?" Sehun langsung menghampiriku ketika ia tiba di rumah.
"Belum, bagaimana ini? Seharusnya aku tidak meninggalkannya. Aku seharusnya tidak pergi ke makam Jok Hyuk oppa tanpa membawanya." Sesalku membuat Sehun menarikku ke dalam dekapannya seraya menenangkanku.
"Tolong jangan salahkan dirimu. Aku ayahnya, seharusnya aku juga menjaganya." Ucap Sehun padaku yang terus menangis.
"Tuan! Nyonya!" Pekik seorang pelayan sambil berlari ke arah kami.
"Ada apa?" Tanya Sehun membalikkan badan menatap pelayan itu.
"Tuan Jongin menelepon dan mengatakan jika Nona Krystal kecelakaan dan sekarang ada di Samsung Medical Center. Tuan Jongin juga mengatakan kalian harus segera kesana." Jawab pelayan tadi dengan nada panik, membuat aku dan Sehun terkejut.
"Kami akan kesana, tolong jaga Sean. Dan beritahu kami tentang perkembangan Silvio. Ayo, yeobo kita berangkat." Ucap Sehun seraya menuntunku menuju mobil di depan teras.
Entah kenapa, hari ini banyak kejadian yang membuatku serasa tumbang.
"Hyung!" Panggil Sehun pada Jongin oppa yang berada di depan lobby rumah sakit.
"Cepatlah!" Ucap Jongin oppq pada kami, ia langsung menunjukkan jalan menuju ruang ICU tempat Krystal dirawat.
Saat kami tiba di depan ruang ICU, ada Tiffany yang terduduk sambil menangis di kursi lorong rumah sakit tersebut.
"Jennie-ah, Krystal tak akan kenapa-kenapa bukan?" Tanya Tiffany padaku yang sama-sama menangis menghawatirkan sahabat kami terlebih lagi aku yang kini juga sedang mengalami masalah.
"Dia akan baik-baik saja." Ucap Sehun menenangkan.
Author POV
Drrttt... Drrttt...
Suara telepon Sehun berbunyi membuatnya sedikit menjauh bersama Jongin.
"Halo, ada apa?"
.
."Tu-tuan, seseorang meninggalkan sebuah kotak berisis pesan, jika tuan muda Silvio diculik."
.
."A-apa kau bilang? An-anakku?"
Tuttt... Tuttt...
Sehun mematikan teleponnya. Tatapannya kosong membuat Jongin penasaran.
"Ada apa Sehun-ah?" Tanyanya sambil memegang bahu Sehun.
"Hyung, Silvio diculik." Jawabnya membuat Jongin terdiam.
"Sehun-ah, sebenarnya aku menyuruhmu datang kesini salah satunya karena itu. Tapi kumohon jangan beritahu Jennie terlebih dulu." Ucap Jongin sambil melihat ke arah Jennie dan Tiffany duduk.
"Sebenarnya Krystal kecelakaan karena ia melihat salah satu pelayanmu keluar dari rumahmu dan masuk ke dalam mobil. Saat itu kami akan berkunjung secara terpisah. Aku sempat melihat mobil Krystal keluar dari komplek rumahmu dan aku segera meneleponnya. Dan dia memberi tahuku bahwa ada sesuatu yang aneh, aku lalu mengikutinya. Karena mobil yang dikendarai Krystal melaju dengan cepat, aku kehilangan jejaknya. Tapi saat aku tiba di persimpangan, aku menemukan mobil Krystal sudah hancur di pinggir jalan." Jelas Jongin panjang lebar membuat Sehun sangat merasa bersalah pada Krystal.
Ceklek
Seorang dokter keluar dari ruangan tempat Krystal dirawat. Membuat mereka mengalihkan pandangan pada dokter tadi.
"Apa kalian keluarganya?" Tanya dokter pada mereka berempat.
"Kami teman-temannya." Jawab Tiffany membuat dokter tadi mengangguk.
"Pasien sudah sadar dan ingin kalian bertemu dengannya. Silahkan." Ucap dokter tadi mempersilahkan mereka masuk.
"Krys..." Lirih Jennie menggeenggam tangan Krystal.
"Mm-ma-afkan aku Jennie-ah..." Ucap Krystal terbata-bata membuat Jennie menggeleng.
"A-akku tidak bisa mengejarnya. Tapi kau bisa melihat blackbox mobilku." Lanjut Krystal membuat semuanya mengangguk.
"Sehun-ah, tolong jaga Jennie. Jangan pernah kau mengakitinya. Jadilah suami dan ayah yang baik, aku tahu kau pasti bisa. Tiffany dan Jongin terima kasih sudah menjadi sahabat baikku juga. Kalian sudah seperti keluarga bagiku disaat Jennie sudah meninggalkanku untuk hidup bersama pria yang dicintainya. Kalian menggantikan posisinya untuk menghiburku." Ucap Krystal dengan lirih hingga ia menghembuskan nafasnya panjang.
Membuat monitor EKG menunjukkan garis lurus. Sehun menekan tombol merah untuk memanggil dokter.
"Maaf, kalian harus keluar." Ucap seorang dokter masuk dengan tiga orang perawat.
Sudah satu jam lebih dokter berada di dalam ruangan Krystal membuat Jennie dan Tiffany tak hentinya menangis.
"Bagaimana dokter?" Ucap Sehun langsung beranjak dari tempat duduknya saat melihat dokter tadi keluar dari ruangan Krystal.
"Maaf, tapi pasien sudah tidak bisa tertolong. Sebaiknya hubungi keluarganya untuk mempersiapkan pemakaman. Kami turut berduka." Ucap dokter tadi seraya pergi.
●●●●●
HOPE YOU LIKE IT
WARNING TYPO!
KAMU SEDANG MEMBACA
First And Last
Fanfiction"Aku tidak bisa kembali padamu. Itu tidak akan mungkin, kaulah yang menentukan takdir kita dulu. Sekarang, pertanggung jawabkan itu, jika kau merasa sebagai laki - laki." ~ Kwon Jennie~ "Tidak bisakah kita memulainya dari awal? Aku tahu ini berat, t...