[Re-Publish] Pt. 06

1.7K 163 0
                                    

Jennie POV

Tak terasa sudah hampir dua bulan sejak aku bertemu 'Malaikatku' lagi.

Dan sekarang, tinggal sebulan pernikahan kami akan di gelar, keluargaku dan keluarga Sehun oppa jadi sangat sibuk. Kami setidaknya harus menyelesaikan daftar perisapan yang sudah kami buat satu minggu sebelum acara.

Ditengah kesibukan ini. Terkadang aku di selimuti rasa gugup saat aku membayangkan sebentar lagi aku akan menikah. Begitu juga dengan Sehun oppa. Kami sering berbicara melalui telepon untuk saling mengeluarkan uneg-uneg, bercanda, melepas rindu, dan melepas kebosanan.

Dan hari ini calon mertuaku akan datang kerumah membicarakan masalah gedung dan undangan pernikahan kami. Mereka hanya datang berdua, karena Sehun oppa sedang menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Terhitung sudah hampir satu tahun Sehun oppa memegang jabatan sebagai CEO menggantikan ayahnya di perusahaan. Karena maklum, ayahnya butuh istirahat. Lagipula Sehun oppa sudah cukup matang mengemban amanah tersebut.

"Jennie-ah.. sayang bagaimana kabarmu hari ini?" Calon ibu mertuaku tiba-tiba masuk ke kamarku yang pintunya kebetulan tidak ku tutup.

"Baik ibu. Ibu bagaimana?" Tanyaku sambil tersenyum. "Tentu saja baik sayang. Ayo kita keluar." Kemudian beliau merangkulku keluar menuju ruang keluarga. Disana orangtuaku, oppa, eonni, dan calon ayah mertuaku sudah menunggu.

"Ayah apa kabar? Apa ayah sehat?" Aku menunduk memberi hormat kepada calon ayah mertuaku, yang di jawabnya dengan senyum dan anggukan.

Aku mengambil posisi duduk di samping calon ibu mertuaku. Kami melihat-lihat berbagai jenis dekorasi untuk pesta pernikahan. Setelah lama memilih akhirnya pilihan kami tertuju pada dekorasi serba putih dengan tambahan hiasan mawar merah.

"Permisi, maaf mengganggu. Saya membawakan ini tuan." Kim ahjussi masuk dengan para pelayan yang lain membawa beberapa kotak yang berisi contoh undangan yang memang telah kami pesan.

"Coba lihat ini Jennie-ah, bukankah ini cantik?" Eonni memperlihatkanku sebuah contoh undangan yang cantik, namun terlihat terlalu berlebihan untukku, aku hanya menjawabnya dengan senyum untuk menghargainya.

"Kau mau undangan seperti apa Jennie-ah?" Ibuku membuka suara, yang sedari tadi sibuk membantu memilihkan undangan.

"Aku ingin yang sederhana tapi indah, yang membuat tamu ingin menyimpan undangan dan mengingat pernikahan kami." Jawabku sambil terus memilih-milih undangan.

"Ah, aku ingin yang ini, bagaimana?" Aku memilih undangan berwarna hitam legam dengan tulisan berwarna silver, sambil menunjukkannya kepada eonni dan para ibu.

"Baiklah kalau calon pengantin memilih yang ini." Calon ayah mertuaku meraih undangan yang aku pilih.

"Oh iya. Jangan lupa, dua minggu lagi kau harus pergi ke butik dengan Sehun untuk melihat gaunmu." Calon ibu mertuaku tersenyum sambil mengelus rambutku.

Author POV

Setelah selesai memilih dekorasi, undangan, dan menentukan tamu yang hadir. Tuan dan Ny. Oh pamit pulang. Jennie kemudian bergegas menuju kolam berenang yang berada di bagian belakang rumah.

Jennie duduk di sofa pinggir kolam tempat dia biasa menghabiskan waktunya dengan membaca buku, bermain gitar, atau sekedar mengotak-atik ponselnya.

Dia mencari nama di kontaknya. Oh Sehun. Dia mencari kontak calon suaminya.

"Halo, Jennie-ah."
.
.

"Oppa ada dimana? Apa aku tidak mengganggu?"
.
.

"Tidak, kau tidak mengganggu. Aku baru sampai rumah. Ada apa?"
.
.

First And LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang