Author Pov
Sudah beberapa hari Dzefin tinggal dirumahnya dulu. Dia tidak memaksa Andi untuk tinggal karena dia paham Andi punya keluarga.
Sementara Andi sedang sibuk dengan barang-barang lama milik Dzefin.
"Bos kuliah di Bisnis??""Iya, aku memang harus kuliah di jurusan itu." jawab Dzefin sambil memejamkan matanya. Dia sangat lelah, memikirkan hal tentang kematian Jeremi, perasaannya pada Fy, dan rasa empati pada Angela.
"Ini buku siapa??" Andi menunjuk sebuah buku ilmu bisnis.
"Milik Jeremi, Andi bisakah kamu biarkan aku tidur?""Iya bos maaf, silahkan kalau mau istirahat." lalu Andi membuka buku milik Jeremi dan ada beberapa coretan tulisan tangan Jeremi.
"Benar kata bos, tulisan tangan tuan Jeremi sangat bagus dan rapih." lalu Andi masih ingat dengan copy-an surat wasiat dari Jeremi."Akh iya aku belum selesai membaca surat itu." lalu dia mengambil surat wasiat itu dari tasnya dan mulai membaca.
"Memang dia punya tulisan yang bagus, tapi tunggu???" Andi membuka buku itu dan kemudian membandingkan tulisan yang ada dalam buku dan tulisan yang ada pada surat."Aku tau tulisan seseorang akan berubah, tapi itu terjadi ketika masih kecil dan jika sudah besar akan sama saja. Tulisan tanganku saja tidak berubah sejak SMP." Andi terus mengamati huruf-huruf yang ada.
"Apa tulisan ini palsu??? Apa mungkin ada seseorang yang memanipulasi surat wasiat? Tapi tanda tangannya??" Andi melihat Dzefin yang tidur pulas, dia tidak tega membangunkan bosnya.
"Apa aku telpon Andrew???" lalu dia menelpon Andrew.
"Hallo Andrew?? Ini Andi anda tau saya??""Iya, kau adalah sekretaris tuan Dzefin??"
"Benar."
"Ada apa??? "
"Aku menemukan sesuatu yang janggal."
"Apa itu??"
"Tulisan tangan yang ada di surat wasiat tuan Jeremi."
"Apa, maksudmu??"
Lalu Andi menceritakan tentang perbedaan antara tulisan yang ada di surat wasiat dan tulisan yang ada dibuku Jeremi.
"Coba kau kirim copy-an surat wasiat itu melalui telegram, dan juga tulisan dari buku itu."
"Baik, akan aku kirimkan. Akh iya cek tanda tangannya juga."
"Baik, thanks Andi kau sudah membantuku"
"It's oke, you're welcome"
Andi, mengakhiri telponnya dia menatap Dzefin yang tidur pulas.
"Aku harap ini bisa membantu, dan masalah ini cepat selesai."~~~~
Stefany Pov
Ini namanya perasaan gila, hampir saja aku tidak fokus ketika melakukan pertemuan dengan pak Gibran. Mengingat kejadian kemarin jantungku berdegup kencang.
"Sudah selesai honey???" aku hampir saja lupa kalau ada Marco yang menjemputku. Dia mendekatiku dan akan memelukku.
"Marco ini tempat umum.""Why?? Kamu tunanganku Fy, apa aku tidak boleh memelukmu??"
"Tidak sekarang, ayo kita masuk." aku langsung masuk kedalam mobil.
"Kita langsung ke kantor saja Marco, karena aku harus bertemu dengan Dzefin untuk melaporkan hasil meetingku dengan pak Gibran."
Marco hanya diam, dia menatap lurus kearah jalan.
"Ada apa??"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dating Delayed (COMPLETED)
RomanceSedang Revisi. [Sequel from Believe Me] Menunggumu adalah yang aku lakukan karena kamu berjanji akan kembali. Memang kamu kembali tapi kenapa kamu membawa seorang yang kamu sebut sebagai istri. Kenapa??? Copyright©2017 by ParkMincreung