Hati-hati ada typos.
~~~
"Rama, ayo dong makan sotonya. Aku bikin sendiri lho."
Ini sudah bujukan Ify yang kesekian kalinya. Kini dia sedang berada di kediaman Rama empat hari pertama di bulan Januari.
Rama yang masih fokus pada PS-nya hanya diam. Lama-lama ia muak juga dengan tingkah Ify.
"Rama, ih, makan dong!" Ucap Ify sambil menyodorkan sendok yang berisi soto ayam Surabaya kesukaan Rama.
Rama kepalang kesal. Ia pun membanting stick PS-nya yang baru ia beli dua minggu lalu.
"Pulang lo!" Omel Rama sambil menatap Ify tajam.
Ify meneguk air ludahnya. Benda cair itu terasa padat begitu melewati tenggorokan, sakit. Tangannya yang memegang sendok sedikit gemetar. Bibirnya juga langsung menutup rapat.
"Tap-"
"GUE BILANG PULANG!!!"
Kali ini suara Rama sudah naik satu oktaf. Sudah suaranya berat, terus teriak. Bisa dibayangin gimana seremnya Rama?
Ify masih membeku di tempat. Ingin bergerak pun rasanya berat. Rama menatap Ify yang belum beranjak dari tempat.
"Oh, lo gak mau pergi? Yaudah, kalo gitu gue aja yang pergi. Puas-puasin aja lo di rumah gue." Ucap Rama sambil bangkit dari duduknya. Disambarnya jaket yang bertengger di pinggir sofa. Tak lupa ponsel pintar digenggamannya.
Rama pun meninggalkan Ify begitu saja. Sendok yang masih digenggam Ify langsung Ify banting ke karpet dengan keras. Tangannya mengepal keras. Ia kesal, amat sangat kesal.
~~~
"Jangan... kau pilih dia.. Pilihlah aku.. yang mampu mencintamu lebih dari dia.."
Suara pas-pasan di bawah standar milik Maya itu menyanyikan lagu Yura dan Glenn-Cinta dan rahasia. Kini dirinya sedang karaoke di ruang tengah dengan bermodalkan instrumental yang ia download di google. Bi Eti yang sedang memasukkan bahan belanjaan ke dalam kulkas hanya tersenyum melihat kelakuan anak majikannya.
"Tak bisa kau salahkan...."
Berakhirlah suara sumbang Maya, hamdalah-in dong.
LINE!
Mata Maya langsung terbelalak begitu melihat notif line dari Rama melalui pop-up yang muncul. Untuk memastikan semua bukan khayalannya, Maya menekan pop-up itu dan terlihatlah dengan jelas chat dari Rama.
Rama : Lo dimana?
Buru-buru Maya membalasnya.
Maya : Rumah. Kenapa?
Rama : Ada acara?
Maya : Gak ada kok. Kenapa, Ram?
Rama : Gue depan rumah lo.
Mata Maya membulat. Segera ia berlari ke pintu dan menuju gerbang depan. ADA. Rama ada di sana. Dengan jaket, helm, dan motor ninjanya. Maya pun menghampirinya.
"Ada apaan, Ram?" Tanya Maya. Rama yang menyadari bahwa ada Maya langsung membuka helm full face-nya.
"Makan yuk!"
Delapan huruf, dua kata dan satu kalimat ajakan itu langsung membuat Maya merasa terbang.
"Hah? Lo.. ngajak gue makan, Ram?"
"Mau gak? Gue belom makan siang nih."
Dengan cepat Maya mengangguk. Rama tersenyum miring.
"Nih." Ucap Rama sambil melempar helm. Maya menangkapnya sigap.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose To Love You ✔
Teen FictionWanita dikodratkan untuk dikejar, sedangkan lelaki dikodratkan untuk mengejar. Setuju? Yup, kebanyakan manusia setuju akan hal itu. Tapi, pengecualian untuk Maya. Seorang gadis yang nyaris 3 tahun mengejar seorang lelaki yang ia sukai, Rama. Hmm...