18

5K 266 8
                                    

Dzefin Pov

Aku langsung menatap Angela dengan marah.
"Aku takut mengganggu kamu Dzefin. " ucap  Angela  dengan  pelan.
"Karena itu aku menelpon kamu untuk menanyakan kabar. Apa artinya pekerjaan dibandingkan kondisi adikku." aku tidak habis fikir dengan Angela,  bahkan harusnya dia jujur kalau Dafi sakit.

"Maafkan aku." ucapnya.

"Sudahlah Dzefin,  ini rumah sakit. Kamu bahas nanti saja. Angela,  mamah harap kamu tidak melakukan kesalahan ini lagi."

Aku langsung masuk dan melihat Fy sekilas. Aku masih ingat perkataan Citra tentang Marco yang bertemu dengan perempuan.
"Kakak??" Dafi terlihat lemas,  aku merasa menyesal membentaknya waktu itu.
"Gimana keadaanmu?" aku  duduk  disampingnya  sambil  mengacak  rambutnya.

"Kak aku sudah besar masih  saja mengacak rambutku." aku  tersenyum melihat respon Dafi  yang  tidak pernah  berubah.
"Kakak kapan  pulang???"

"Baru  saja, aku pulang karena ada pekerjaan disini karena ada klien yang ingin melakukan kesepakatan. Lalu ketika  sampai  di  bandara  Andi  memberitahu  kakak  kamu  masuk  rumah sakit." jawabku.

"Terimakasih nak  Andi, berkat  kamu  Dzefin  pulang  diwaktu yang tepat." ucap  mamah.
"Akh  sama-sama  nyonya, saya  juga  tau  dari  bu  Stefany. Kita  bertemu  saat  akan naik lift dikantor." jawab  Andi  dengan  ramah.

"Thanks Fy  kamu  udah  ngasih  tau  Andi." ucapku dengan canggung.
"Iya  tidak  apa-apa, itu  kebetulan  aja  aku  bertemu  dengan  Andi." ucapnya dengan  datar.
"Daf, ini aku  bawain  kue  lapis  dan  jus  buah  naga."

"Wah, thanks kak  Fy. Tau  aja  aku  lagi  mau  makan  ini. Makanan  rumah  sakit  itu  sangat  menyebalkan." dia  itu  sudah  lulus SMA  tapi  ketika  dengan  keluarga manjanya  tingkat  akut.

"You're welcome."

"Makasih  sayang  kamu  udah  nyempetin jenguk Dafi." ucap  Mamah

"Iya  tante  sama-sama, Dafi  juga  adik  aku. Oh  ya  aku  harus  pergi, tidak  enak  ada  Marco  diluar. Aku  permisi  dulu  semuanya." lalu  dia keluar  dari  kamar  inap  Dafi.

"Dafi, kakak  juga  mau pergi."

"Loh, Dzefin kenapa kamu buru-buru ?" tanya  mamah."
"Maaf mah,  aku harus pergi. Aku dan Andi banyak pekerjaan. "

"Tapi nak??"

"Mah,  tolong!! Dan antar Angela pulang juga." aku menatap dingin Angela.
"Kamu tidak pulang kerumah??" tanya  mamah  lagi.

"kemungkinan tidak." jawabku yang langsung mencium pipi mamah dan mengacak rambut Dafi."
"Kak jaga kesehatan,  jangan sampai masuk rumah sakit kaya aku."
Aku tersenyum mendengar pesan Dafi.
"Kami permisi." ucap Andi berpamitan.

~~~~

Author pov

"Gimana dok hasilnya???" tanya Nino pada dokter Irwan.
"Benar dugaan Dafi,  susu itu di campur racun yang cukup berbahaya."Jawab dokter Irwan.
"Seriusss??? Apa  racun itu  lebih berbahaya dari  sianida??" Nino terkejut dia tidak percaya,  kalau saja Dafi ceroboh.

"Entahlah, sekarang  kita masih  berusaha  mencari  tau." jawab  dokter  Irwan.
"Aku tidak percaya,  hampir saja aku kehilangan sahabatku sendiri." gumam Nino.
"Sebenarnya siapa yang melakukan itu??" tanya dokter Irwan.
"Maaf dok,  saya belum bisa memberitahu sekarang. Yang jelas, saya dan Dafi percaya pada dokter kalau dokter akan merahasiakan ini pada semua orang." jawab Nino.
"Baiklah detektif Upin dan Ipin." ucap dokter Irwan dengan nada bercanda.

Dating Delayed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang