14

4.6K 250 6
                                    

Author Pov
Flashback

Angela semakin frustasi, dia merasa bodoh sampai menuruti saran dari pria yang sama sekali tidak dia kenal.
"Aku harus bertemu dengan pria itu. Dia harus tanggung jawab, Dzefin yang harusnya aku miliki bukan Jeremi." ucap Angela sambil berjalan masuk kedalam club berharap bisa bertemu dengan pria itu.

"Mencariku??? Bagaimana sukses?" ucap pria itu dengan senyum licik.
"Apanya yang berhasil?? Benar aku memang menelponnya tapi yang mengangkat bukan dia. Tapi malah orang lain."

"Terus kamu melakukannya dengan orang lain? Hebaaaat."

"Hebat apanya??? Dia adalah teman pria yang aku cintai. Tapi tunggu?? Waktu itu kamu bilang pria Indonesia. Darimana kamu tau dia pria Indonesia?" tanya Angela dengan heran.

"Itu tidak penting, yang jelas aku akan membantumu mendapatkannya." ucap pria itu.
"Siapa kamu sebenarnya?? " tanya Angela dengan penasaran.

Lalu pria itu berbalik dan tersenyum.
"Aku adalah ..."

Flashback Off.

~~~~

"Apa?? Andrew mana bisa aku kesana sekarang???"

"Maaf tuan, tapi ini tidak bisa dibicarakan dalam telepon atau dalam email."

"Baiklah Andrew, aku akan kesana secepatnya."

Dzefin menutup teleponnya, dia memijit pelipisnya. Dia sangat lelah harus memikul beban yang sangat berat.
"Bos mohon tanda tangan." Andi menyerahkan berkas untuk di tanda tangan oleh Dzefin.
"Apa ada masalah???" tanya Andi, dia sudah mendengar semua dari Dzefin jadi dia tau tentang masalah yang dipikul oleh Dzefin.

"Andrew menelpon katanya aku harus ke Inggris secepatnya."

"Mengenai kematian pak Jeremi??"

"Iya, tapi banyak pekerjaan Andi. Aku tidak bisa kesana apalagi malam ini."

"Harus malam ini?"

"Iya."

"Kalau menurut saya lebih bos pergi saja malam ini. Saya akan pesankan tiket. Masalah pekerjaan saya akan tangani. Kecuali pekerjaan yang memang membutuhkan keputusan bos seperti dengan pak Gibran itu bisa saya atur ulang jadwalnya. Pak akan lebih cepat jika ini diselesaikan segera."

Dzefin mencerna semua ucapan Andi. Ternyata tidak salah dia berbagai dengan Andi. Dia mamlih menerima dan memberi saran.
"Terimakasih Andi, baiklah pesankan aku tiket. Aku harus pulang untuk siap-siap."

"Iya bos, tapi tunggu tanda tangan dulu."

"Oh iya." lalu Dzefin menandatangani berkas.

"Satu lagi bos."

"Apa??"

"Maaf bukan saya ikut campur, lebih baik istri bapak jangan tau kalau anda akan ke inggris untuk mencari tahu kebeneran kematian teman anda. Karena, seperti yang anda ceritakan kalau istri anda tidak ingin kematian pak Jeremi di selidiki. Takutnya ini akan menghambat."

"Kamu tidak usah khawatir, terimakasih saranmu Andi."

"Iya pak sama-sama."

Lalu Dzefin keluar dari ruangannya. Andi menatap bosnya.
"Semoga dia bisa cepat-cepat menyelesaikan masalahnya."

~~~

Stefany Pov

Aku hanya diam, ketika Marco mengajakku ke toko perhiasan untuk membeli cincin pertunangan.
"Fy???"

Dating Delayed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang