13

4.5K 250 4
                                    

Dzefin Pov

Aku masih bergelut dengan pekerjaan yang sangat menumpuk. Bahkan proyekku dengan pak Gibran sudah deal. Rasanya aku bahagia, karena dia sangat puas dengan presentasiku tadi siang.

"Masih lama??" Angela membawakanku segelas teh.
"Iya aku harus menyelesaikannya malam ini. Oh ya apa kamu lihat charger laptopku??" tanyaku pada Angela.

"Tidak, bukannya suka ada dalam tasmu?Akan aku carikan." lalu dia berdiri dari duduknya.
"Tidak usah Angela kamu tidur saja,  aku akan pinjam milik Dafi kebetulan merk laptopnya sama."

"Baiklah jangan lupa minum tehnya."

"Iya nanti aku minum."

Aku tersenyum dan beranjak dari kursi. Aku harap Dafi mau aku pinjami charger, dia biasanya pelit masalah barang.

Aku mengetuk pintu kamar Dafi,  tapi ketika aku dorong sedikit pintunya terbuka. Aku masuk kedalam kamar adikku yang manja.
"Daf,  kakak pinjem charger laptop." aku sedikit berteriak dan sepertinya dia berada di kamar mandi.

Aku berinisiatif untuk mencari charger,  dan ternyata tergeletak di atas kasur didekat laptop.
Aku mengambil charger dan aku penasaran apa yang sedang dia kerjakan dilaptop mengingat sekolah dia sudah beres.

Lalu aku melihat layar laptop terdapat email dari Nino dan saat aku baca ternyata……
"Kakak apa yang kamu lakukan di kamarku?"

Aku menatap sinis Dafi,  bagaimana bisa dia melakukan hal ini.
"Kakak???" dia terkejut dan langsung gugup.
"Apa yang kalian lakukan???" aku menatap Dafi yang berdiri mematung.
"Aku hanya merasa ada sesuatu yang aneh dengan pernikahan kakak."

"Ini urusan kakak, kamu tidak usah ikut campur urusan kakak."

"Kak, kenapa menyakiti kak  Fy? Kenapa kakak mengakui kalau  bayi yang ada dalam  kandungannya adalah bayi kakak??"

Aku berusaha menahan emosi, ternyata adikku tidak bisa di  anggap remeh. Dia benar-benar sudah besar dan punya  pemikiran yang dewasa.

"Apa lagi yang kamu ketahui Dafi,  KATAKAN??!"

"Sampai teman kakak meninggal bukan karena kecelakaan tapi karena dibunuh."

Aku memejamkan mata,  mencoba mengontrol emosi. Aku tidak mau membentak Dafi lagi.

"Dafi,  kakak mohon jangan ikut campur dengan urusan kakak. Semua rasa ingin tau kamu tentang masalah  ini, kakak  mohon  jangan ikut  campur."

"Kak??  Kenapa bisa melakukan ini?"

"Sudah kakak bilang jangan ingin tahu lebih lanjut."

"Kak……"

"Cukup,  ini urusan kakak. Dafi kamu jangan ikut campur. Satu lagi, jangan  beritahu siapapun tentang kebenaran pernikahan kakak. Tentang anak yang  dikandung  Angela, cukup kamu dan Nino yang  tau." lalu aku pergi dari kamar Dafi dengan perasaan marah.

~~~~

Author Pov

Angela langsung pergi ketika mendengar Dzefin akan keluar dari kamar Dafi.
"Untung saja aku menemukan charger laptop Dzefin, kalau tidak? Mungkin aku tidak akan tau kalau bocah itu sudah mulai curiga." ucap Angela dengan sinis.

Lalu Angela keluar dari persembunyiannya.
"Aku harus membuat Stefany punya pacar." lalu Angela berjalan menuju kamarnya.
"Dzefin ini charger kamu." Angela memberikan charger  laptop milik Dzefin.
"Iya terimakasih." ucap Dzefin  dengan  dingin.
"Ada apa???"

"Tidak  apa-apa, kamu  istirahat saja. Aku  harus  keluar  menjernihkan pikiranku."

"Kemana?? Ini sudah malam."

Dating Delayed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang