21

5.6K 297 6
                                    

Author Pov

Sudah beberapa hari Dzefin tinggal dirumahnya dulu. Dia tidak memaksa Andi untuk tinggal karena dia paham Andi punya keluarga.

Sementara Andi sedang sibuk dengan barang-barang lama milik Dzefin.
"Bos kuliah di Bisnis??"

"Iya, aku memang harus kuliah di jurusan itu." jawab Dzefin sambil memejamkan matanya. Dia sangat lelah,  memikirkan hal tentang kematian Jeremi, perasaannya pada Fy,  dan rasa empati pada Angela.

"Ini buku siapa??" Andi menunjuk sebuah buku ilmu bisnis.
"Milik Jeremi,  Andi bisakah kamu biarkan aku tidur?"

"Iya bos maaf,  silahkan kalau mau istirahat." lalu Andi membuka buku milik Jeremi dan ada beberapa coretan tulisan tangan Jeremi.
"Benar kata bos, tulisan tangan tuan Jeremi sangat bagus dan rapih." lalu Andi masih ingat dengan copy-an surat wasiat dari Jeremi.

"Akh iya aku belum selesai membaca surat itu." lalu dia mengambil surat wasiat itu dari tasnya dan mulai membaca.
"Memang dia punya tulisan yang bagus, tapi tunggu???" Andi membuka buku itu dan kemudian membandingkan tulisan yang ada dalam buku dan tulisan yang ada pada surat.

"Aku tau tulisan seseorang akan berubah, tapi itu terjadi ketika masih kecil dan jika sudah besar akan sama saja. Tulisan tanganku saja tidak berubah sejak SMP." Andi terus mengamati huruf-huruf yang ada.

"Apa tulisan ini palsu???  Apa mungkin ada seseorang yang memanipulasi surat wasiat? Tapi tanda tangannya??" Andi melihat Dzefin yang tidur pulas,  dia tidak tega membangunkan bosnya.

"Apa aku telpon Andrew???" lalu dia menelpon Andrew.
"Hallo Andrew??  Ini Andi anda tau saya??"

"Iya,  kau adalah sekretaris tuan Dzefin??"

"Benar."

"Ada apa??? "

"Aku menemukan sesuatu yang janggal."

"Apa itu??"

"Tulisan tangan yang ada di surat wasiat tuan Jeremi."

"Apa, maksudmu??"

Lalu Andi menceritakan tentang  perbedaan  antara  tulisan  yang  ada  di surat  wasiat  dan  tulisan  yang  ada  dibuku  Jeremi.

"Coba  kau  kirim  copy-an surat wasiat itu  melalui telegram, dan  juga  tulisan  dari  buku  itu."

"Baik, akan  aku  kirimkan. Akh  iya  cek  tanda  tangannya  juga."

"Baik, thanks  Andi  kau  sudah  membantuku"

"It's oke, you're welcome"

Andi, mengakhiri telponnya  dia  menatap  Dzefin yang  tidur  pulas.
"Aku harap ini  bisa  membantu, dan masalah  ini  cepat  selesai."

~~~~

Stefany  Pov

Ini  namanya  perasaan  gila, hampir saja aku  tidak fokus  ketika melakukan  pertemuan dengan  pak  Gibran. Mengingat kejadian  kemarin jantungku berdegup  kencang.

"Sudah  selesai  honey???" aku  hampir  saja  lupa kalau  ada  Marco  yang  menjemputku. Dia  mendekatiku dan  akan  memelukku.
"Marco  ini  tempat  umum."

"Why?? Kamu  tunanganku Fy, apa  aku  tidak boleh  memelukmu??"

"Tidak  sekarang, ayo  kita  masuk." aku langsung masuk  kedalam  mobil.
"Kita  langsung  ke  kantor  saja  Marco, karena  aku harus bertemu dengan Dzefin untuk  melaporkan  hasil  meetingku  dengan  pak  Gibran."
Marco hanya diam,  dia menatap lurus kearah jalan.
"Ada apa??"

Dating Delayed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang