EXTRA PART

10K 341 6
                                    

Stefany menatap seorang gadis berusia 7 tahun. Dia duduk sambil menyilangkan tangannya. Dia melipat tangan bagian kaos olahraga, rambut panjang yang diikat ekor kuda berantakan.

"Angela, sudah berapa kali mommy katakan kamu jangan berantem disekolah." ucap Stefany sambil menghela nafas. Dia harus ekstra sabar menghadapi Angela yang sering membuat ulah disekolah. Contohnya sekarang, Angela baru saja berantem dengan temannya dan temannya itu seorang anak laki-laki.

"Mom, Fahri yang salah bukan Angel." Angel menunjuk bocah yang tidak kalah kacau, dia sambil memegang lengannya yang terluka akibat di cakar oleh Angel.
"Angela, mom tidak pernah ngajarin kamu ngelukain orang lain."

"Dan aku juga engga bakal ngelukain orang kalau dia engga nyakitin aku, mom!!" Angela langsung memalingkan wajahnya. Dia merasa orang yang selalu disalahkan.
"Sudah bu Stefany, engga apa-apa nanti saya bawa kerumah sakit." ucap Anita ibunya Fahri.
"Tapi bu, saya merasa engga enak. Kesannya anak saya itu berandalan." ucap Stefany dengan nada lirih.
Anita tersenyum lalu duduk disamping Angel.

"Coba tante mau tanya, kata kamu tidak akan menyakiti orang lain kalau orang itu tidak menyakitimu?" tanya Anita.
"Fahri yang salah tante."

"Angela?!" Stefany hampir saja memarahi Angel, tapi Anita memberi syarat.
"Apa salah Fahri??" tanya Anita.
"Dia selalu mengejekku, aku menunjukan photo keluargaku pada teman-teman. Lalu kata mereka wajah aku tidak mirip sama mommy dan daddy, bahkan dengan shawn adikku saja tidak mirip." lalu Anita dan Stefany menunggu kelanjutan ceritanya.
"Lalu salah Fahri?? Katanya teman-teman yang bilang. Tapi kenapa kamu berantemnya sama Fahri?"

"Dia yang paling parah mengejekku, mereka hanya berkata 'Angela, kenapa kamu yang berbeda. Mata orang tua dan adikmu sama, cuma kamu yang berbeda?' aku jawab kalau bola mata ini sama dengan grandma bahkan nenek buyut juga. Tapi Fahri bilang kalau aku itu anak pungut, aku bukan anak kandung mommy dan daddyku." Angela langsung menangis, karena dia selalu di ejek karena berbeda.

"Kalau begitu, tindakan kamu benar Angela. Orang yang bilang seperti itu padamu, harus kamu hajar."
Fahri terkejut karena secara tidak langsung dia tidak dibela oleh mamahnya.

"Maaah!!!"

"Fahri, mamah tidak pernah mengajarkan untuk menghina atau mengejek orang lain. Bu Stefany, saya yang harus minta maaf karena anak saya sudah menyakiti hati Angela."

Stefany hanya diam bibirnya kelu. Dia melihat Angela dengan sedih dan perasaan bersalah.
"Mamah, Fahri yang terluka mah kenapa Fahri yang harus minta maaf?" Fahri tidak terima, dia menatap tajam Angela.

"Apa kamu melotot?? Mau aku hajar lagi?" Angela langsung berdiri, dia bahkan melipat tangan kaosnya.
"Angel cukup!! Kamu mau berantem didepan Mommy??" Angel langsung menunduk, dia hampir menangis sedangkan Stefany terkejut dia telah membantak Angel.

"Apa salah aku mom?? Kenapa bola mataku beda dari kalian? Kenapa karena bola mata saja aku harus di ejek oleh teman-temanku!!!" Angel langsung berlari, dia pergi dari ruang guru.
"Aduh maaf ya udah buat keributan. Bu Anita sekali lagi saya minta maaf, saya janji Angel tidak akan melakukan ini lagi."

"Tidak apa-apa bu, saya juga minta maaf atas kelakuan putra saya."

"Kalau begitu saya permisi." Stefany langsung keluar menyusul Angel.

~~~~

Dzefin duduk sambil menghadap laptop. Sesekali dia mengerutkan dahinya ketika melihat laporan perusahaan yang dia pegang.
"Fiuuh, kalau Andi minggu depan engga pulang gadang terus. Dikantor kerja pulang kerumah kerja juga."

"Any trouble???" Fy menyimpan teh madu dan langsung mengecup pipi Dzefin.
"Namanya juga kerjaan, oh ya gimana tadi masalah Angela??"

Lalu Fy duduk di kursi sebelahnya.
"Dia berantem sama anaknya Andi." jawab Fy, lalu Dzefin terkekeh.
"Ikh ekspresi apa itu?? Anak Andi kan cowok, masa Putri kita berantem sama anak cowok?"

"Siapa yang menang?" tanya Dzefin.
"Angela lah siapa lagi??" mendengar jawaban Fy, kini Dzefin tidak bisa menahan tawanya.
"Dzefiiin?!"

"Iya, maaf. Udah jangan cemberut gitu, nanti aku minta maaf sama Andi kalau dia pulang dari Madura."

Fy menarik nafas panjang, sesungguhnya dia merasa bersalah tidak memberitahu dari awal siapa Angela sebenarnya.
"Dzefin, kenapa kita tidak beri beritahu dia sekarang saja?? Dia sering berkelahi karena teman-temannya sering mengejek Angela yang berbeda dari kita."
Dzefin menarik pelan kepala istrinya dan menyandarkannya dipundaknya. Diusapnya dengan lembut kepala Fy.

"Aku juga ingin, tapi ibunya menginginkan kita memberitahunya ketika dia berusia 17 tahun."
"Aku tidak menyangka putri kita akan diejek terus, meski mereka anak-anak tapi tetap saja menyakiti hati aku. Selama dia sekolah disana, dia tidak punya teman. Dia menjadi orang yang menutup dirinya dari orang lain."

"Perlahan kita akan ajarkan dia pentingnya bersosialisasi dengan orang lain. Sudahlah Fy, kamu sekarang fokus saja dengan tugasmu." Dzefin mengecup kening istrinya.

Tok tok tok

Dzefin dan Fy langsung melihat kearah pintu.
"Masuk, tidak dikunci kok." ucap Fy, lalu pintu terbuka.
"Mom, dad!!" Angela datang, dia membawa boneka beruang favoritnya.

"Iya sayang sini, ada apa kok malem kesini engga bisa tidur?"

"Maaf mom, apa aku ganggu?"

"Tidak apa-apa, ada apa?"

"Hmm, mom dad boleh Angel pindah sekolah???"

Dzefin dan Fy langsung saling menatap.
"Kenapa kamu mau pindah sekolah? Disana ada tante Anjani yang menjaga kamu."

"Tapi Angel engga betah sekolah disana mom."

"Sini ngobrol sama daddy, coba beri alasan kenapa Angel engga betah sekolah disana? Udah 3 tahun loh, masa pindah?" Dzefin langsung mendudukan Angela di pahanya.

"Aku ngerasa engga cocok aja dad, please izinin aku pindah sekolah." Dzefin tersenyum lalu menatap Fy.
"Engga cocok gimana Angel??" Fy masih mencoba bertanya pada Angela.

"Aku ingin sekolah yang bertaraf internasional. Orang-orang nya sama kaya Angel. Dari rambut, mata kulit aku ingin disana dad."

"Dari mana kamu tau sekolah itu?" tanya Fy.
"Dari google, Angel pinjem ponsel tante Anjani.
"Anak zaman sekarang super canggih." Dzefin langsung mendapatkan cubitan dari Fy.
"Aw sakit Fy, kenapa nyubit?"

"Udah deh diem!! Angel, mom minta kamu jangan pindah sekolah?"

"Kenapa mom?"

"Coba kamu sabar disana baru 3 tahun."

"Dan mom mau aku menderita selama 6 tahun sekolah disana? No mom, aku mau pindah TITIK." Angela langsung turun dari pangkuan Dzefin dan langsung keluar dari kamar.

"Gimana?"

"Turuti aja Fy, baru kali ini dia punya permintaan."

"Baiklah, besok aku cari sekolah yang cocok buat Angel."

"Biar Angel aja yang pilih Fy."

"Oke-oke biar princess Angel aja yang pilih."

"Nah gitu dong baru istri dan ibu yang baik bagi anak-anakku." Dzefin mengacak rambut Fy.
"Ekh aku lebih tua darimu." Fy lansung merapihkan rambut salonnya.
"Uuuhh tumben ngaku lebih tua." Dzefin mencubit pipi istrinya dengan gemas.
"Dzefiiiiiiiiiin!!!!" Fy langsung berdiri dan langsung tidur dikasur.
"Ikh marah ya? Maaf deh."

"Bodo!!"

"Hey jangan munggungin suami kalau tidur dosa."

Fy langsung berbalik dan menatap Dzefin tajam.

"Aku engga munggungin kamu tapi, kita tidur pake garis khatulistiwa." Fy meletakan guling di antara mereka.
"Yaaaah Fy, maaf dong masa pake penghalang segala."

"Bodo."

Akhirnya Dzefin mengalah dan dia tidur bersama istrinya dengan penghalang.

~~~~
💁 Jelas engga sih extra partnya??
Oh yaa ada yang suka Dafi?? Kalau kalian minat mau buat cerita dengan catatan kalau Author nya engga males.😁

Dating Delayed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang