00

7.8K 520 27
                                    

Author POV

"Apa!? Kenapa tiba-tiba Ayah? Kenapa Ayah tidak memberi tahuku sebelumnya? Aku keberatan!" Suara seorang gadis dengan nada sedikit berteriak kepada seorang laki-laki paruh baya yang tidak lain adalah ayahnya. "Rendahkan suaramu, bersikaplah sopan kepada ayahmu." Ibunya mencoba menenangkan gadis itu, yang kini sudah berdiri dari tempat duduknya. Dengan wajah yang masih tampak kesal, tanpa menggubris perkataan sang ibu, gadis itu pergi meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.

Sambil sedikit mengumpat dia berjalan dengan menghentakkan kakinya. Para pelayan yang lewat hanya menunduk cemas dan terlihat sedikit takut di raut wajah mereka melihat nona muda mereka memasang wajah masam.

Braakkk!

Dia membanting pintu kamarnya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur king sizenya. Wajahnya yang masam, kini berubah datar sambil melihat langit-langit kamarnya. Masih terngiang kalimat ayahnya, yang cukup membuatnya serangan jantung.

"Rencana ini sudah ayah buat lama bersama kakekmu. Dan ayah rasa ini adalah saatnya untuk memberi tahumu. Kau akan di jodohkan dengan anak kenalan ayah, yang tak lain cucu dari sahabat kakekmu."

"Aisshhh..." Dia memejamkan matanya. Di dalam benaknya gadis itu tidak pernah menyangka bahwa ayahnya akan menjodohkannya dengan seseorang yang tidak ia kenal. Padahal dia baru saja kembali dari Paris. Itupun karena ayahnya yang tiba-tiba memintanya segera kembali ke Korea. Dia benar-benar merasa akan gila sekarang, untuk pertama kalinya dia mendapat pilihan hidup seperti ini.

---

Disisi lain seorang pria sedang memandang selembar foto seorang gadis sambil tersenyum. "Kwon Jennie..." Seorang pria paruh baya yang duduk di hadapannya sambil menunjuk foto tersebut. "Lahir di New York, 8 Agustus 1997. Pendidikan? Dia menghabiskan waktu belajarnya di luar negeri. Dan sekarang, memiliki bisnis fashion yang maju. Meski dengan usianya yang belum genap 20 tahun. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakak tertuanya perempuan, Kwon Ji Hyo dan kakak keduanya laki-laki Kwon Ji Yong. Dia gadis yang baik, sangat berbakat dalam berbagai bidang, pintar sudah pasti, dan tentunya cantik. Kau lihat sendiri kan? Dia bagaikan malaikat." Jelasnya panjang lebar dan kini meraih cangkir, dan menyeruput isinya yang masih agak panas.

"Jadi, dia gadis yang ayah maksud di jodohkan denganku?" Merebahkan punggungnya di sofa sambil tetap memegang foto gadis yang akan di jodohkan dengannya. Tanpa melihat ke arah ayahnya yang sedari tadi tersenyum yakin melihatnya.

"Ayah yakin kau tidak akan menolaknya. Sehun-ah kau akan sangat beruntung dapat memilikinya. Ayah mendapat informasi, banyak pria yang menyukainya, mencoba mendekatinya, dan bahkan melamarnya langsung ke ayahnya. Tapi di tolak." Menatap anaknya dengan tatapan penuh keyakinan. "Baik, aku menerimanya. Ini juga pesan mendiang kakek. Jadi, aku tidak akan menolak." Membuat ayahnya tersenyum lebar.

Jennie POV

Drrttt... Drrttt...

Aku terbangun mendengar ponselku. Kulihat ada pesan masuk. Ternyata dari sahabatku Krystal.

"Ya! Kau dimana!? Aku ada di cafe biasa. Cepatlah kesini! Aku takut diculik!"

Aku hanya tersenyum membaca pesan dari sahabatku ini. Dia adalah sahabatku saat aku berada di London. Kami satu sekolah dasar. Tapi setelah lulus, aku tinggal berpindah-pindah menuju belahan dunia lain untuk memperdalam pengetahuanku, meski begitu kami tetap menjalin hubungan hingga saat ini.

Aku beranjak mengambil tas dan jaketku. Kemudian berjalan menyusuri rumahku mencari Kim Ahjussi, kepala pelayan rumahku. Sambil menoleh kesana kemari. Aku melihatnya sedang berjalan menuju kamar ayah. "Ahjussi, aku akan pergi bertemu temanku. Apa ada mobil yang sudah siap?" Kim Ahjussi mengangguk. "Nona bisa langsung ke teras depan. Sudah ada mobil yang di keluarkan dari garasi, supir Im ada di sana." Jelasnya sambil menundukkan kepalanya. "Tolong beritahu ayah ya." Jawabku sambil beranjak meninggalkannya.

---

Setibanya di cafe, aku mencari keberadaan Krystal. Kemudian seseorang melambaikan tangannya ke arahku. Itu dia. "Kau sudah memesan?" Tanyaku melihat dua gelas minuman dingin dan dua piring cheese cake. Dia membalasku dengan anggukkan.

"Apa kau menerima perjodohanmu?" Tanyanya sambil menatapku. Iya, dia tahu semuanya. "Belum, dan sepertinya tidak." Jawabku ketus sambil menatap gelas minumanku. "Aku bicara seperti ini karena kau sahabatku. Menurutku, sebaiknya kau menerimanya. Jika kau tanya kenapa, karena itu pilihan orangtuamu. Seburuk-buruknya pilihan orangtuamu di matamu. Yakinlah, karena menurut mereka itu semua demi kebaikanmu. Lagipula semua permintaanmu selalu di turuti dan kau selalu hidup dengan caramu. Sekarang, cobalah mengikuti kata mereka. Tidak ada salahnya bukan?" Aku menatap sendu wajah Krystal. Memikirkan wajah orangtuaku yang banyak berkorban untukku. Hatiku sedikit tergetar. Aku merasa sangat egois.

"Akan kucoba saranmu." Balasku, membuat senyuman mengembang di wajah Krystal. Selama ini, setiap kali kami ada masalah, kami selalu saling memberi saran. Dan itu selalu berhasil. Untuk kesekian kalinya aku menerima saran sahabatku ini.

Author POV

Hari sudah petang. Terdengar suara mobil. Akhirnya Jennie tiba di rumah. Kim ahjussi langsung membukakan pintu sambil tersenyum. "Anda sudah pulang nona? Tuan sudah menunggu anda di ruang keluarga bersama nyonya dan kedua kakak anda. Apakah anda sudah makan malam? Mereka baru saja selesai makan malam. Jika anda belum mak.." Jennie menepuk bahu pelayannya itu, "Aku sudah makan. Aku akan pergi menemui mereka." Jawabnya sambil berjalan menuju ruang keluarga diikuti oleh Kim ahjussi.

Semua orang di dalam ruang keluarga melihat Jennie sesaat dirinya masuk dan memberi salam. Jennie kemudian duduk di samping ibunya, yang sekaligus berhadapan di depan sofa tempat duduk kedua kakaknya. Sedangkan ayahnya duduk di sofa utama yang berada di samping kanannya.

"Aku menerima perjodohan itu." Satu kalimat dari mulut Jennie yang sukses membuat semua anggota keluarganya termasuk pelayan yang ada di ruangan itu terbelalak sekaligus senang. "Sebelumnya aku minta maaf karena aku sempat berkata kasar kepada ayah tadi siang. Dan sekarang aku sudah memikirkannya dengan matang." Lanjutnya dengan senyum manisnya.

---

"Baiklah, aku sangat senang mendengarnya. Kita sekarang hanya perlu menyusunnya dengan rapi." Tuan Oh berbicara dengan seseorang di seberang sana melalui ponselnya. Dan kemudian mengakhirinya.

"Apa dia menerimanya?" Sehun yang baru masuk ke ruang kerja ayahnya, membuat Tuan Oh berbalik dan mengangguk sambil tersenyum senang.

"Lusa, kita akan mengunjungi keluarga Kwon. Kau, ayah dan ibumu. Kita akan kesana. Kau akan bertemu calon istrimu." Yang di jawab dengan anggukan oleh Sehun, dan tentunya senyuman manis di wajahnya.

"Kalau begitu, aku akan kembali ke kamarku." Jawab Sehun sambil menunjuk pintu ruang kerja ayahnya.

Sehun POV

Hatiku terasa terlepas ringan saat mendengar ayahku. Dia menerima perjodohan ini. Aku tak berhenti tersenyum mengingat wajahnya. Wajah gadis yang akan menjadi istriku. Aku duduk di kursi balkon kamarku. "Jennie-ya, aku mungkin akan gila saat bertemu denganmu lagi. Apa kau akan mengingatku?"

Aku berbicara sendiri sambil melihat bintang di langit seperti orang tidak waras. Ya, aku tidak waras karena gadis itu. Gadis yang kutemui saat di Paris 2 tahun lalu. Kwon Jennie, cinta pertamaku. Cinta pada pandangan pertama.

●●●●●

Hai, aku penulis baru. Dan ini adalah karya pertamaku. Aku awalnya cuman reader. Jadi, aku harap kalian suka. Aku bakalan seneng nerima saran dan kritik dari kalian. Cerita ini murni dari pikiran dan hayalanku😊
Semoga dapat diterima.

-----

JENG! JENG!
Karena cerita ini udah dibaca 2000 kali. Aku bakal update ulang biar gampang bagi yang gak follow aku buat baca cerita ini! 😊
-
Nanti partnya aku tandai [Re-Publish]

First And LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang