Author POV
Semua orang di dalam ruangan itu pun tersenyum lega dengan mata yang masih basah karena menangis.
"Yak! Apa tadi kau bercanda!? Bagaimana bisa kau melakukan itu pada kami semua huh!? Baru saja kau menjadi ibu tapi kau ingin langsung pergi!? Siapa yang akan mengurus suami dan anak-anakmu huh!? Kau ingin Sehun diambil orang!?" Ucap Krystal sambil memeluk Jennie yang terkekeh.
"Ini, kau belum sempat menggendongnya bukan?" Tiffany menyerahkan Silvio pada Jennie.
"Tunggu, dia sungguh anakku?" Tanya Jennie membuat semua orang bingung.
"Tentu saja dia anakmu. Namanya Silvio, Oh Silvio sesuai dengan yang kau inginkan." Jawab Sehun pada Jennie yang menatap Silvio.
"Tapi kenapa dia hanya mirip denganmu? Aku yang mengandungnya sembilan bulan, aku muntah dimana-mana, aku tak bisa tidur semalaman karena ia menendang, aku makan makanan yang tak kusuka karena mengidam. Tapi dia tak mirip denganku?" Ucap Jennie membuat semua orang berdecak.
"Aisshhh! Kenapa harus mempermasalahkan itu? Aku kira ada apa." Ucap Ny. Kwon sedikit kesal.
"Ibu tidak akan meninggalkanku kan?" Tanya Sean sambil menggenggam tangan Jennie.
"Tidak sayang. Ibu tidak akan meninggalkanmu." Jawab Jennie seraya mengelus puncak kepala Sean yang kini tersenyum.
---
2 Bulan Kemudian
"Yeobo... Bisa bantu aku sebentar?" Ucap Sehun sambil berjalan masuk ke kamar Sean mencari Jennie yang sedang membantu putra sulungnya itu memakai sepatu sekolahnya.
"Iya, sebentar. Oke, Seanku sudah siap." Ucap Jennie mengecup pipi Sean dan menuntunnya keluar yang di ikuti oleh Sehun.
"Yeobo!" Ucap Sehun menghentikan langkah Jennie dan Sean.
"Bantu aku." Lanjut Sehun kesal.
"Sean-ah kau pergi sarapan sendiri dulu oke?" Ucap Jennie pada Sean yang mengangguk dan berlari ke arah ruang makan.
"Ayo." Ucap Sehun sambil menarik tangan Jennie menuju kamar mareka.
Sehun kemudian meraih dasi berwarna biru tua dan memberikannya pada Jennie yang mengendus kesal karena hal sepele ini.
"Kau pasti bisa melakukannya sendiri, kenapa harus meminta bantuan Tuan Oh Sehun?" Ucap Jennie sambil memakaikan Sehun dasi.
"Karena aku ingin kau yang memakaikannya untukku Ny. Oh." Jawab Sehun tak mau kalah membuat Jennie terkekeh.
"Siap, ayo kita sarapan. Sean pasti sudah menunggu." Ucap Jennie berjalan lebih dulu sambil membawa jas Sehun dan diikuti oleh suaminya itu.
"Ibu, mana Silvio?" Tanya Sean saat Jennie dan Sehun tiba di ruang makan.
"Silvio tadi dimandikan ahjumma. Aku akan mengeceknya dulu." Ucap Jennie sambil berlalu pergi.
"Ahjumma, apa Silvio sudah siap?" Tanya Jennie masuk ke dalam kamar putra bungsunya itu.
"Sudah nyonya." Jawab Ahjumma seraya menyerahkan Silvio pada Jennie.
"Kau boleh istirahat ahjumma, terima kasih. Aku akan menyusui si kecil ini dulu. Kau pasti lapar bukan." Tanya Jennie pada Silvio yang tertawa khas bayi.
"Kalau begitu, saya permisi nyonya." Ucap ahjumma yang dijawab dengan anggukan oleh Jennie.
---
Setelah Jennie menyusui Silvio, ia kemudian turun menuju ruang makan yang terdapat di lantai bawah sambil menggendong si bungsu.
"Silvio..." Ucap Sean sambil berlari ke arah Jennie mencoba meraih Silvio dari gendongan ibunya. Jennie kemudian menunduk agar Sean bisa berinteraksi dengan adiknya itu.
"Hyung pergi sekolah dulu. Kau jangan nakal dan jangan merepotkan ibu." Ucap Sean mencium gemas pipi Silvio.
"Ayah dan Sean hyung berangkat dulu." Ucap Sehun yang juga mencium Silvio dan mengelus kepala Jennie.
"Hati-hati. Yeobo, jangan genit saat di kantor dan Sean jangan nakal pada teman perempuanmu." Ucap Jennie membuat Sehun dan Sean terkekeh.
---
Kehidupan Jennie setelah menikah dan memiliki anak sangat berbanding terbalik dengan kehidupannya dulu.
Waktu siang seperti ini ia biasanya akan tidur, bersantai, bermain game,jalan-jalan, atau berbelanja. Tapi sekarang semuanya berubah.
Waktu siangnya kini ia hanya mengurus dan menemani Silvio bermain. Dan untungnya, Sehun mempekerjakan pelayan yang sangat handal mengurusi keperluan keluarganya, jadi dia tidak terlalu pusing untuk memikirkan semuanya.
"Silvio!" Pekik Krystal dan Tiffany berlari ke arah Jennie dan Silvio yang sedang bermain di halaman belakang.
"Aigoo... Anak ini membuatku selalu merindukannya." Ucap Krystal sambil mengangkat Silvio dalam gendongannya.
"Tada... Imo membelikanmu mainan. Lihatlah, ini untuk Silvio dan ini untuk Sean." Ucap Tiffany sambil menyerahkannya pada Jennie.
"Sudah kubilang jika ingin memberi sesuatu, berikan yang bermanfaat." Ucap Jennie kesal pada Tiffany.
"Ini juga bermanfaat untuk menghibur diri." Jawab Tiffany santai membuat Krystal terkekeh karena dua wanita itu.
"Sudahlah, yang penting Sean dan Silvio senang. Bukan begitu sayang?" Ucap Krystak sambil berbicara pada Silvio yang sedari tadi tertawa karena Krystal menggodanya.
---
Paris, Perancis
"Ini sudah waktunya. Kita sudah tidak ada waktu lagi." Ucap seorang wanita pada wanita lainnya yang duduk di sofa sambil memegang gelas winenya.
"Kau semakin menyeramkan setelah sepupu kesayanganmu itu mati." Ucap wanita yang duduk di sofa itu sambil meneguk tandas winenya.
"Tentu saja, tanpa adanya Yoona eonni sebagai penghalang. Aku kini bebas melakukan apapun sesuai keinginanku." Ucap Irene dengan smirknya.
"Seulgi-ah, kita mulai permainannya." Lanjut Irene dengan penuh penekanan.
●●●●●
Hai! Pasti pada kaget karena aku update story ini lagi 😁
Maaf sebelumnya, soalnya salah satu reader dateng ke rumah komplain, yang tak lain adik aku yang juga baca cerita ini, dia marah sama aku karena endingnya NGEGANTUNG bikin nyesek 😂
Dan aku pikir kalian juga merasa begitu. So, aku akan tambah beberapa part 😂
HOPE YOU LIKE IT
KAMU SEDANG MEMBACA
First And Last
Fanfiction"Aku tidak bisa kembali padamu. Itu tidak akan mungkin, kaulah yang menentukan takdir kita dulu. Sekarang, pertanggung jawabkan itu, jika kau merasa sebagai laki - laki." ~ Kwon Jennie~ "Tidak bisakah kita memulainya dari awal? Aku tahu ini berat, t...