9

5.2K 292 6
                                        

Sama seperti Fy, Dzefin juga akan datang ke peternakan.
"Kamu tidak ajak Angela??" tanya Dave
"Tidak pah nanti dia kecapean disana aku akan berkeliling mengantar mahasiswa yang akan observasi." jawab Dzefin.
"Sekali-sekali kamu ajak Angela jalan-jalan. Dia juga butuh refreshing Dzef." ucap Fitri sambil menyiapkan makanan.

"Nanti kalau aku engga sibuk mah, lagipula aku belum ada waktu."

"Terserah kamu saja." akhirnya Fitri menyerah.

"Aku berangkat dulu mah, pah." Dzefin langsung berpamitan pada orang tuanya. Dari atas tangga Angela memperhatikan obrolan ketiga orang itu.

"Kamu selalu membuat jarak Dzefin, aku harus menghapus semua jarak itu." ucap Angela dengan menahan amarah. Sedangkan Dafi yang tidak bisa mendengar apa yang diucapkan Angela hanya, memandang aneh dari kejauhan.



"Selamat pagi nona."sapa seorang pegawai di peternakan yang bertugas menjaga peternakan ini.
"Iya pagi, kira-kira jam berapa mulainya?" tanya Fy pada petugas itu."sebentar. lagi kita menunggu seseorang yang akan memimpin mahasiswa melakukan observasi." jawab petugas.
"Nah itu sudah datang." Lalu Fy menoleh dan ternyata Dzefin.

"Sial!! Kenapa Dzefin???" umpat Fy dalam hati.
"Maaf terlambat, apa mahasiswa sudah datang?" tanya Dzefin. Dia menggunakan polo shirt dibalik jaket kulitnya. Sekali lagi Fy terpesona dengan penampilan Dzefin.

"Sudah tuan."

"Bagus, kumpulkan mereka dan kita akan mulai 5 menit lagi pak."

"Baik."

Lalu petugas itu pergi meninggalkan Fy dan Dzefin.

"Hai Fy selamat pagi." sapa Dzefin pada Fy yang masih berdiri membisu didekat mobilnya.
"Akh ya pagi." jawab Fy dengan gugup.
"Aku harap kita bisa bekerjasama." Dzefin langsung berjalan meninggalkan Fy. Ada rasa hangat dalam diri Fy, baik tubuhnya maupun pipinya.

"Sadar Fy, suami orang lain. Jangan pernah berfikir macam-macam." Fy mengetuk-ngetuk kepalanya.



Dzefin menjelaskan secara detail tentang peternakan ini, dia masih hafal mulai dari jumlah sapi dan kuda yang ada disini. Tentunya dia dapat informasi dari pekerja disini, tapi dia mampu menjelaskan semuanya pada mahasiswa.

"Baiklah hanya itu penjelasan saya, jika kalian ingin tahu lebih detail tanya pada pekerja disini." ucap Dzefin pada mahasiswa yang datang.

"Pak tolong koordinasi siapa yang akan mengobservasi dibagian kuda dan siapa yang akan mengobservasi bagian sapi. Pastikan mereka harus bisa melakukan tugasnya dengan baik." titah Dzefin dan langsung diangguki oleh petugas itu.

Dzefin melihat kandang kuda yang tidak jauh darinya, disana terdapat kuda berwarna hitam pekat. Lalu Dzefin masuk dan langsung menyapa kuda itu.

"Hai Dzeny??? Apa kabar?? Kamu sudah besar juga." Dzefin mengusap kepala kuda itu dengan sayang.
"Apa tuan mau mencoba menungganginya??" tanya petugas disana.
"Aku tidak yakin apa aku masih bisa atau tidak. Tapi aku akan mencobanya." lalu Dzefin membawa kudanya ke area lapang khusus untuk bermain kuda.

Fy dari tadi hanya duduk santai dia memang tidak terlalu menarik datang kesini. Apalagi dia pernah mengalami kejadian kurang mengenakan ketika datang disini waktu kecil.

"Itu Dzefin?? Dia mau main kuda???" Fy yang duduk disebuah gazebo merasa tertarik ketika Dzefin akan menunggangi kuda. Dia berjalan menuju lapang untuk melihat Dzefin menunggangi kuda.
"Apa kuda itu??"

"Fy mau naik kuda??" Fy terkejut karena lagi-lagi Dzefin menyapanya terlebih dulu.
"Tidak, terimakasih." tolak Fy.
Lalu Dzefin turun dan menuntun kudanya.
"Kamu serius tidak mau menunggangi kuda kita??" Jantung Fy bergemuruh, apa yang dimaksud dengan kuda kita?? Lalu Fy melihat kuda itu dan pandangannya tertuju pada kalung yang ada di leher kuda itu yang bertulisan 'Dzeny.'

Dating Delayed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang