Sehun POV
Sudah seminggu Jennie belum juga sadarkan diri, aku selalu mendampinginya bersama dengan Sean dan Silvio putra bungsu kami.
"Jennie-ah, bangun dan lihatlah. Ini Silvio, aku memberikan ia nama sesuai dengan keinginanmu." Ucapku pada Jennie yang masih koma.
Jennie memilih nama Silvio yang berarti keberuntungan dalam Bahasa Latin.
Hari ini, orangtuaku, orang tua Jennie, Jongin hyung, Krystal, dan Tiffany ikut mengunjungi Jennie.
Secara bergiliran dan terus menerus kami membisikkan kalimat-kalimat penyemangat untuk Jennie.
"Ayah, tangan ibu bergerak." Ucap Sean yang menunjukkan tangan Jennie yang membalas genggaman tangannya.
"Jennie-ah, kami disini. Terus lakukan itu nak." Ibuku ikut menyemangati Jennie.
Semua orang kini menatap Jennie dengan intens hingga kami melihat Jennie meneteskan air matanya.
"Ibu..." Lirih Sean sambil memeluknya.
Jennie menggerakkan tangannya lagi dan kini ia mencoba membuka matanya.
"Yyeo-bbo..." Panggil Jennie sambil terus mencoba membuka matanya.
"Aku akan panggil dokter." Ucap Jongin hyung seraya berlari keluar ruangan.
"Jennie-ah..." Lirihku sambil terus menggenggam tangannya.
"Ss-Sehun..." Ucapnya lagi seraya menarik nafas panjang namun tubuhnya kembali melemas dan dia tidak sadarkan diri, saat itulah dokter masuk ke dalam ruangan dan segera mengeceknya dan memerintahkan perawat untuk menyiapkan defibrilator.
Dokter menyuruh semua anggota keluarga keluar kecuali aku yang meninta untuk tetap di dalam.
"200 joule! All clear!?" Ucap dokter tadi pada perawat.
"Clear!" Jawab dua orang perawat serempak sambil melihat monitor EKG.
Selama satu jam mereka terus mencobanya, tapi monitor terus menunjukkan garis lurus, dan membuat dokter berhenti.
"Maaf, Tuan Oh. Istri anda sudah tak bisa tertolong." Ucap dokter padaku seraya menunduk begitu juga dengan kedua perawat yang membantunya.
"Dokter kumohon sekali lagi. Kumohon padamu dokter. Istriku pasti akan bangun! Lakukan itu lagi dokter!" Ucapku setengah membentak namun dokter tersebut tetap meminta maaf padaku.
Aku sungguh merasa hancur. Aku tak bisa menahan air mataku lagi membuat semua keluargaku masuk.
Aku terus menangis memeluk Jennie. Orangtua, mertuaku, dan Sean tak bisa menahan tangis begitu juga dengan ketiga sahabatku.
"Sehun-ah..." Sebuah suara memanggilku dalam tangisku.
"Apa.." Tanyaku yang masih terisak.
"Sehun-ah..." Panggil suara itu lagi membuatku terdiam sejenak.
Aku melihat semua keluargaku yang kini juga menatapku.
"Sehun-ah..." Panggilnya lagi, yang ternyata adalah suara Jennie yang kini menatapku dengan tersenyum.
"Aku mencintaimu Oh Sehun."
"Aku lebih mencintaimu Oh Jennie."
THE END
HOPE YOU LIKE IT GUYS
WARNING TYPO!THANK YOU SO MUCH GUYS FOR YOUR ATTENTION, LOVE, TIME, VOTE AND COMMENT'S. TODAY IS FINAL OF MY DEBUT STORY. SEE YOU IN MY NEXT STORY...!
😊
---
LOVE AND HUG
@choji_26
KAMU SEDANG MEMBACA
First And Last
Fanfiction"Aku tidak bisa kembali padamu. Itu tidak akan mungkin, kaulah yang menentukan takdir kita dulu. Sekarang, pertanggung jawabkan itu, jika kau merasa sebagai laki - laki." ~ Kwon Jennie~ "Tidak bisakah kita memulainya dari awal? Aku tahu ini berat, t...